Posted in Diary, Living in Matsuyama

Budaya Yuru-chara dan Mikyan si Maskot dari Prefektur Ehime

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 30 Juni 2023

Pernah memperhatikan tidak, jika di Jepang banyak sekali terdapat maskot atau karakter fiksi? Mulai dari yang lucu menggemaskan hingga yang unik dan absurd.

Budaya Yuru-chara

Yuru-chara (ゆるキャラ, yuru kyara) adalah istilah Jepang untuk karakter maskot, istilah ini diciptakan oleh ilustrator dan kritikus budaya Jun Miura pada tahun 2004. “Yuru” adalah kata sifat dari “Yurui” dalam bahasa Jepang yang artinya longgar. Dalam konteks ini mengandung konotasi lemah lembut, santai, atau periang. “Kyara” berasal dari kata serapan “kyarakuta” yang berarti karakter.

Yuru-chara biasanya dibuat untuk mempromosikan tempat atau wilayah, acara, organisasi atau bisnis. Mereka dicirikan oleh desain mereka yang kawaii (imut) dan simpel, seringkali menggabungkan motif yang mewakili budaya, sejarah, atau produk lokal. Hampir setiap prefektur, kota, perusahaan, atau bahkan festival lokal, memiliki maskotnya sendiri. Di Jepang terdapat ribuan maskot yang berbeda.

Maskot juga digunakan untuk mewakili prefektur di Jepang. Semua 47 prefektur memiliki maskot ‘promosi’ mereka sendiri, dan tidak terbatas hanya pada satu maskot per prefektur. Misalnya, Osaka memiliki lebih dari 40 perwakilan maskot.

Menurut survei yang dilakukan Nippon Research Center di Jepang dari November hingga Desember 2022, 38 persen responden menyukai Kumamon, maskot Prefektur Kumamoto. Kumamon adalah maskot lokal paling populer di Jepang, diikuti oleh Funasshi dari Kota Funabashi, Prefektur Chiba. Dengan berperan sebagai ambasador, karakter seperti Kumamon dan Funasshi membantu meningkatkan daya tarik terhadap kota atau prefektur asal mereka dan berkontribusi pada peningkatan pembangunan pariwisata dan ekonomi.

Setiap Yuru-Chara berjuang untuk mendapatkan peringkat dan popularitas teratas di Grand Prix Yuru-Chara yang diadakan setiap tahunnya di Jepang.

Dulu, saya pernah dijelaskan oleh kenalan orang Jepang mengapa begitu banyak maskot dan karakter fiksi di Jepang sebagai simbol bagi kota, perusahaan dan lainnya. Katanya, menurut riset yang dilakukan (orang Jepang melakukan riset untuk berbagai macam lini kehidupan bukibuk) bahwa jika ingin merubah perilaku orang dewasa, mempromosikan sesuatu kepada orang dewasa dan tujuan sejenisnya maka sebaiknya menggunakan karakter fiksi yang disukai anak-anak, mengapa? agar ketika di rumah, anak-anak secara tidak langsung mengajak orang tuanya sesuai dengan ajakan si karakter fiksi kesukaan mereka ini.

Seperti contoh, kampanye membuang sampah ditempatnya dengan menggunakan maskot atau karakter fiksi berbentuk binatang yang lucu, maka anak-anak akan mengajak orang tuanya untuk merubah perilaku agar membuang sampah ditempatnya seperti si maskot lucu tersebut. Jadi, menyampaikan pesan kepada orang dewasa melalui anak-anak. Hebat sekali risetnya menurut saya, karena di Jepang maskot ada ribuan dan bertebaran dimana-mana, dikantor dan lainnya namun tidak membuat orang dewasa jadi terlihat kekanak-kanakkan. Malah pesannya jadi tersampaikan dengan baik kepada orang dewasa.

Selain alasan untuk meningkatkan ekonomi dan pariwisata daerah, untuk mengubah perilaku orang dewasa melalui anak-anak, banyak hal lain terkait sejarah dan budaya Jepang yang menjadi latar belakang mengapa budaya Yuru-chara atau maskot ini sangat populer di Jepang, bisa kita ketahui lebih dalam di sumber yang lainnya ya bukibuk.

Bagaimana dengan di Prefektur Ehime sendiri?

Mican atau Mikyan

Mikyan adalah maskot resmi Prefektur Ehime. Ia merupakan paduan antara jeruk mikan dan anjing. Seperti artikel sebelumnya, di sini, Jeruk Mikan adalah buah populer dari Ehime. Peta Prefektur Ehime menyerupai anjing berlari, dan postfix ‘yaken’ yang digunakan dalam dialek Ehime secara kebetulan termasuk salah satu bacaan kanji untuk anjing (ken).

Nama Mikyan dipilih berdasarkan survei publik. Nama ini menggabungkan kata “mikan” dan gonggongan anak anjing dalam bahasa Jepang “kyan”. “Mikyan” juga memasukkan kata bahasa Inggris “can”, yang menunjukkan sikap positif.

Mikyan berwarna jingga, kedua telinganya daun jeruk dan ada bunga jeruk di ujung ekornya. Mikyan berhasil duduk di peringkat kedua pada Yuru-Chara Grand Prix 2015, sehingga menaikkan popularitasnya di Jepang.

Jika berkunjung ke Kota Matsuyama kalian akan menemukan Mikyan dimana-mana diseluruh kota. Terdapat Mican Center di Ehime prefectural government office, di sana juga kalian akan menemukan Mobil Mican yang disediakan oleh grup Toyota pada bulan September 2015 dengan plat nomornya adalah 1111, yang berasal dari hari ulang tahun Mican (11 November). Kalian juga bisa mengunjungi Mikyan Park Baishinji, sebuah kompleks yang memiliki pabrik pengolahan mikan Ehime, sebuah kafe untuk menikmati berbagai jeruk dan banyak lagi sambil menikmati pantai didekatnya.

Biodata Mikyan (sumber: Mikyan name , shikoku tours )

  • Tanggal lahir: November 11, 2011 (plesetan dari kata “one” (satu) dan “wan-wan,” onomatopoeia Jepang untuk gonggongan anjing)
  • Tempat lahir: Prefektur Ehime
  • Kepribadian: bright, curious, and enthusiastic. Optimistic and cheerful.
  • Pekerjaan: Bekerja penuh waktu sebagai Humas untuk Prfektur Ehime
  • Charm points: Hidung berbentuk hati dan ekor bunga jeruk Mikan
  • Makanan kesukaan: Semua yang berasal dari Anything from Prefektur Ehime, khususnya jeruk Mikan
  • Hal yang disukai: Olahraga, traveling, makan.

Maskot lainnya yang ada di Prefektur Ehime

  • Dark Mikyan, adalah maskot saingan Mikyan dari Prefektur Ehime. Dia memulai debutnya pada tahun 2015 untuk mempromosikan Grand Prix Yuru-Chara 2015. Menurut legenda, Dark Mikyan lahir sebagai jeruk mikan di luar Ehime, jadi dia tidak bisa menjadi buah yang sempurna seperti Mikyan
  • Komican adalah anak anjing/puppy berbentuk jeruk yang merupakan sahabat Mikyan
  • Bary-san adalah maskot Kota Imabari, Prefektur Ehime yang merupakan seekor burung yang lahir dan dibesarkan di Imabari. Barysan memenangkan juara pertama di Yuru-Chara Grand Prix 2012
  • Happy Kaba-kun, maskot pemadam kebakaran kota Matsuyama yang merupakan kuda nil berwarna biru.
  • Chappun-Jiyan, maskot dari kota Saijo, Prefektur Ehime adalah setetes air berusia 32.324 tahun dengan topi tinggi dan tongkat, yang mengalir di sisi Gunung Ishizuchi
  • Mican-maru, maskot dari kota Iyo, Prefektur Ehime
  • Date Nannyo, maskot dari kota Uwajima, Prefektur Ehime
  • Ole-kun, Tamahime-chan, Iyo-Kanta and Ippei-Kun, adalah maskot untuk Ehime Footbal Club yang berbentuk jeruk Mikan
  • dan masih banyak lagi!

Wassalam.

Referensi

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke10

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Diary, Living in Matsuyama

Mikan, Si Jeruk Populer dari Prefektur Ehime

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 28 Juni 2023

Mikan – 蜜柑 (みかん): dibacanya Mikang dengan “ng”, adalah nama Jepang untuk buah Citrus Unshiu, sejenis jeruk mandarin, yang populer di kalangan masyarakat Jepang karena manfaat kesehatannya dan rasa buahnya yang manis.

Mikan berasal dari selatan Jepang sekitar empat ratus tahun yang lalu, dan nama resminya adalah “Unshiu Mikan”. Di Amerika Serikat, sering dijual sebagai jeruk mandarin Jepang atau jeruk Satsuma.

Ehime adalah salah satu area produksi jeruk terkemuka di Jepang. Prefektur Ehime menghasilkan banyak buah jeruk yang bisa dinikmati sepanjang tahun. Prefektur Ehime menduduki peringkat pertama di negara Jepang baik dari segi jumlah jenis jeruk maupun total panen.

Per tahunnya Ehime memproduksi lebih dari 200.000 ton jeruk. Prefektur Ehime memiliki lebih dari 100 tahun produksi jeruk, menanam lebih dari 40 varietas buah jeruk (merupakan jumlah tertinggi di Jepang), terdapat 11 varietas buah jeruk yang dapat kamu nikmati sepanjang tahun. Kalian bisa cek di sini.

Dua varietas yang paling terkenal adalah ‘Unshu Mikan (Satsuma mandarin)’ dan ‘Beni-Madonna’ yang dipanen masing-masing dari Oktober hingga Maret, dan akhir November hingga awal Januari.

Pada tahun 2007, Ehime mendirikan “Research Institute for Citrus Fruits” sebagai lembaga pertama di Jepang yang menjadi pusat penelitian teknologi dan peningkatan kualitas buah jeruk. Terdapat website untuk Laporan Penelitian Mikan oleh Universitas Ehime, kalian bisa cek di sini.

Jika kalian berkunjung ke Prefektur Ehime, kalian bisa melihat jeruk dan warna oranye ada dimana-mana. Pertama kali mendarat di bandara Matsuyama, Ibu kota Prefektur Ehime kalian akan menemukan Mikan Juice Tower, menara yang terbuat dari tumpukan gelas champagne membentuk menara yang berisi jus Mikan keluar dari keran.

Jeruk di Ehime rasanya manis sedikit asam (di Indonesia kan manisnya kaya jus jeruk kemasan baru dibilang jeruk manis), tidak berbiji, dan mudah dikupas karena kulitnya yang tipis dan mirip dengan jeruk mandarin. Sekali kupas, kalian bisa langsung memakannya utuh, enak!

Hampir sepanjang tahun selalu ada jeruk, namun puncaknya sekitaran musim gugur dan musim dingin (bulan oktober sampai bulan januari). Pada puncak musim panen buah jeruk terdapat banyak perkebunan yang tersebar di seluruh pulau Ehime yang menawarkan kesempatan untuk memetik mikan. Banyak perkebunan mengizinkan kita membawa pulang mikan.

Orange Picking Trip Mahasiswa Internasional Ehime University di sponsori oleh Lions Club Matsuyama saat akhir pekan ke perkebunan Mikan untuk memetik dan mencicipi sepuasnya, circa 2018-2019

Selain Mikan segar, banyak juga produk berbahan dasar Mikan yang bisa dinikmati, mulai dari dessert, selai, jus, jelly hingga lauk pauk. Hanya di Prefektur Ehime kalian akan menemukan Kit Kat dengan rasa Mikan.

Di toko-toko Mikan di Dōgo Onsen dan Matsuyama Ropeway Shopping Street, kita dapat membeli oleh-oleh dan juga menikmati jus segar dan gelato dari Mikan. Terdapat minuman dan makanan ringan, bumbu dan saus. Tidak hanya makanan tetapi juga minyak esensial dan kosmetik.

Terdapat beberapa kafe yang khusus menjual jus jeruk dengan berbagai konsentrasi kepekatan jeruk yang berbeda disetiap menu jusnya, kalian bisa pilih mana yang disukai.

POM Juice atau biasa disebut Ponjusu merupakan brand minuman jus jeruk terkenal dari Ehime Beverage Inc. dari Prefektur Ehime, dengan botol kemasan 800 ml kalian akan menemukannya dimanapun di Prefektur Ehime. Rasanya khas, manis agak asam dan pahit, katanya siy karena kulit jeruknya ikut dalam proses pembuatan jusnya. Orang-orang tua di Matsuyama senang mengkonsumsi Ponjusu karena dipercaya baik bagi kesehatan. Selain dalam bentuk jus, Ponjusu juga dijual dalam bentuk jelly, permen keras, permen lunak.

Jadi kangen rasanya menikmati Mikan hampir sepanjang tahun di Matsuyama.

Wassalam.

Referensi

Referensi lainnya

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke9

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Diary, Great Enthusiasm, Holiday Trip, Living in Matsuyama

Shimanami Kaido Cycling Road

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 23 Juni 2023

Siapa yang suka bersepeda? yuk simak cerita saya kali ini…

Shimanami Kaido Cycling Roads adalah salah satu rute sepeda paling terkenal dan menakjubkan di Jepang yang menarik banyak pengendara sepeda dari seluruh dunia. Terpilih sebagai salah satu dari “7 rute sepeda terbaik di dunia” oleh CNN.

“Kaido” 海道 berarti “the road of sea” dalam bahasa Jepang. Rute bersepeda ini memiliki jarak sepanjang 70 km dari Honshu (Kota Onomichi, Prefektur Hiroshima) ke Shikoku (Kota Imabari, Prefektur Ehime), atau sebaliknya. Menyeberangi enam pulau (Mukojima, Innoshima, Ikuchishima, Omishima, Hakatashima, dan Oshima) yang menghiasi Laut Pedalaman Seto dan sembilan jembatan yang menghubungkan pulau-pulau antara Kepulauan Honshu dan Shikoku.

Rute ini juga dikenal tidak hanya jaraknya, tetapi juga bagian yang menanjak dan menurun. Ketinggian di atas permukaan laut untuk sebagian besar jembatan adalah sekitar 40 meter. Dengan kata lain, setiap kali melintasi jembatan, kita harus menaiki dan menuruni tanjakan yang curam. Khususnya Jembatan Kurushima-Kaikyo, yang harus kita seberangi berada 65 meter di atas permukaan laut, jadi lerengnya lumayan curam.

Sebagai jalur bersepeda nomor satu di Jepang, akses dan fasilitasnya sangat baik. Beberapa alasan lain yang membuat rute ini sangat terkenal yaitu:

  • Karena pemandangan indah yang dijalin oleh keindahan alam dan keindahan buatan manusia. Keindahan alam banyak pulau yang menghiasi Laut Pedalaman Seto, dan keindahan struktur jembatan yang menghubungkan pulau-pulau tersebut;
  • Terdapat garis penanda berwarna biru sepanjang rute mulai dari Stasiun JR Onomichi ke Stasiun JR Imabari. Garis biru ini adalah peta jalan bagi pengendara sepeda agar tidak tersesat dan rute ini adalah rute terendek dan juga termudah yang bisa dilewati; Di luar “rute garis biru” utama, ada banyak rute tambahan yang bisa kita ambil dengan berkelok-kelok di sekitar berbagai pulau yang dilewati; seluruh rute sebenarnya terdiri dari lebih dari 250 kilometer rute sepeda.
  • Sistem persewaan sepeda yang solid. Penyewaan sepeda tersedia di sepanjang “Shimanami Kaido” antara Kota Onomichi dan Kota Imabari sehingga kita dapat sepenuhnya menikmati bersepeda, kita juga bisa bebas menitipkan sepeda di terminal persewaan sepeda di setiap area. Ingin menggunakan sepeda jenis apapun tersedia, termasuk sepeda khusus untuk membawa balita.
  • Terdapat lebih dari 150 vendor bagi pengendara sepeda termasuk toko ritel, wisma, jasa pengiriman barang dan lainnya saling mendukung dan berpartisipasi dalam program rute sepeda ini, menyediakan tempat istirahat di mana pengendara sepeda dapat dengan bebas berhenti. Selain pompa angin, stand sepeda, bangku, dan sejenisnya, mereka juga menyediakan air minum dan toilet untuk digunakan.
  • Berbagai fasilitas menerima para pesepeda, kita dapat membawa sepeda pribadi tanpa harus khawatir. Kita dapat menurunkan sepeda di beberapa hotel dan ryokan (penginapan Jepang) di Kota Imabari.

Musim terbaik untuk bersepeda di Shimanami Kaido adalah musim semi dan musim gugur, tetapi rute sepeda ini dapat dinikmati sepanjang tahun. Untuk lebih detailnya kalian bisa cek di website resminya, di sini.

Durasi menyelesaikan seluruh rute dapat dilakukan dalam 3 hingga 4 jam, aturan umum bagi pesepeda untuk tujuan rekreasi dengan sepeda sewaan standar kurang lebih menempuh jarak 10km per jam. Ditambah satu jam untuk istirahat makan siang, namun kadang jadi lebih waktunya karena banyak berhenti untuk menikmati pemandangan, mengambil dokumentasi dan mengunjungi beberapa tempat wisata dan mampir di kafe.

Sehingga biasanya disarankan untuk menginap satu malam, perhentian semalam yang paling populer adalah Setoda di Pulau Ikuchijima dan Pulau Omishima hal ini karena lokasi tersebut berada di setengah rute perjalanan dan ketersediaan akomodasi serta tempat makan. Namun bagi yang memakai sepeda sewaan harus diingat bahwa sepeda disewa per hari.

Kalian bisa mendapatkan panduan lengkap tentang Shimanami Kaido Cycling Roadnya di brosur sini.

Pengalaman pribadi saya bersepeda di Shimanami Kaido Cycling Road ini ada 2 kali, 1 kali perjalanan dengan rute 44 km trip bareng satu lab, sisanya hanya 12-10 km ikut tur dari kampus. Pengalaman ini saya bagikan di instagram saya, jadi tulisannya pun saya ambil dari caption di feed saya dengan sedikit perubahan. Beberapa foto dan video lengkapnya ada di instagram.

Pengalaman paling berkesan adalah yang pertama kali saat akhir Musim Panas, 8-9 September 2017, saya berangkat dengan Sensei dan teman-teman di lab, totalnya delapan orang (4 orang Indonesia termasuk A kun yang saat itu masih berusia 9 tahun)

Setelah menginap 1 malam di Ryokan di Pulau Hakata. Ryokan adalah hotel ala Jepang, meskipun berada di daerah terpencil, harganya sama seperti hotel berbintang, ada onsennya juga! Kami bersepeda menyusuri rute Shimanami Kaido. Separuh jalan dari total 70 km kami lalui dari Pulau Hakata. Banyak berhenti, berbotol-botol pocari sweat, panas terik karena musim panas tapi pemandangan sepanjang jalan itu bagus banget… dari bawah jembatan, tepi pantai, dari atas jembatan… semua indah Masya Allah. (IG bisa lihat di sini)

Menyusuri jalan di Pulau Hakata, sepi sekali

Memulai perjalanan Dari Pulau Hakata menuju Imabari Stasion, kami berfoto di depan tempat penyewaan sepeda
Beristirahat sejenak setelah separuh perjalanan dari total 44 km! di belakang kami adalah Kurushima Kaiyo Bridge struktur jembatan suspension terpanjang di dunia ketika selesai, pada tahun 1999.

Latihan mentalnya sama kaya naik gunung, sanggup atau berhenti di tengah jalan?
dan Mamah takjub sama A kun, dengan roda sepeda yang diameternya jauh lebih kecil dari sepeda orag dewasa lainnya, dia sanggup selalu ada di grup depan bareng sama Sensei dan rekan-rekan Jepang. Sewaktu saya tanya A kun, “Kok kamu bisa terus gowes nak, nggak capek?” Dia jawab: “Setiap kali A kun capek, A kun menyemangati diri sendiri dan terus pengen cepat-cepat ada di depan, biar bisa gowes santai nantinya sambil nungguin Mamah yang jauh di belakang”. (IG bisa lihat di sini dan ini)

Mamah bangga sama A kun!
Lihat garis biru di jalan yang merupakan petunjuk arah rute bersepeda agar tidak tersesat. Jika ada belokan begini berarti kita akan menurun atau menanjak.

Finally, we made it! 44 km by bike!! pengalaman yang tidak akan terlupakan!! 44 km, 6 jam (termasuk stop-stop di mini market untuk beli minum dan ke toilet, stop di tempat jual es krim), 9 botol pocari sweat 600 ml berdua dengan A kun.

Karena rute ini merupakan rute pariwisata, jadi untuk urusan sewa sepeda, angkut koper atau bawaan sudah tersedia, mudah tinggal cek website terkait Naik sepeda bawa balita? Bisa!

Pengalaman berikutnya pada November 2019, Trip dari kampus untuk para International students di akhir pekan bekerja sama dengan Dinas pariwisata Ehime Prefektur (Maaf, A kun tidak boleh ikut). Berhubung pernah punya pengalaman dengan 44 km, sehingga yang 12 km ini lumayan lebih santai. Saya bisa menjadi orang kedua (perempuan pertama) yang tiba lebih dahulu diantara rombongan mahasiswa asing, Alhamdulillah yei!

Cycling di Shimanami Kaido kedua, November 2019

Pengalaman bersepeda seperti di Shimanami Kaido Cycling Road ini seperti pengalaman naik gunung dan pengalaman lanjut sekolah: melelahkan, kadang menemukan sesuatu yang menyenangkan, kadang ingin menyerah ditengah jalan tapi ketika sudah berhasil dilewati rasanya kangen masa-masa berjuangnya.

Bagi yang sedang berjuang (seperti saya juga), yuk terus semangat nanti masa ini akan kita kangenin!

Wassalam.

Referensi

Referensi lainnya

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke8

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Diary, Great Enthusiasm, Holiday Trip, Living in Matsuyama

Man Made Beauty of Ehime Ken (part. 2)

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Kamis, 22 Juni 2023

Lanjut part. 2 ya bukibuk, jika tulisan sebelumnya kita bercerita tentang Matsuyama Castle (松山城, Matsuyama-jō), Uchiko (内子) Townscape, dan Shimanami Kaido (しまなみ海道, Shimanami Kaidō) kali ini kita bercerita tentang beberapa bangunan bersejarah lainnya, beberapa museum dan tempat ikonik lainnya yang ada di Prefektur Ehime.

Saat ini lagi musim liburan sekolah anak-anak kan bukibuk, kita liburan virtual aja dulu ya.

Botchan Karakuri Clock

Jam Botchan Karakuri didirikan di Hōjō-en, terletak di depan Stasiun Dōgo Onsen, pada tahun 1994 untuk memperingati ulang tahun keseratus Dōgo Onsen Honkan. Monumen ini merupakan landmark terkenal dan tempat populer di area tersebut.

Jam Karakuri muncul dengan musik yang diiringi karakter dari novel klasik yang sangat terkenal di Jepang berjudul “Botchan” karya Soseki Natsume, di mana Dōgo Onsen muncul. Pertunjukan berlangsung setiap jam (setiap 30 menit pada akhir pekan, hari libur, dan acara lainnya) antara pukul 08.00 dan 22.00. Sebanyak 20 karakter yang dikenal dari novel tersebut akan mulai bergerak mengikuti musik.

Kisah pengalaman pribadi saya mengunjungi Botchan Karakuri Clock dan sekitar area Dogo ini bisa di lihat di blog ini dengan judul Stroll around Dogo, saat itu Oktober 2016 saya baru beberapa hari tiba di Jepang.

Dogo Onsen Honkan

Dogo Onsen Honkan adalah onsen (mata air panas) tertua di Jepang dengan sejarah lebih dari 3.000 tahun. Disebutkan dalam teks kuno Kojiki dan Manyoshu. Disebut-sebut sebagai satu-satunya fasilitas bintang 3 Michelin di wilayah Shikoku.

Pemandian ini letaknya satu komplek wisata dengan Botchan Karakuri Clock, merupakan fitur ikonik dari Matsuyama yang menjadi latar dalam novel “Botchan” karya penulis terkenal Jepang Soseki Natsume,dan banyak mahakarya sastra dan film lainnya.

Bangunan utamanya, struktur kayu bergaya kastil tiga lantai, telah ditetapkan sebagai a National Tangible Cultural Property Jepang. Pernah dilakukan renovasi pada tahun 1894 (Tahun Meiji 27) dan saat ini sedang dilakukan preservation maintenance sejak dimulai pada 15 Januari 2019.

Ini adalah pertama kalinya di Jepang, an Important Cultural Property, untuk pemandian umum menjalani pekerjaan konservasi dan perbaikan sambil tetap buka untuk bisnis. Lantai dua, di mana ada kamar untuk bersantai, dan area di atasnya ditutup, tetapi lantai satu terbuka untuk mandi.

Bangunan lainnya, “Tsubaki-no-Yu” dibangun pada tahun 1953 saat Festival Olahraga Nasional ke-8 diadakan di Shikoku. Itu direnovasi pada tahun 1984, dan kemudian diperbaharui sepenuhnya dan dibuka kembali pada tanggal 26 Desember 2017.

Bangunan paviliun baru, “Asuka-no-Yu”, yang mengadopsi gaya arsitektur abad ke-6 hingga ke-8 (Periode Asuka), dibuka pada bulan September 2017.

Selama di Jepang saya belum pernah mandi di pemandian umum atau Onsen seperti ini, meskipun ada kamar mandi privatnya juga dan sangat disayangkan jika belum pernah merasakan mandi di Onsen tertua di Jepang ini. Saya tidak bisa membayangkan telan*jang di depan perempuan lain, MALU!

Namun mengenai Dogo Onsen, Sensei saya banyak melakukan riset dan membantu pemerintah terkait pekerjaan konservasi dan perbaikan Dogo Onsen tersebut. Sering mendengar riset-riset anak S2 di lab terkait hal ini, ikut bangga dong muridnya yang satu ini!

Ehime Prefectural Science Museum

Museum Sains Prefektur Ehime berdiri di kaki Gunung Ishizuchi di Kota Niihama, di sebelah Jalan Tol Matsuyama. Didirikan pada tahun 1994 sebagai fasilitas yang menyajikan pengetahuan ilmiah termasuk sejarah alam, lingkungan, biologi, astronomi, industri, dan teknologi melalui pengalaman langsung yang interaktif.

Museum ini memiliki Planetarium dengan layar berbentuk kubah terbesar di dunia (hingga tahun 2010), dengan diameter 30m dan lebih dari 25.000 bintang dapat diproyeksikan sekaligus ke layar kubah besar planetarium berkapasitas 300 kursi ini. Di antara highlight lainnya adalah dinosaurus animatronik seukuran aslinya – Tyrannosaurus Rex dan Triceratops, dengan gerakan realistis menjadi latar hits untuk foto kenang-kenangan di sini.

Lima bangunan di kompleks yang luas ini dirancang oleh arsitek Jepang terkenal dunia, Kisho Kurokawa. Bangunan-bangunan ini dicirikan oleh bentuk geometris yang berbeda menciptakan suasana semi-futuristik.

Museum Sains Prefektur Ehime merupakan tempat wisata dan museum pertama yang saya dan A kun kunjungi ketika tiba di Jepang. Pengalamannya luar biasa, semua hal terkait Alam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi lengkap hadir di sini. Mulai dari penjelasan teori Newton dengan Apel jatuhnya, kehidupan purbakala dengan dinosaurus dan hewan lainnya sampai luar angkasa dan teknologi terkini. Anak-anak tidak akan pernah bosan untuk berkunjung ke sini, karena banyak display museum yang juga bisa dijadikan tempat bermain sambil belajar, seru!

A kun dengan latar atap Ehime Prefectural Science Museum yang berbentuk kerucut

Imabari Towel Museum

Museum handuk pertama di dunia yang didedikasikan untuk seni pembuatan handuk. Museum ini memperkenalkan pengunjung pada “budaya handuk” Imabari, kota penghasil handuk terbesar di Jepang.

Pengunjung dapat melihat proses produksi handuk dan karya seni handuk, dan dapat membeli pilihan lengkap produk dan karya seni handuk, bersama dengan makanan khas lokal Shikoku. Terdapat juga pajangan handuk tradisional yang rumit, karya seni yang terbuat dari handuk, pameran proses pembuatan handuk, dan bahkan ada area taman yang kaya akan keindahan sesuai musim.

Kompleks Towel Museum ini mulai beroperasi pada tahun 1974 dan membuka museum dengan tujuan untuk memamerkan handuk sebagai bentuk seni.

Setiap langkah produksi handuk, mulai dari menenun hingga pencelupan benang, merupakan keterampilan yang disempurnakan oleh pengrajin dengan pengalaman bertahun-tahun. Dengan sejumlah inovasi desain yang mengesankan, handuk ini terkenal akan kualitas dan pengerjaannya yang luar biasa.

Jangan salah bukibuk, handuk selebar sapu tangan saja sungguh mehong cyn, namun kualitasnya terbaik di Jepang bahkan merupakan produk ekspor.

Di museum ini juga terdapat galeri dan pajangan menarik dari selimut besar berwarna-warni yang dibuat oleh Kathy Nakajima, seorang seniman selimut Hawaii yang terkenal.

Hal paling berkesan adalah melihat display dari 1.800 gulungan benang dalam sekitar 200 warna berbeda yang mengubah dinding menjadi kanvas warna-warni. Spot foto paling keren dan unik!

Imabari Towel Museum, di belakang saya adalah salah satu sudut display dari 1.800 gulungan benang dalam sekitar 200 warna berbeda.

Selain di atas, masih banyak lagi tempat buatan manusia yang menarik untuk dikunjungi di Prefektur Ehime seperti Ehime Museum of Art, Ishiteji Museum, Shimonada Station, Iyonada Monogatari, Minetopia Besshi (Besshi Copper Mine), Tobe Zoological Park of Ehime Prefecture, Tobe Ware Ceramics Town, Toyo’s Machupichu “Tonaru”, Kuma Skiland, Ikazaki Kite Museum, Asahi Brewery Shikoku dan masih banyak lagi.

Dari semua tempat di Prefektur Ehime baik keindahan alamnya maupun keindahan buatan manusia, saya banyak sekali mendapat pelajaran dari bagaimana orang Jepang melestarikan alam dan bangunan bersejarahnya, bagaimana sesuatu hal yang menurut kita hal biasa menjadi luar biasa jika kita berusaha bersungguh-sungguh melakukannya (seperti banyak museum di Jepang yang unik), bagaimana riset akademisi bisa mendukung pemerintah dan mampu disajikan kepada publik dengan cara sederhana dan mudah dipahami bahkan oleh anak-anak, dan tentunya tempat bermain tidak hanya pergi ke Mall.

Wassalam.

Referensi

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke7

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Diary, Great Enthusiasm, Holiday Trip, Living in Matsuyama

Man Made Beauty of Ehime Ken

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 21 Juni 2023

Setelah cerita sedikit tentang keindahan alamnya, mari kita cerita soal keindahan buatan manusia yang menjadi daya tarik Prefektur Ehime.

Banyak sekali tempat-tempat menarik di Prefektur Ehime yang bisa kita kunjungi, mulai dari Kastil-kastil dan bangunan bersejarah, Jembatan dan bangunan air, Kebun bunga dan taman, Bangunan dengan arsitektur modern, serta Museum dan Galeri Seni.

Matsuyama Castle (松山城, Matsuyama-jō)

Matsuyama jo adalah kastil Jepang yang dibangun pada tahun 1603 di Gunung Katsuyama, di kota Matsuyama. Kastil ini adalah salah satu dari dua belas kastil Jepang yang masih memiliki tenshu (tipologi arsitektur yang ditemukan di kompleks kastil Jepang) aslinya. Kastil ini telah dilindungi sebagai Situs Sejarah Nasional sejak tahun 1952. Matsuyama jo juga disebut Kastil Iyo-Matsuyama untuk membedakannya dari Kastil Bitchū Matsuyama di Okayama.

Jaraknya hanya sekitar 10 menit jalan kaki dari kampus dan Apato saya, dan tempat wajib yang harus dikunjungi jika ada tamu dari Indonesia berkunjung.

Terlepas dari lokasi kastil di puncak bukit yang curam, kereta gantung dan kursi gantung (ropeway and chairlift) membuatnya mudah diakses. Sebagai alternatif, kita dapat mendaki bukit kastil (Katsuyama) dari dasar stasiun kereta gantung atau dari Taman Ninomaru. Saya dan teman-teman beserta anak-anak lebih suka jalan mendaki bukitnya sampai ke kastil. Parkir sepeda (hanya sampai jam 5 sore), lanjut naik bukit.

Terdapat sekitar 200 pohon sakura di pekarangan kastil, biasanya kita bisa hanami-an (piknik melihat bunga sakura) sekitar akhir Maret hingga awal April setiap tahun. Jika malam hari pada musim panas biasanya diadakan Illumination (festival of lights) di kastil. Kita bisa melihat sekeliling kota Matsuyama dari atas bukit, dan dari sudut mana pun di kota Matsuyama kita dapat melihat bangunan kastil yang menjulang tinggi.

Pohon-pohon ini jika musim semi akan cantik sekali bermekaran sakura (Sumber foto: Dokumen Pribadi)

Uchiko Townscape

Uchiko (内子) adalah kota yang terletak sekitar 40 kilometer barat daya Matsuyama. Uchiko yang sekarang merupakan sisa-sisa pedesaan tradisional Jepang, pernah menjadi pusat produksi lilin dan kertas yang makmur.

Tempat ini adalah tempat pertama di Shikoku yang ditetapkan sebagai distrik pelestarian penting bangunan bersejarah, dan yang ke-18 di seluruh Jepang.

Yokaichi Old Town adalah sebuah jalan di kota Uchiko yang terdiri dari rumah-rumah yang tetap dipertahankan keasliannya dan dilestarikan. Jika kita masuk ke distrik bersejarah ini, nampak seperti kita memasuki masa seperti 100 tahun yang lalu, ketika kekayaan dan kemakmuran datang ke Uchiko melalui perdagangan lilinnya.

Daya tarik lain di Uchiko Townscape selain Yokaichi Old Town adalah teater Kabuki Uchiko-za, Museum Sejarah Uchiko dan Kamihaga residence, kediaman keluarga Kamihaga.

Salah satu Sensei di Research Group Urban di Ehime University yang membantu pemerintah melakukan pelestarian di Uchiko Town ini lho, Sensei-nya sahabat saya. Ikut bangga karena labnya seberangan lab saya! Jadi sekalian main saya juga mendapat banyak ilmu ketika berkunjung ke sini bersama sahabat saya itu. Pengalaman saya dan A kun berkunjung ke Uchiko bisa dibaca di blog saya yang ini (Mencari Salju di Uchiko Town).

Di depan Teater Kabuki Uchiko-za bersama A kun, di foto oleh Mbak V (Sumber foto: Dokumen Pribadi)

Simanami Kaido

Shimanami Kaido (しまなみ海道, Shimanami Kaidō) adalah jalan tol sepanjang 60 kilometer yang menghubungkan pulau utama Jepang Honshu ke pulau Shikoku, melewati enam pulau kecil di Laut Pedalaman Seto. Jalan ini juga dikenal sebagai Jalan Tol Nishiseto. Ada dua jalur darat lainnya antara Shikoku dan Honshu, tetapi Shimanami Kaido adalah satu-satunya jalur yang dapat dilalui dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Shimanami Kaido dimulai di Honshu di Kota Onomichi. Kemudian melintasi enam pulau Mukaishima, Innoshima, Ikuchijima, Omishima, Hakatajima dan Oshima, sebelum berakhir di Shikoku di Kota Imabari. Rute dibuka pada tahun 1999. Sepanjang jalan, wisatawan dapat menikmati pemandangan indah Laut Pedalaman Seto dan kota-kota kecil di pulau itu.

Bersepeda adalah cara yang populer untuk merasakan pengalaman tak terlupakan di Shimanami Kaido. Rute bersepeda di Shimanami Kaido dikenal sebagai salah satu rute terbaik di dunia. Insya Allah saya ceritakan pengalaman bersepedanya di tulisan lain ya.

Masih banyak yang mau diceritakan, tapi sudah jam dateline setor KLIP, cus ah ke part 2 nya ya bun besok.

Wassalam.

Referensi

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke6

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Diary, Great Enthusiasm, Holiday Trip, Living in Matsuyama

Natural Beauty of Ehime Ken

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Selasa, 20 Juni 2023

Masih ingat ya dengan tulisan sebelumnya bahwa Ehime secara harfiah berarti “beautiful maiden” atau “gadis cantik”, hal ini karena keindahan alamnya yang mempesona.

Keindahan alam Ehime ken (愛媛県, Prefektur Ehime) menjadi salah satu daya tarik para wisatawan domestik di Jepang, selain karena sejarah dan budaya wilayahnya yang masih dijaga dengan baik.

Mari tahu lebih dalam tentang beberapanya ya.

  1. Mount Ishizuchi

Gunung Ishizuchi (石鎚山, Ishizuchi-san) berada di perbatasan antara kota Saijo dan kota Kumakogen di Prefektur Ehime. Kurang lebih perjalanan satu jam dengan kendaraan pribadi dari Matsuyama. Memiliki tinggi 1.982 meter, gunung ini termasuk salah satu dari 100 gunung terbaik di Jepang dan juga merupakan salah satu dari 7 gunung suci di Jepang. Ishizuchi-san juga merupakan gunung tertinggi di Jepang Barat dan pulau Shikoku.

Ishizuchi-san merupakan landmark budaya sebagai tempat suci bagi kepercayaan Shinto dan Shugendo, serta rute pendakian yang populer untuk rekreasi dan bagi pendaki yang akan menginap. Mayoritas orang yang datang ke Ishizuchi-san bertujuan untuk alasan religius, sehingga kalian akan melihat banyak peziarah/pilgrim berpakaian serba putih naik gunung Ishizuchi.

Hal-hal yang tidak boleh terlewati ketika mengunjungi Ishizuchi-san adalah pemandangan warna musim gugur yang indah dari Oktober hingga awal November, mendaki jalur suci yang berkelok-kelok melewati hutan purba (ancient forest) dan mendaki rantai besi unik menaiki lereng yang hampir vertikal di beberapa bagian rute. Terdapat dua rute pendakian untuk naik ke puncak, rute untuk pemula dan bagi pendaki berpengalaman.

Ishizuchi-san memiliki puncak terjal yang khas dan terkenal dengan tiga set rantai raksasa (Giant chains) yang dapat digunakan pendaki untuk mencapai puncak (ada pilihan rute lain yaitu dengan tangga). Pada Musim Gugur, Ishizuchi-san terkenal dengan koyo, dedaunan musim gugur, yang menarik banyak pengunjung. Di Musim Dingin, ada festival gunung tahun baru, dan merupakan tempat bermain ski. Secara resmi, rute pendakian gunung dibuka antara bulan Juli dan Oktober, meskipun kita juga dapat mendakinya di akhir Musim Semi dan Musim Gugur.

Ada beberapa etika mendaki di Jepang yang juga dapat membantu kita ketika mendaki di Ishizuchi-san, yaitu: simpan sampah dan bawa turun gunung, Saling menyapa “Konichiwa” setiap berpapasan dengan pendaki lainnya, menjaga percakapan agar tidak menganggu orang lain karena kebisingan bisa menyebar jauh terbawa angin.

Pengalaman pribadi, saya sudah dua kali hiking ke puncak Ishizuchi-san, pertama dilakukan November 2019 di akhir musim gugur, bersama tiga orang teman Indonesia sesama mahasiswa S3 Teknik di Ehime University dan kali keduanya pada Oktober 2020 di awal musim gugur bersama rombongan anak-anak dan Ibu-ibu Indonesia.

Awal musim gugur adalah waktu yang pas untuk pergi hiking di Gunung Ishizuchi, selain udaranya sejuk tidak terlalu dingin, pemandangan indah dedaunan yang mulai berubah warna menjadi merah, jingga dan kuning merupakan keindahan tersendiri sembari perlahan naik gunung. Jika dilakukan di akhir musim gugur, harus berhati-hati karena banyak angin kencang dan kadang kala rute pendakian ditutup demi keselamatan.

Membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam untuk naik dengan mode santai tapi tetap ngos-ngosan, istirahat lalu jajan dan foto-foto di puncak selama 1 jam, kemudian 2-3 jam untuk turun Ishizuchi-san. Berangkat jam 6:00 pagi dari Matsuyama, mendaki mulai jam 8:30, tiba kembali di bawah sekitar jam 15:00, kemudian pulang sampai di Apato di Matusyama jam 19:00 JST (Japan Time). Langsung mandi Ofuro.

Selain para pilgrim yang melakukan hiking, pengunjung terbanyak adalah manula dan anak-anak. Salut ya dengan stamina orang Jepang, manula dan anak-anak saja kuat hiking ke puncak Ishizuchi-san.

Katanya sih, mendaki Ishizuchi-san kurang populer bagi kalangan muda di Shikoku karena dianggap tempat wisatanya orang tua, kurang menantang mungkin ya. Padahal, coba deh buk hiking aja di sini 1 jam yakin deh bakalan minta balik ke bawah. Kalau tidak ada niat mengajarkan A kun naik gunung sebagai latihan mental, mana mau saya sampai dua kali mendaki Ishizuchi-san.

30 menit sebelum puncak terdapat base ini, setelah dari sini bisa pilih rute tangga atau rute giant chains, memanjat dengan rantai raksasa yang dibaut ke tebing

Untuk informasi lebih lengkap tentang pendakian ke Ishizuchi-san kalian bisa cek website (English) Kota Saijo https://www.city.saijo.ehime.jp/soshiki/kanko/welcomesaijo01.html dan website Ishizuchi-san di https://ishizuchisankei.com/, terdapat webcam 24 jam puncak Ishizuchi dalam bahasa Jepang.

2. Omogokei (Omogo Valley)

Salah satu dari 100 situs alam terbaik di Jepang, Lembah Omogo dapat ditemukan di selatan Ishizuchi-san. Dikelilingi oleh lautan pepohonan, lembah ini memiliki beberapa pemandangan yang luar biasa, Tebing granit Kamebara (perut kura-kura), Tora-ga-Taki (Air Terjun Harimau) di sepanjang Sungai Omogo, dan Batu Yoroi dan Batu Kabuto yang berbentuk unik di tepi Sungai Teppoishi (anak sungai).

Ada dua rute yang sangat indah di sepanjang lembah: di sepanjang Sungai Omogo dengan pemandangan tebing batu dan air terjun yang dramatis, dan rute di sepanjang anak sungai Teppoishi dengan bebatuan dan bebatuan berbentuk fantastis di mana air jernih mengalir di sekitarnya. banyak turis datang untuk menikmati pemandangan dedaunan yang berubah menjadi merah dan emas di lembah.

Ngarai Omogo terkenal sebagai situs pemandangan nasional Jepang. Ada dua jalur; salah satunya adalah Rute Honryu (arus utama) termasuk tempat-tempat indah yang indah seperti Goshiki-kawara, Momiji-kogen, dan Toraga-taki. Rute lainnya adalah Rute Teppo, jalur santai di sepanjang Sungai Teppo yang tenang. Ngarai ini populer di kalangan pengunjung yang melihat dedaunan musim gugur di awal November.

Kalian bisa mengunjungi aliran sungai indah ini setelah turun dari mendaki Ishizuchi-san. Pengalaman pribadi, saya dan teman singgah sebentar di saat pulang dari Ishizuchi-san. Masya Allah, tempatnya indah luar biasa, airnya tenang dan jernih sampai di dasar sungai, batu-batunya unik-unik mulai dari yang besar hingga kerikil, udaranya bersih dan sejuk, suasananya sunyi. Tempat terbaik buat healing.

Saya tidak pandai mendeskripsikannya, dokumentasi pun hilang bersamaan rusaknya hape lama saya. Kalian bisa melihat pemandangannya dengan gugling Omogokei atau Omogo Gorge (Ngarai Omogo) atau cus ke website shikoku tourism.

3. Pemandangan The Inland Sea di Imabari shi dan sekitarnya

Menikmati pemandangan air biru Laut Pedalaman Seto yang berkilauan di Imabari-shi dan sekitarnya adalah suatu keharusan.

Laut Pedalaman Seto (瀬戸内海, Seto Naikai) adalah perairan yang memisahkan tiga pulau utama Jepang: Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Laut ini berfungsi sebagai jalur air internasional, menghubungkan Samudra Pasifik dan Laut Jepang. Laut ini juga menghubungkan Teluk Osaka dan pusat-pusat industri di wilayah Kansai, termasuk Osaka dan Kobe. Sebelum Jalur Utama Sanyō selesai dibangun, Laut Pedalaman Seto adalah satu-satunya jalur yang menghubungkan Pulau Kyushu dengan wilayah Kansai. Di laut ini terdapat pulau-pulau kecil yang bertebaran hampir di seluruh bagian perairan. Laut Pedalaman Seto terkenal dengan hasil pertanian berupa jeruk.

Prefektur Yamaguchi, Prefektur Hiroshima, Prefektur Okayama, Prefektur Hyogo, Prefektur Osaka, Prefektur Kagawa, Prefektur Ehime, Prefektur Fukuoka, dan Prefektur Oita semuanya memiliki garis pantai dengan Laut Pedalaman Seto. Kota-kota besar seperti Hiroshima, Iwakuni, Takamatsu, dan Matsuyama juga memiliki garis pantai dengan Laut Pedalaman Seto.

Sejak 1980-an, pesisir utara dan selatan telah dihubungkan oleh Proyek Jembatan Honshu-Shikoku, termasuk Jembatan Besar Seto yang dapat dilewati lalu lintas kendaraan bermotor dan kereta api.

Pengalaman pribadi, saya pernah mengikuti tur bagi mahasiswa asing pada November 2019 dari International Office Ehime University yang bekerjasama dengan dinas pariwisata Ehime, yaitu Kurushima Strait Boat Tour & Shimanami Kaido Cycling Tour berupa trip satu hari menikmati pemandangan di Laut Pedalaman Seto yang ada di Imabari dengan perahu besar dan bersepeda di rute Shimanami Kaido.

Kita bisa menikmati pemandangan alam seperti Naruto yang kecil-kecil (Naruto dalama bahasa Jepang artinya pusaran air), maupun bangunan-bangunan buatan manusia seperti The Shimanami Kaido melalui perahu.

Perjalanan juga ditempuh melalui darat, singgah di Oshima, salah satu pulau dari rute Shimanami Kaido untuk mengunjungi Taman Mawar Yoshiumi (Yoshiumi Rose Park) dan makan es krim khas daerah sana.

One Day Trip menjelajahi Laut Pedalaman Seto di Imabari-shi dan sekitarnya

Sebenarnya masih banyak lagi tempat yang bisa dikunjungi, seperti Taman Nasional Shikoku Karst, Pantai Uwajima, Pulau Oshima, Sungai Shimanto, Air Terjun Nametoko, Kebun Bunga Matsuyama, Taman Barat Matsuyama, Pemandangan Teluk Seto, dan Padang Rumput Uwa.

Keindahan alam dan tujuan wisata lainnya di Prefektur Ehime bisa kalian lihat lebih banyak di website: https://www.visitehimejapan.com/en/about, https://shikoku-tourism.com/en/see-and-do/10007, https://www.japan.travel/en/destinations/shikoku/ehime/

Wassalam.

Referensi

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke5

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Diary, Living in Matsuyama

Prefektur Ehime, Pengantar

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 19 Juni 2023

Mari menulis lagi…

Bulan ini mari mengenal agak lebih dekat tempat saya pernah tinggal agak lebih jauh.

Sumber: https://www.nicepng.com/

Pertama kali mendengar Ehime disaat salah satu senior saya menjadi mentor dikelas persiapan lanjut studi di UPT International UNMUL, saat itu saya masuk di “mata kuliah” Study Abroad, salah satu kelas paling seru diantara banyak kelas selama setahun saya ikut Bridging Program, Program persiapan lanjut sekolah. Ibu WS, Dosen Fakultas Kehutanan merupakan alumni Ehime University, beliau berbagi pengalaman saat beliau sekolah di Ehime dahulu. Salah dua hal yang saya ingat dari cerita beliau adalah Ehime Prefecture itu seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat yang menyenangkan untuk tinggal dan bersekolah. Satunya lagi, untuk bisa ke Ehime dari Indonesia, harus dua kali naik pesawat. Satu kali naik penerbangan Internasional dari Jakarta atau Bali tujuan Tokyo atau Osaka, kemudian lanjut naik penerbangan domestik ke Matsuyama, Ibu kota Ehime Prefecture.

Kali berikutnya saya mendengar Ehime disebut adalah setahun kemudian, saat Dekan FT Unmul saat itu memanggil saya keruangan beliau dan menyerahkan secarik surat undangan untuk mengikuti test awal masuk Ehime University yang dilaksanakan di FT Unhas, Makassar.

Prefektur Ehime (愛媛県, Ehime-ken), dengan luas sekitar 5.676 km persegi dan berpenduduk sekitar 1.500.000, terletak dibagian barat laut dari pulau Shikoku, Pulau yang terkecil diantara empat pulau besar Jepang.

Prefektur Ehime menghadap Laut Pedalaman Seto di utara dan berbatasan dengan Prefektur Kagawa dan Tokushima di timur dan Kochi di selatan. Prefektur Ehime memiliki pegunungan tinggi di tengah daratan dan garis pantai yang panjang, dengan banyak pulau kecil di Laut Pedalaman Seto.

Ibukota Prefektur Ehime adalah Kota Matsuyama, kota terbesar di Pulau Shikoku, dengan populasi lebih dari 500.000 orang memiliki banyak sekali sumber daya sejarah dan budaya seperti Matsuyama Castle yang terkenal dan Dogo Onsen, area pemandian tertua di Jepang.

Ehime, nama tersebut terdengar feminin ditelinga orang Jepang dan secara harfiah berarti “beautiful maiden” atau “gadis cantik”, menawarkan keindahan alam seperti Seto Inland Sea National Park, Ashizuri Uwakai National Park and Mt. Ishizuchi, gunung tertinggi di Jepang barat, dan menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.

Hingga Reformasi Meiji, Prefektur Ehime dikenal sebagai Provinsi Iyo. Sejak sebelum periode Heian, wilayah ini didominasi oleh nelayan dan pelaut yang memegang peranan penting dalam mempertahankan Jepang dari serangan sekutu dan invasi Mongol.

Pada akhir abad ke-17, penambangan tembaga dimulai di tambang tembaga Besshi (Besshi Copper Mine), yang meletakkan dasar bagi Ehime sebagai kawasan perkotaan industri. Pada tahun 1873, setelah Restorasi Meiji, provinsi Iyo menjadi Prefektur Ehime. Sejak saat itu, Prefektur Ehime secara bertahap berkembang menjadi prefektur terkemuka dengan basis industri yang canggih.

Industri utama di Ehime timur adalah industri pembuatan kapal, bahan kimia berat, pulp kertas, dan tekstil. Di sekitar kota Matsuyama, tekstil kapas, mesin dan peralatan pertanian, kilang minyak, serat sintetis, serta industri tembikar dan porselen berkembang pesat. Area lainnya di Prefektur Ehime dikhususkan untuk kehutanan, pertanian, atau perikanan, terutama jeruk mandarin Ehime (Mikan) dan budidaya mutiara.

Prefektur Ehime atau Ehime-ken terdiri dari satu kota inti atau Ibukota yaitu Matsuyama City atau Matsuyama-shi, sepuluh kota lainnya yaitu: Imabari-shi, Iyo-shi, Niihama-shi, Ōzu-shi, Saijō-shi, Seiyo-shi, Shikokuchūō-shi, Tōon-shi, Uwajima-shi dan Yawatahama-shi, sembilan kota kecil atau town yaitu: Kamijima-cho, Kumakogen-cho, Masaki-cho, Tobe-cho, Uchiko-cho, Ikata-cho, Matsuno-cho, Kihoku-cho dan Ainan-cho.

Insya Allah ditulisan-tulisan selanjutnya akan ada cerita-cerita lebih mendalam seputaran pengantar tentang Ehime-ken ini.

Wassalam

Referensi

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke4

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in How to be a good Mom, Piece by Piece

Fatherless Country itu Nyata

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 5 Juni 2023

Tujuan menulis ini karena kegundahan diri dan mungkin sebagian orang tentang peran Ayah dalam pengasuhan. Tidak menyebut nama, lokasi dan lainnya. Mudahan tulisan ini tidak dianggap nyinyir atau menghakimi orang lain, tapi karena gemas sekali!

Akhir pekan lalu, suami di invite ke WAG sekolah barunya anak wedhok, P chan. Tahun ini P chan lulus sekolah dan lanjut pendidikan ke jenjang berikutnya. Setelah melalui serangkaian tahapan ujian dan lainnya Alhamdulillah diterima di sekolah baru ini.

Berhubung suami yang diinvite, suami jugalah yang memulai bercerita. Bahwa WAG ini tujuannya untuk pengumuman lanjutan setelah dinyatakan diterima bersekolah di sekolah tersebut. Oleh pihak sekolah, semua nomor yang dimasukkan adalah orang tua pihak Bapak alias Ayah calon siswa karena ketika mendaftar diminta nomor kontak Ayah.

Suami bercerita, baru beberapa menit masuk di WAG, sudah bermunculan permohonan dari beberapa Bapak untuk memasukkan nomor istri masing-masing alias Ibu calon siswa. Pihak admin atau sekolah menjawab bahwa WAG ini hanya sampai tanggal sekian, jadi tidak perlu mengundang kedua orang tua di WAG.

Namun ternyata permohonan invite nomor Istri ini terus berlanjut yang membuat Suami saya geleng-geleng kepala, tak habis Fikri, di luar Nayla. Ketika saya ikutan membaca isinya, mulai dari permohonan halus sampai yang agak maksa pun ada. Ada yang memberikan alasan bahwa beliau sering kerja di luar kota dan berada di tempat susah sinyal. Namun sebagian besar tidak memberikan alasan, pokoknya minta invite nomor Istri biar nanti Suami leave grup!

Sebegitu tidak pedulinya kah para Ayah dengan urusan anak? itu pertanyaan Suami, bukan saya ya. Kalau pertanyaan saya siy, Memangnya Bapak tidak berkomunikasi sehari-hari dengan Ibunya anak-anak? bisa kan diforward aja ke WA Istri? Kalau punya anak lebih dari satu, pasti Ibunya sibuk mengurus anak di rumah, memangnya tidak mau berbagi tugas sedikit saja, ngecek WAG sekolah anak misalnya? Coba deh, WAG alumni sekolah yang sering komen kan Pak Bapak, sempet donk pastinya cek WAG sekolah anak? Memangnya peran ayah cuman cari nafkah doank?! esmosi!

Suami saya kan sudah berpisah dengan mantan Istri, alias Mamahnya P chan. Namun urusan anak, tentunya Suami saya tetap terlibat. Mengasuh bersama meski orang tua sudah berpisah. Termasuk hal kecil seperti ini. Malah Suami cerita, ketika TK (kalau tidak salah) semua urusan sekolah P chan ya suami yang urus sendiri.

Setelah beberapa hari di bombardir chat minta invite nomor Istri, bahkan ada yang men-tag satu per satu beberapa admin WAG. Sekolah menyerah juga, beberapa nomor istri dimasukkan dan para Bapak pun keluar WAG. Meski pun pihak sekolah lagi-lagi menegaskan bahwa WAG ini hanya sampai tanggal sekian, bahwa tidak perlu meminta invite nomor orang tua lainnya (secara halus mohonnya).

Yah, kita tidak tahu tantangan setiap keluarga ya buk. Mudahan dilancarkan semua urusan para Ayah mencari nafkah aamiin. Namun, Jika pihak sekolah yang baru ini sudah punya aturan alangkah baiknya kita hormati saja. Kitanya yang harus menyesuaikan diri beradaptasi dengan aturan sekolah yang baru.

Peristiwa ini membuat saya menceritakan kepada suami bahwa Indonesia merupakan peringkat ketiga Fatherless Country (saya belum menemukan sumber asli dari peringkat ini). Tidak adanya kehadiran Ayah dalam tumbuh kembang anak. Jurnal yang membahas ini banyak sekali. Media kredibel banyak yang menuliskan hal ini juga.

Padahal di dalam Al Quran peran dan figur ayah sangat penting dalam tumbuh kembang anak terutama dalam menanamkan akhlak mulia pada anak. Katanya negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak? Tidak masuk Haikal, Sungguh Herman sekali.

Semoga kita bisa memberi teladan yang baik bagi anak laki-laki bagaimana menjadi Suami yang terlibat dalam urusan rumah dan Ayah yang berperan dalam pengasuhan anaknya kelak, aamiin. Semoga kita bisa memberi contoh kepada anak perempuan bagaimana melihat dan memiliki kriteria calon suami yang nanti bisa menjadi Suami yang ikut terlibat dalam urusan rumah dan Ayah yang ikut berperan dalam pengasuhan anak, aamiin.

Sudah berkurang kesalnya buk setelah menulis ini? malah jadi ingat mantan suami, pfft. Istigfar.

Wassalam

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke3

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Time Management

Plan With Me, June 2023 Bullet Journal Set Up

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Sabtu, 3 Juni 2023

Bagi yang baru mendengar tentang Bullet Journal, sila diliat di website bulletjournal.com atau ke sini, ada video singkat yang menjelaskan tentang BuJo. Mohon maaf juga jika ada beberapa istilah yang kurang familiar di artikel saya ini. Insya Allah ada penjelasannya juga di video tersebut.

Set-Up

Setiap akhir bulan atau awal bulan seperti ini kita biasa membuat template untuk bullet journal di bulan yang baru. Tujuannya tentu agar bisa mengerjakan tugas-tugas yang sudah di breakdown dari resolusi besar tahunan dan agar lebih fokus mencapai target.

Tanggal dua kemarin menyelesaikan set up Bullet Journal untuk bulan Juni, adakah template yang baru? Template yang lain sama saja seperti bulan Mei lalu meskipun tidak sempat dituliskan menjadi artikel di blog:

  • Kalendar bulan Juni – berisi tanggal-tanggal penting, libur nasiona, janji dan rapat yang sudah dijadwalkan.
  • Habit Tracker. Pada halaman yang sama dengan Kalendar, bersebelahan Habit Tracker 2 plus 3. Dua buah tracker berupa period tracker (walaupun saya menggunakan app tapi manual tetap saya lakukan) dan kehadiran ART (berhubung sering gonta-ganti ART, jadinya butuh tahu hari beliau masuk, izin sakit agar bisa mengganti hari saat izin atau membayarkan sesuai hari kerjanya). Tiga tracker tambahan yang berbeda dengan bulan lalu untuk merutinkan kebiasaan yang terkait 1 kegiatan spiritual (mau membentuk habit baru), 1 kegiatan pekerjaan profesional (yang ini masih sulit terealisasi), 1 kegiatan hobi/me time (me time bermanfaat yang tahun lalu sempat rutin kemudian kembali off). Oh iya, ada tambahan 1 tracker lagi, jadi total enam tracker bulan ini yaitu tracker setor tulisan KLIP (biar tahu sudah setor berapa, minimal 10 ya kan)
  • Monthly Task. Masih banyak target di bulan-bulan sebelumnya yang belum selesai dan harus saya migrate ke bulan Juni ini. Saya pecah ke dalam tiga kategori, Research 2 target, Personal 2 target (namun anaknya banyak) dan Family 9 target (ini jangka pendek yang bulanan sama ada yang jangka panjang, saya bawa terus tiap bulan biar ingat).
  • Collection monthly expenses. Saya sudah tidak menggunakan app Money Lover karena sudah tidak sempat, jadi manual saja. Alhamdulillah bulan lalu bisa rutin sampai akhir bulan mengisi dan review keuangan yang biasanya hanya sanggup nge-log (mengisi) setengah bulan saja. jadi optimis bulan ini bisa rutin nge-log.
  • Daily Log, yang ditulis satu halaman untuk satu-dua hari daily log.

Hal baru di bulan Juni

Monthly Task Breakdown. Ini judulnya saya mengarang sendiri saja, yang pasti tujuannya sudah terbaca di judul ya. Karena kesulitan menyelesaikan target bulanan yang selalu di migrate (pindah) ke bulan berikutnya, jadi saya harus memecah target terus menjadi tugas-tugas yang chewable, bisa dikunyah pelan-pelan dan sedikit-sedikit alias lebih kecil biar bisa diselesaikan.

Harapan

Mudahan dengan adanya Collection template baru yaitu Monthly Task Breakdown bisa membantu mempermudah pengerjaan tugas dan target ya aamiin!

Semangat Juni!

Wassalam.

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke2

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Time Management

Refleksi Mei 2023

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 2 Juni 2023

Rekap Bulan Mei 2023

The last few weeks have been a roller coaster ride! Highlight-nya adalah drama GTM (Gerakan Tutup Mulut, anak lagi tidak mau/susah makan) anak baduta (bayi dibawah dua tahun) yang berkorelasi sangat kuat dengan tingkat stres Mamahnya dalam menghadapi dateline pekerjaan.

Anak bayi eh udah baduta ini, selama ini nggak pernah ada masalah soal nafsu makan, minum susu dan cemilannya. Jadwal sudah teratur, makan tiga kali sehari, snack dua kali, minum susu formula tiga kali, ASI sepuasnya. Tiba-tiba bulan ini mogok semuanya.

Sedang tumbuh gigi susu pertama dan keduanya siy. Tapi kok ya berminggu-minggu mogok makan, badan mengurus (meskipun ketika ditimbang hanya turun 100 gram). Paniklah Mamah dan Ayahnya. Semua sudah dilakukan. Namun tiada hasil, setiap jadwal makan hanya 1-2 suap terus menolak. Susu formula tidak mau sama sekali. Tidur pagi, siang dan malam sama seperti biasa, tidak ada perubahan siy. Belum ke DSA (Dokter Spesialis Anak) karena bulan ini tidak ada jadwal vaksinnya si bayi, Mamah males ngantri kalau hanya konsul tanpa sekalian vaksin.

Dalam keputusasaan mencari penyebab GTM si baduta, dan berniat konsul segera ke DSA. Biasanya saya kontak adik ipar dulu, Ibu dokter yang punya tiga anak usia dibawah 6 tahun. Sekalian tanya DSA rekomendasi beliau untuk anak yang GTM.

Setelah chat WA mewek-mewek, ternyata adik ipar balas dengan santai. Padahal saya tahu kalau urusan anak beliau serius dan gercep. “Teteh, coba cek BBnya apakah masih aman. Ada fase bayi yang memang fase susah makan. Selama baby H aktif Insya Allah aman. Mamahnya jangan setres2 ya”. “Jar urang, kalau Mamahnya stres, anaknya bisa merasai” sambung beliau.

Jadilah saya curcol dan baru ngeh juga. Bulan ini saya berasa dikejar-kejar dateline dari kampus dan dari dosen pembimbing. Baru selesai yang satu, muncul berikutnya. Rasanya tidak ada habisnya. Tidur kurang, emosi naik turun, dan kesabaran setipis tisu dibagi dua.

Setelah mendapat pencerahan dari beliau, termasuk intervensi pakai susu formula kalori tinggi dulu untuk mengejar BB. Saya bilang sama baby H, “Dek, kita perbaiki lagi ya hubungan kita. Maafin Mamah”.

Biasanya kami sehari-hari bestie banget. Cuman sejak ada dateline kerjaan Mamah diantara kami, hubungan merenggang. Biasanya Mamah buka laptop di malam hari ketika baby H tidur. Ini pagi hari malah sudah buka laptop, jadi membersamai baby H tidak seutuhnya, pikiran ke laptop melulu. Sebel kan diduakan gitu sama si Mamah.

Pikiran sudah mulai jernih. Mulai buka buku parentingnya Dr. dr. Meta Hanindita, SpA(K) yang membahas MPASI, ternyata memang ada fase anak tidak mau makan. Terus nonton akun youtube Gue Sehat obrolan dr. Melia yunita, SpA dengan artis Nikita Willy, kata dokternya, “akan ada saatnya anak itu GTM tapi yakinlah GTM pasti berlalu, tidak akan selamanya”.

Alhamdulillah seminggu terakhir di bulan Mei nafsu makan baby H sudah kembali, tapi kali ini sudah tidak mau disuapin lagi (kecuali sup atau yang berkuah), maunya makan sendiri. Minum susu formula sudah mau, meski pun masih 1-2 kali saja. Berat Badan perlahan naik. Mamah tidak buka laptop lagi sepanjang hari. Main sama adek H ajah.

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS Al-Insyirah: 5-6).

What do I want more?

Banyak siy. Berhubung nampaknya kurang tidur akan selalu ada kedepannya, maka rutin berolahraga dan mengubah pola makan lebih sehat adalah keharusan.

Bulan lalu kan kepengen lebih banyak mengobrol sama A kun, Alhamdulillah bulan ini A kun selalu ngajak ngobrol Mamah duluan. Berarti Mamah udah bisa fokus menyimak jika A kun sedang cerita. Jadi bulan Juni ingin lebih banyak ngobrol sama A kun lagi!

Tentunya lebih banyak main sama baby H!

What do I want less?

Ngereog ke suami!

Akhirnya pak suami disebut juga ya tapi dibagian yang kurang enaknya. Selama bulan naik roller coaster ini, semua kekesalan ditumpahkan ke beliau. Alhamdulillah sabar. Istrinya harus tahu diri ya!

What is one thing that I`m proud of this month?

Bisa melewati banyak dateline dan hari-hari GTM baby H, babak belur, terseok-seok, nangis-nangis, sakit kepala, tapi masih bisa bertahan.

Alhamdulillah Allah Maha Baik!

What doesn’t kill you makes you stronger

What is one thing that I could improve next month?

Manajemen Waktu dan Energi. Olahraga dan mengurangi makanan tinggi gula!

Harus jadi diri sendiri yang lebih baik lagi di bulan Juni ini ya!

Welcome June!

Wassalam.

#Menulisharianbulanjuni2023

#Menulisharianke1

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi