Posted in Daily, Diary, Great Enthusiasm, Time Management

Refleksi Agustus 2023

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Kamis, 31 Agustus 2023

Sampailah kita dipenghujung bulan Agustus 2023. Bulan yang menurut saya di tahun ini penuh dengan perjuangan hidup.

Recap of this month

  • Bulan ini hanya sempat berlatih mengemudi sebanyak tiga kali, sisanya izin karena suatu dan lain hal, semangat bulan depan ya masih ada sisa lima kali latihan lagi!
  • Mulai intermitten fasting dan olahraga rutin
  • Berhasil menyelesaikan buku novel Aroma Karsa.
  • Ada masalah keluarga, salah satu anggota keluarga saya sedang mengalami masa sulit dalam pernikahan yang berdampak juga ke mental saya. Sedihnya luar biasa, saya saja nangis tak tertahankan. Nampaknya jadi berdampak ke imun saya.
  • Tanggal 16, Rabu Farewell Party Triana yang tanggal 24 akan ke UK, di Dcendols Gatsu bareng Mbak Aspiah, Mbak Linda dan Ibu Mardewi, bersama H kun. Beberapa hari sebelumnya Saya dan H kun jalan kaki dari rumah ke blok sebelah, ke rumah Triana baru pertama kali main sambil bawa kado perpisahan untuk Triana.
  • Dua kali bimbingan dengan Sensei, pertama tanggal 17 pas dengan tanggal merah di Indonesia, HUT RI ke 78 Sensei sedang sakit. Bimbingan hanya lima menit. Kedua kalinya di tanggal 28 Agustus, saya dan H kun yang sedang pemulihan sakit bimbingan hanya 20 menit.
  • Jumat, 18. Malam hari cit demam, sakit kepala, sakit badan, lidah pahit. Hanya butuh tidur.
  • Sabtu, 19 sakit menjadi-jadi tapi kebutuhan istirahat belum terpenuhi ditambah ART diberhentikan karena sering tidak masuk, bulan ini bahkan sudah tidak masuk seminggu. Semakin capeklah diri ini.
  • Minggu, 20 seharian H kun nangis karena nggak enak badan, malam demam ingin sama Mamah. Saya sakit dan capek jadi marah-marah nggak karuan. Ingin sebentar tidur. Karena itulah tidak fokus mengurus H kun yang sakit. Diberi sanmol sudah, dosis sesuai kata dokter dulu. Di kompres juga karena demamnya nggak turun-turun. Lewat tengah malam nggak bisa tidur karena setiap tidur seperti kejang, saat itu tidak tahu kalau itu kejang.
  • Senin, 21 pagi jam 6:00 cek suhu H kun, sudah turun ke 37,5 derajat dari 39,8 jam 4:30 pagi. Mau disusuin dulu sebelum diberi sanmol. Tiba-tiba matanya keatas, kai dan tangan kejang ketika dalam pangkuan. Saya dan A kun melihat langsung histeris, saya lari ke mobil, bersama suami ke IGD RS Umum di Samarinda. Ditengah jalan saya beri Sanmol lagi, kemudian kejangnya berhenti.
  • Opname di Sakura. Ayah yang mulai sakit parah. Jadi kami bertiga di RS tanpa ada siapapun boleh jenguk karena takutnya ketularan sakit kami bertiga. A kun batal pergi sekolah senin itu, mamah minta dia stand by untuk menyiapkan barang-barang untuk dibawa ke RS. Malam ini A kun tidur sendiri dirumah.
  • Senin masih belum bisa disuntik infus, sampai menjelasng sore akhirnya berhasil di lengan siku bagian kanan, setelah 7~8 kali gagal ditusuk-tusuk jarum karena pemubuluh darahnya terlalu kecil kata suster. Masih ada kejang susulan seperti tengah malam tanggal 20. Mata H kun bengkak karena dari semalam dirumah nangis tak berhenti dan ketika mau diinfus juga disuntik berkali-kali yang membuat dia menangis. Malam ini saya dan H kun tidur nyenyak sekali. Tes darah menyatakn semua aman.
  • Ayah dibawa mamah mertua berobat ke dokter karena sakitnya parah sekali. Kayanya hari kedua adalah yang terparah seperti saya dan h kun. A kun sekolah seperti biasa, pakai ojek online pulang pergi. Anak mamah sudah mandiri Alhamdulillah.
  • Saya dan H kun senang people watching dari Jendela kamar 309 Sakura, pemandangan langitnya indah, kadang ada gerimis dan hujan sebentar, banyak orang lalu lalang di gerbang IGD RS. Anggaplah kebahagiaan kecil di pekan yang penuh kesedihan. Kadang kami bisa melihat Ayah mondar-mandir ke parkiran mobil atau keluar gerbang IGD untuk membeli obat dan keperluan lainnya. Tante D dan Om A, saudara Ayah sangat membantu kami. Bahkan mengkahwatirkan A kun juga.
  • Hari Rabu, 22 demam sudah tidak ada, sudah bisa pulang ke rumah. Sore kami kembali kerumah, malam ada calon ART baru datang Alhamdulillah rumah beliau tepat dibelakang rumah kami. Bawa anak laki-laki usia 3 tahun.
  • Hari Kamis, 23 demam H kun naik lagi saat tidur 38,9 langsung saya masukin obat penurun panas melalui pantat. Sorenya naik lagi ke 37,6 derajat langsung diberi gerusan obat tablet penurun panas. Semuanya sudah siap dari DSA dr. W. Malam harinya ke praktik dr W untuk cek kondisi H kun. sekalian minta obat untuk batpilnya dan batpil mamah cit. Pulang jam 10 malam.
  • Triana berangkat tanggal 25, sempat chat WA dan saya jadi mantengin IG storynya terus. Gini ya rasanya ditinggal sahabat pergi ke LN. Seperti saya dulu kali ya pas pergi ke Jepang.
  • Senin, 28 Konsultasi dengan Sensei
  • Kamis, 31 siang tadi Huddle dengan Mbak Dieni. Jadi ajang curhat ya

What do I want more?

  • Bisa konsisten intermitten fasting dan olahraga
  • Bisa konsisten merutinkan ibadah sunnah agar memperbaiki hubungan dengan Allah agar hidup lebih berkah
  • Mau baca buku lagi!
  • Memperbaiki cara berkomunikasi dengan suami dan mengelola emosi

What do I want less?

  • Feeling guilty, karena trauma peristiwa kejang H kun selalu membayangi diri ini. Alhamdulillah saya bisa dimotivasi oleh orang tua yang punya pengalaman sama dengan anaknya. Kita harus jaga anak sampai usia 6 tahun dari kejang karena demam.
  • Feeling stressed out, setiap kali mau bimbingan dengan Sensei
  • Feeling angry, ke suami yang dampaknya ke H kun. Suami sudah baik sekali tapi seringkali saya merasa kebutuhan emosional saya tidak terpenuhi. Saya harus mengubah cara berkomunikasi dengan suami.

What is ONE thing that I`m proud of this month?

Bisa bertahan dari segala peristiwa. Alhamdulillah Allah Maha Baik. Bisa mengambil hikmah dari semuanya, dan segera memperbaiki diri!

Masih bisa setor KLIP 10 tulisan bulan ini, Bismillah!

What is ONE thing that I could improve next month?

Hidup sehat (sekalian ikutan Kampung Bakat 3, Kabin Healthy Life)

Hati yang bahagia membuat imun kuat

Mari sambut bulan September ceria!

Wassalam.

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke10

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Great Enthusiasm, Pohon Literasi

Review Buku: Aroma Karsa

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 30 Agustus 2023

Sudah lumayan lama juga ya tidak mereview sebuah buku. Apalagi buku novel. Kali ini saya akan mencoba mengulas buku Novel karya penulis terkenal Indonesia.

Judulnya Aroma Karsa, saya tertarik membaca buku ini ketika menyusuri rak buku anak saya. Buku ini milik anak perempuan saya, P chan. Tertarik karena nama penulisnya yang jadi jaminan mutu dan ada stempel “International Excellence Award 2019″ di belakang sampul bukunya. Saya juga coba baca sinopsis yang ada di belakang bukunya. Wah, ini pasti seru.

📖 Judul buku : Aroma Karsa

📖 Spesifikasi Buku

  • Penulis: Dee Lestari
  • Genre: Fiksi
  • Penerbit: Bentang Pustaka
  • Terbit: Maret 2018
  • Jumlah Halaman: 724 Halaman
  • Buku yang saya baca adalah cetakan kesepuluh, Agustus 2022

 📖 Sinopsis:

Buku ini menceritakan tentang tiga tokoh utama, yaitu Raras Prayagung, seorang pengusaha wanita terkenal pemilik perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia yang terobsesi oleh penemuan sebuah bunga legendaris bernama Puspa Karsa; Tanaya Suma, putri tunggal Raras yang memiliki kemampuan penciuman yang luar biasa dan seorang pemuda bernama Jati Wesi, pemuda sepantaran Tanaya Suma yang juga memiliki penciuman luar biasa yang sedari kecil hidup di Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang dan bekerja paruh waktu di toko parfum refill Attarwala.

Ketiga tokoh utama menjalin hubungan yang kompleks di masa lalu maupun masa kini yang berkaitan dengan Bunga Puspa Karsa, sebuah bunga yang aromanya diyakini memiliki kemampuan luar biasa yang sanggup mengubah nasib pemiliknya, mengubah nasib keturunan pemiliknya dan mampu mengubah dunia sebagaimana keinginan pemiliknya.

Semakin jauh Jati Wesi terlibat dengan keluarga terpandang Raras Prayagung serta terlibat semakin dalam dengan bunga Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan mengenai dirinya sendiri dan masa lalunya.

📖 Review pribadi:

Sudah lumayan lama tidak membaca (apalagi mengulas) buku Fiksi. Selain tertarik karena bukunya, saya coba membaca buku kembali dengan niatan mengurangi scrolling social media di HP. Ternyata manjur. Saya menghabiskan kurang lebih tiga hari membaca buku ini disambi rebahan menyusui si anak bayi.

Buku ini lumayan tebal, dengan 61 Bab dan 724 halaman. Namun disitulah keahlian penulisnya menuliskan sebuah kisah, kita selalu dibuat penasaran setiap babnya. Pembaca pun dibuat nyaman sehingga tak terasa sudah membaca banyak halaman, tidak membosankan. Bahkan sampai di bab-bab terakhir.

Biasanya bab pertama merupakan bab paling penting apakah pembaca akan lanjut membaca dan menyelesaikan buku sampai akhir. Bab pertama buku ini sudah membuat penasaran, bahkan sampai bab-bab berikutnya.

Di awal cerita kita akan disuguhi alur yang maju mundur, alur masa lalu dan kini. Namun seiring berjalannya cerita kita akan memahami maksud penulis menuliskan hal demikian.

Di awal cerita saya kira cerita ini penuh unsur misteri, namun banyak konflik seperti genre drama kemudian di bab-bab klimaks akan banyak petualangan dan adegan action. Keren sekali, pembaca seperti naik roller coaster sepanjang membaca buku fiksi ini.

Awalnya saya mengira akan ada kemiripan cerita dengan karya Patrick Süskind, Perfume: The Story of a Murderer karena temanya terkait dengan panca indera penciuman. Panca indera yang jarang sekali dijadikan tema sebuah karya tulis menurut Teteh Dee Lestari. Apakah mirip? silahkan anda nilai sendiri hihihi….

Seperti review-review di artikel lain, kekaguman saya kepada penulis adalah dimana penulis melakukan riset yang sangat mendalam terkait aroma dan penciuman. Bahkan dari wawancara televisi penulis, dikatakan bahwa beliau sempat mengambil kursus membuat parfum di Singapura dengan ahli parfum terkenal Prancis demi mengetahui dan mengalami pengalaman membuat dan meracik aroma wewangian.

Selain itu, riset mendalam terkait bisnis perusahaan kosmetika, aksara dan bahasa jawa kuno serta pegunungan Lawu pautu diacungi jempol juga. Keren Teteh Dee Lestari!

Saya jadi tahu tentang wewangian dan bau-bauan meskipun masih meraba-raba seperti apa sih harumnya itu, tau istilah Olfaktorium, yaitu laboratorium wewangian yang dimiliki Raras Prayagung di salah satu bangunan di area rumahnya.

Kekurangannya, sebenarnya saya masih penasaran! masih banyak pertanyaan dikepala saya yang haus akan jawabannya. Termasuk, gila novel kece begini apa nggak ada niat dibuat film seperti karya Teh Dee Lestari lainnya??

📖 Nilai (1-5 ⭐): ⭐⭐⭐⭐ (satu bintang sisanya saya simpan kalau sudah ada filmnya!)

Hmm, buku fiksi apalagi ya yang mau saya baca (sambil menelusuri rak buku A kun dan P chan)

Wassalam.

Referensi

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke9

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Living in Matsuyama

Summer Holiday in Kashima Island (Part 2)

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Selasa, 29 Agustus 2023

Lanjutan cerita pengalaman menghabiskan liburan musim panas di Pulau Kashima. Part 1 nya bisa dilihat di sini ya.

Pada musim panas, pulau ini menjadi tempat wisata populer untuk berkemah dan barbekyu. Para perenang snorkel dan perenang dipersilakan untuk menggunakan pantai umum selama musim berenang, Juli hingga awal September.

Terdapat banyak toilet umum, dapur dan tempat berteduh tertutup, menjadikan Kashima populer untuk pesta BBQ dan piknik.

Kami, mahasiswa Indonesia dan keluarga besar pergi berkemah di tempat ini sekalian dalam rangka memperingati HUT RI 17 Agustus 2020. Pagi harinya kami sempat mengadakan upacara pengibaran bendera lho. Masya Allah, upacara di tepi pantai. Sudah lama sekali A kun tidak pernah ikut upacara bendera seperti di sekolah di Indonesia ya.

Berkemah dan BBQ-an

Tiba siang hari dan kita mulai memasang tenda di bagian pantai yang dipenuhi rerumputan dan dekat dengan toilet umum.

Anak-anak sudah berlarian ke tepi pantai untuk berenang.

Para panitia sedang menyiapkan masakan yang dibakar di perapian. Kami memasak di salah satu bangunan yang disediakan untuk dijadikan dapur umum. Anggaplah kami BBQ-an.

Di bagian lain dari pantai terdapat bangunan tanpa dinding yang pas untuk dijadikan area makan bersama.

Setelah kenyang makan malam bersama, kami bersitirahat didepan tenda kami masing-masing sambil memandangi langit yang penuh dengan bintang bertaburan. Masya Allah, pengalaman yang tidak akan terlupakan.

tenda saya dan A kun adalah tenda berwarna biru tosca dibelakang tenda pink, ada ransel ungu didepan tenda kami

Main Kembang Api dan Main di Pantai

Kegiatan yang dilakukan anak-anak tentunya main di pantai. Terdapat cekungan yang aman bagi anak-anak bermain, pantainya dangkal di cekungan tersebut, sehingga A kun pun bisa bermain tanpa dijaga oleh saya. Ada orang tua lain yang mengawasi anak-anak bermain di pantai.

Dua hari satu malam kami berkemah, puas sekali anak-anak bermain di pantai bisa bolak-balik.

Area toilet umumnya pun bersih dan banyak, dipisahkan bagi laki-laki dan perempuan. Saya pun menyempatkan berganti pakaian di sana sehabis bermain air. Gratis.

Malam harinya setelah makan malam bersama, anak-anak bermain kembang api sebentar. Sudah lama juga tidak bermain kembang api ya, karena di Jepang bermain kembang api tidak bisa sembarangan tempat.

A kun bermain di pantai

Masak Bersama

Di area lain juga terdapat bangunan luas yang bisa digunakan untuk menyiapkan masakan bersama, kita juga bisa membawa peralatan BBQ-an dari rumah. Kami menggunakan area ini untuk menyiapkan sarapan dan makan siang keesokan harinya

Paling berkesan itu saat saya kebagian membantu Ibu E, senior kami di Matsuyama menyiapkan adonan dan membuat pisang molen. Senang sekali.

Menjelajah Pulau Kashima

Apa saja yang bisa dilakukan selain bermain di pantai dan berkemah, tentunya banyak tempat menarik untuk bisa kita jelajahi. Kita bisa mengelilingi pulau Kashima yang mungil ini, sepanjang jalan kita akan menemukan pantai dengan pasirnya yang putih, Masya Allah. Tentunya mengambil dokumentasi di spot menarik.

Mamah cit berpose di salah satu bagian di Pulau Kashima

Kita juga bisa menjelajahi hutan kuno di Pulau Kashima, melihat penangkaran rusa di salah satu tempat di Pulau Kashima, melihat bebatuan yang disebut Iyo Futami.

Pulau Gyokuri・Kandojima di lepas pantai barat Pulau Hojo Kashima disebut Futami Iyo. Kita dapat melihat pemandangan matahari terbenam yang indah di sana. Karena kemiripannya dengan Batu Futamimeoto di prefektur Mie, batu ini terkadang disebut “Iyofutami” atau “Meotoiwa”.

Jika kita naik ke atas bukit, terdapat platform observasi, tempat untuk spot foto. Di platform observasi, kita akan melihat “The Bell of Happiness”. Tempat ini dinyatakan sebagai situs lamaran romantis pada bulan Oktober 2014.

Wassalam.

Referensi

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke8

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Living in Matsuyama

Summer Holiday in Kashima Island (Part 1)

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 28 Agustus 2023

Kashima (鹿島) adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai Hōjō, Matsuyama, di Prefektur Ehime, Jepang. Kashima memiliki banyak tempat wisata, seperti hutan dengan jalur pendakian, tempat perkemahan, kuil Shinto, dan pertokoan. Pulau ini dapat diakses dengan feri yang berangkat dari Pelabuhan Hōjō. Orang-orang pergi ke Pulau Kashima untuk memancing, berjalan-jalan, dan berenang di laut.

Kashima berarti “Pulau Rusa”, dan Anda dapat melihat rusa liar begitu Anda masuk ke dalam hutan, dan rusa jinak di kandang dekat pelabuhan feri. Rusa ini konon sudah ada di pulau itu sejak zaman dahulu.

Pergi berkemah di Pulau Kashima merupakan agenda rutin mahasiswa Indonesia yang tinggal di Matsuyama. Alhamdulillah saya dan A kun berkesempatan ikut agenda tahunan ini di pertengahan Agustus tahun 2020.

Anak-anak sekolah seperti A kun memang mendapatkan libur panjang selama musim panas, sehingga bisa ikutan menginap di Pulau Kashima. Meskipun menginapnya hanya satu malam, namun persiapannya tidak main-main, karena kami harus menyiapkan peralatan berkemah sendiri.

Persiapan

Sebagian besar peralatan kemah kami beli di toko Hard off, kita bisa mendapatkan peralatan piknik dan kemping baru yang murah disana. Saya membeli tenda kemah yang muat 2~3 orang, alas piknik yang tebal dan bisa dilipat dengan mudah, keranjang piknik tahan panas yang lumayan besar namun juga bisa dilipat, lampu LED kemping yang memiliki gagang, kursi duduk lipat.

Ada juga ransel kemping tahan dingin dan panas untuk membawa minuman segar agar tahan lama dinginnya, selain itu ada tas lipat untuk menjemur alat makan saat berkemah, keduanya saya beli di Amazon secara online. Untuk peralatan dan alat makan kemping saya membeli di Seria.

Kata mbak V, sahabat saya, kita membeli peralatan piknik dan kemping dengan harapan bisa digunakan ketika bertualang di Indonesia kelak. Aamiin.

Selain peralatan, kami juga menyiapkan cemilan kering. Untuk bahan makanan mentah yang akan dimasak oleh Ibu-ibu Indonesia nanti sudah dibawa oleh para Bapak panitia sehari sebelumnya.

Perjalanan

Kashima sebagai basis operasi sejak kereta ekspres berhenti di dekat Stasiun JR Iyo Hojo.

Biaya feri adalah 200 yen pulang pergi untuk dewasa dan 120 yen untuk anak-anak. Jadwalnya telah diposting, tetapi feri tersebut tampaknya berjalan bolak-balik dengan interval tidak lebih dari 20 menit. Lihat jadwal di loket tiket feri terakhir.

Pulau Kashima

Pulau Kashima berjarak sekitar 400 meter dari pelabuhan Hojo.

Terdapat jalan setapak di sekitar pulau dan melewati gunung, dan tampilan pulau berubah seiring musim. Dari platform observasi di puncak gunung Anda dapat melihat pulau Setouchi dan distrik Hojo. Kita juga dapat melihat rusa liar di hutan yang subur.

Kashima adalah salah satu markas klan Kono yang aktif di Setouchi pada Abad Pertengahan , dan Anda masih dapat melihat reruntuhan kastil di gunung. *Jalur di sekitar pulau kini ditutup sebagian karena tertimpa batu.

Pulau ini memiliki lingkar sekitar 1,5 km dan tinggi puncaknya 114 meter dengan pantai pasir putih sepanjang 400 meter.

Setelah menghuni pulau ini selama ribuan tahun, rusa Kashima ditetapkan sebagai “harta karun alam Prefektur Ehime”. Rusa ini dapat diakses untuk diberi makan dan difoto di kandang di ujung timur pulau, di sebelah utara dermaga feri.

Jalur pejalan kaki di pulau ini memungkinkan pengunjung untuk merasakan penampilan berbeda dari lingkungan alam selama empat musim, dan taman rusa menawarkan kesempatan untuk berinteraksi dengan rusa dari dekat.

Garis pantai pulau yang indah populer di kalangan perenang di pulau ini pada musim panas. Puncak gunung memberikan pemandangan Hōjō dan pulau-pulau.

Mari lanjut bercerita tentang pengalaman berkemah dan melakukan banyak hal di Pulau Kashima, di part 2.

Wassalam.

Referensi

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke7

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Living in Matsuyama

Baishinji Beach and Mikan Park

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Minggu, 27 Agustus 2023

Mumpung masih di penghujung musim panas di Jepang, yuk saya cerita pengalaman berkunjung ke Pantai Baishinji dan Mikan Park di Matsuyama.

Rute dari Dogo Himata, Apato kami dahulu menuju Pantai Baishinji sangatlah mudah. Berjalan melewati kampus Ehime University dari Apato kami menuju Teppocho Station, naik trem Iyo Tetsudo Kanjo Line menuju Komachi Station. Ganti trem Iyo Tetsudo-Takahama Line menuju Baishinji Station. Kurang lebih 50 menitan perjalanan seluruhnya.

Pantai ini bisa kita kunjungi dalam sehari jalan sehingga tidak perlu menginap. Naik sepeda juga bisa menuju kesana, namun lumayan juga siy gowesnya apalagi kalau bawa anak kecil. Pergi setelah waktu Dhuhur untuk menikmati sore hari di Pantai Baishinji. Oh iya, masuk pantai ini gratis!

A kun dan Ai chan, sepulang main di pantai Baishinji

Baishinji Beach

Baishinji terletak di sebuah teluk kecil di garis pantai Matsuyama. Pantai berpasir ini menghadap ke seberang saluran sempit menuju puncak Pulau Gogoshima. Kapal feri melintas di tepi pantai secara berkala, menghadirkan pemandangan yang menyenangkan.

Di Pantai ini berbeda dengan ketika berkemah atau piknik di Pulau Kashima. Di sini harus pandai-pandai mencari tempat yang terlindung cahaya matahari, untuk bisa menggelar alas piknik dan menaruh makanan.

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada sore hari di tepi laut. Kumpulkan keluarga, atur piknik, dan nikmati udara segar di Pantai Baishinji. Anak-anak siy senang saja bisa bermain air, pasir pantai dan mencari aneka binatang laut yang bersembunyi di pasir-pasir pantai.

Para gadis dan ibu-ibu senang sekali menemukan banyak tempat untuk berfoto, langit biru dan pantai yang biru merupakan latar foto yang indah sekali. Selain itu, pemandangan matahari terbenamnya juga juara! Masya Allah!

Mikan Park

Mikan Park Baishinji adalah fasilitas kompleks yang memiliki pabrik pengolahan mikan Ehime, kafe untuk menikmati berbagai jenis jeruk, dan masih banyak lagi!

Di lantai pertama terdapat pabrik yang membuat jus dan jeli, dan pelanggan yang berkunjung dapat melihat proses produksinya melalui jendela kaca. Ada juga pojok penjualan yang menjual karakter maskot Ehime “Mican”, Di lantai dua ada kafe yang menampilkan “Mican and Friends” kita dapat melihat karakter di seluruh toko.

Terdapat juga museum kecil yang berisi fakta dan foto menarik tentang sejarah jeruk Mikan serta proses budidaya dan berbagai jenis jeruk di Prefektur Ehime. Dari area balkon, kita dapat melihat pemandangan indah dari hamparan laut pedalaman Seto.

Saya mengunjungi cafe di lantai 2 bersama para ibu dan gadis setelah agak bosan menemani anak-anak bermain air. Di lantai 2 kita bisa menikmati cemilan dan minuman berbahan dasar jeruk Mikan.

saya berfoto di depan Mikan Park sebelum mengunjungi cafe di lantai 2

Kangen Matsuyama dan musim panasnya!

Wassalam.

Referensi

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke6

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Living in Matsuyama

Things I never use again in Japan

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Sabtu, 26 Agustus 2023

Jika kemarin saya menuliskan beberapa barang yang tidak pernah saya beli di Jepang (di artikel ini), maka kali ini saya ingin menuliskan pengalaman memiliki beberapa barang yang biasa saya gunakan di Indonesia kemudian saya bawa dari Indonesia namun ternyata malahan tidak pernah saya gunakan selama di Jepang.

Dulu, sebelum berangkat kekhawatiran saya adalah saya tidak dapat menemukan tempat barang tersebut dibeli. Atau, jika pun ada yang menjualnya harganya selangit. Sehingga untuk mengantisipasi, maka saya menyiapkan barang tersebut untuk dibawa ke Jepang.

Barang apa sajakah itu?

  • Kosmetik. seperti loose powder, compact powder. Entah karena perubahan cuaca yang biasa dua musim ke empat musim, kosmetik-kosmetik yang biasa saya gunakan di udara tropis jadi tidak nempel di kulit saya ketika saya coba gunakan di Matsuyama, jadi pecah-pecah dan tidak menempel. Berhubung di Jepang juga udaranya sangat bersih, jadi saya tidak khawatir tidak menggunakan kosmetik. Cukup makan sehat dan menggunakan skin care saja, kulit sudah aman dan sehat. Di akhir tahun sebelum BFG (Back For Good) barulah saya coba kembali menggunakan bedak padat dari merk korea, Laneige.
  • Long John Tebal. Saat saya berangkat tahun 2016, Uniqlo belum ada menjual Heattech, itu pun Uniqlo baru buka toko di Jakarta saja, belum ke kota-kota besar di luar pulau Jawa. Jadi saya harus mencari long john melalui website, membeli di toko yang ada di Bandung, yang ternyata lumayan tebal. Saat musim dingin pertama memang terpakai, namun ternyata kurang nyaman karena tebal. Akhirnya beli Heattech di Uniqlo Matsuyama.
  • Sepatu Kerja, Pantofel, Boots, Heels. Nomor sepatu saya itu termasuk ukuran besar, 40 sehingga sulit sekali mencari di toko sepatu perempuan di Jepang yang biasanya ada di kisaran 35-37. Jika pun ada, harganya diatas satu juta rupiah. Lumayan sekali harga segitu untuk sebuah sepatu. Karena itu, ketika saya menjemput A kun ke Indonesia, saya sengaja mencari sepatu kulit di Cibaduyut Bandung dan di Tanggulangin Sidoarjo. Namun ternyata, selama di Matsuyama, semua alas kaki untuk kerja yang biasa saya gunakan di Samarinda, tidak terpakai. Kemana-mana menggunakan sepatu sneakers andalan, baik musim panas hingga musim dingin.
  • Sendal. Sempat bawa sendal syantik dari Indonesia, dari bahan kulit agar awet, ternyata tidak terpakai juga. Karena banyak aktivitas bersepeda atau berjalan kaki dan butuh alas kaki yang nyaman bepergian gowes dan jalan kaki jarak jauh. Sneaker tetap andalan.
  • Daster. Sepanas-panasnya musim panas, daster ternyata bukan pilihan yang nyaman. saya lebih nyaman menggunakan piyama dengan celana panjang dan lengan pendek, biar enak juga kalau mendadak ada paket tiba atau ada tamu sehingga lebih cepat ambil bergo lebar langsung saja.
  • Perlengkapan mandi. Shampoo, Sabun mandi, Pasta gigi. Di Jepang juga ada yang jual dan harganya masih terjangkau.

Setiap orang pasti punya pengalaman berbeda ya

Wassalam.

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke5

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Living in Matsuyama

Things I never buy in Japan

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 25 Agustus 2023

Mari menulis tentang hidup di Jepang kembali. Kali ini saya menulis berdasarkan pengalaman pribadi menetap hampir lima tahun lamanya di Matsuyama, Ibukota Prefektur Ehime.

Ide tulisan ini terinspirasi dari salah satu sahabat di tempat kerja saya, kampus Teknik, yang akhir bulan ini akan berangkat melanjutkan studi S3-nya di Leeds University, UK. Semoga dilancarkan semuanya ya Triana!

Melihat sahabat saya yang lagi sibuk-sibuknya mengurus banyak hal untuk persiapan berangkat, mengingatkan saya kembali ketika awal-awal saya juga sedang menyiapkan keberangkatan. Euforia telah diterima di kampus Luar Negeri dan lulus beasiswa seketika berubah menjadi pusing, galau, dan harap-harap cemas karena ternyata banyak sekali yang harus disiapkan. Selain dokumen imigrasi, visa dan dokumen tugas belajar seorang ASN juga tentunya barang-barang bawaan di dalam koper bagasi dan ransel kabin.

Beberapa bulan sebelum keberangkatan, saya sudah punya buku catatan kecil untuk menuliskan barang-barang yang dibawa. Daftar barang-barang tersebut adalah hasil menjelajahi tulisan dan artikel di dunia maya mengenai barang-barang apa yang harus dibawa saat akan menetap di Jepang dari luar Jepang.

Alasan dibawa selain barang tersebut harganya mahal di Jepang sehingga akan sangat menghemat uang beasiswa jika membawa dari Negara kita sendiri, atau barang tersebut susah ditemukan di Jepang bahkan ada yang tidak dijual di Jepang.

Mungkin beberapa barang yang saya tulis ini tidak relevan lagi di masa sekarang karena kemudahan menemukannya dan lain sebagainya. Namun, tidak ada salahnya ya saya berbagi pengalaman.

Nah, dari sekian banyak barang yang saya bawa ternyata ada beberapa barang yang saya membuat saya sampai hampir lima tahun lamanya menetap di Matsuyama, tidak pernah membeli barang tersebut di Jepang karena saya selalu memiliki persediaan dari Indonesia.

Barang apa sajakah itu?

  • Kerudung. Semua jenis kerudung, baik kerudung segi empat, plain ataupun corak, kerudung syari, kerudung instant, pashmina, bergo, beserta ciput atau dalamannya. Saat berangkat saya tidak tahu harus beli kerudung dimana di Jepang, jadi saya membawa koleksi saya agak banyakan, kalau bisa setiap warna ada perwakilannya hehehe. Setiap kali saya pulang ke Indonesia, saya akan membawa kerudung-kerudung baru yang dibeli online di tanah air untuk dipakai di Jepang. Bahkan di tahun ketiga menetap di Jepang saya sempat berjualan kerudung, dengan membawa hampir 3~4 lusin kerudung segi empat dijual 500 yen perlembar, Alhamdulillah balik modal dan mendapat untung.
  • Pembalut. Alasan membawa adalah ketika salah satu Senpai memberi tips agar sebaiknya membawa pembalut dari Indonesai saja karena di Jepang harganya lumayan mahal. Sejak saat itu, setiap ada kesempatan pulang ke Indonesia, persediaan pembalut selalu memenuhi koper, lumayan berguna untuk mengganjal barang-barang bawaan. Pemablut yang saya gunakaan merknya Laurier* yang day dan night, dengan sayap, jadi hanya dua jenis saja yang selalu tersedia di rumah. Saya pun tidak penasaran untuk mencoba membeli pembalut Jepang yang kata teman, meskipun tipis namun daya serapnya luar iasa dibandingkan pembalut Indonesia, mudah dibersihkan dan bisa langsung dibuang di toilet Jepang. Satu kalinya saya gunakan pembalut Jepang adalah saat saya akhirnya Back For Good, saat isoman di Jakarta, sahabat saya membawa sisa pembalut dari Jepang. Itulah pertama kalinya saya gunakan pembalut Jepang.
  • Lipstick. Entah kenapa, harga lipstick dengan merk yang sama persis dengan di Indonesia, harganya bisa berlipat-lipat kali di Jepang. Kesukaan saya adalah REVLON SUPERLUSTROUS LIPSTICK CREME, nah saat di Indonesia dulu saya bisa membelinya dengan harga 50 ribu rupiah di Matahari. Di Jepang harganya 3000 yen alias sekitar 400ribu rupiah, Wow! Karena itu, setiap ada kesempatan pulang, saya nyetok beberapa buah lipstick revlon dan L’Oréal untuk diri sendiri dan untuk teman di Matsuyama. Sayang banget deh kalau 3000 yen dipakai untuk beli lipstick.
  • Pensil 2B. Saya dan Papap saya adalah orang yang senang sekali membeli ATK untuk persediaan dirumah, jadi ketika saya harus berangkat ke Jepang, Papaplah yang memberikan beberapa kotak pensil 2B persediaan beliau. Meskipun di Jepang mudah ditemukan ATK dengan harga terjangkau, namun persediaan Papap yang banyak itu membuat saya dan A kun tidak perlu membeli pensil 2B selama kami di Jepang, cukup dari pemberian Kai Banjar.
  • Skippy Peanut Butter Crunchy, Selai kacangnya jelas ya merk dan tipenya, Skippy yang crunchy. Meskipun di Jepang kita dapat menemukan merk skippy di toko Kaldi, namun bahan-bahannya belum jelas kehalalannya khususnya emulsifiernya, sehingga saya lebih nyaman punya persediaan dari Indonesia. Jika ada keluarga yang berlibur di Jepang, saya juga titip minta bawakan skippy untuk persediaan selama di Jepang.
  • Rok Celana. Sama seperti kerudung, di Jepang juga tidak ada orang jualan rok celana, rok lebar yang sebenarnya celana longgar, agar kita yang berkerudung bisa gowes sepeda dengan lebih mudah. Saya punya beberapa rok celana yang dibawa, warna dan bahan denim 2 bh, bahan celana cargo warna maroon, hijau army, coklat tua, hitam kemudian, bahan mengkilap untuk acara semi formal warna coklat tua dan bahan jersey untuk olahraga warna biru donker dengan garis tepi merah muda. Semuanya menemani hari-hari gowes saya di Matsuyama.

Terima kasih ya barang-barang, berkat kalian hidup saya di Matsuyama jauh lebih mudah dan rindu saya akan Indonesia juga terobati.

Wassalam.

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke4

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Great Enthusiasm, Time Management

Plan With Me, August 2023 Bullet Journal Set Up

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 9 Agustus 2023

Belum berjodoh menulis di tanggal syantik, 8.8, sedang membuat draft eh taunya mati listrik, wifi ikutan mati, ya sudahlah tutup laptop. Sampailah hari ini.

Masih semangat untuk membuat template Bullet Journalnya di bulan ke delapan tahun 2023 ini bukibuk? Masih dong yaa, mudahan tetap semangat juga untuk mengisinya 5 menit saja di awal hari dan refleksi 5 menit di akhir hari, setiap harinya. Ini menyemangati diri sendiri siy.

Set-Up

Bulan ini masih sama templatenya dengan bulan-bulan sebelumnya, namun seperti istilah yang sering dikatakan Ryder Carroll, pencipta metode bullet journal, menulisnya jadi lebih intentional, lebih mindfull dan paham akan tujuan serta mana hal yang lebih prioritas. Saya merasakannya begitu ya bukibuk, saat membuat template BuJo bulan Agustus ini, mudahan seiring jalan masih bisa tetap intentional.

  • Kalendar bulan Agustus – berisi tanggal-tanggal penting, nampaknya tanggal merah tidak ada nih di kalendar Indonesia kecuali libur nasional 17-an (yang mana saya ada meeting online dengan dosen pembimbing, hiks).
  • Habit Tracker. Pada halaman yang sama dengan Kalendar, bersebelahan beberapa Habit Tracker. Selain Dua buah tracker berupa period tracker dan kehadiran ART, 3 tracker berkaitan dengan membangun kebiasaan untuk rutin menulis KLIP, baca buku dan Logbook riset setiap hari, dan 1 tracker untuk mengaji harian. Ada tambahan 3 tracker baru yaitu durasi minimal 1 jam mengerjakan laporan riset setiap harinya, minimal 30 menit olahraga (kalau sanggup setiap harinya) dan durasi melakukan intermitten fasting, Alhamdulillah sudah hampir satu minggu melakukan IF ini, cerita pengalamannya nanti Insya Allah saya tulis di artikel lainnya ya.
  • Collection monthly expenses. Uang yang saya kelola adalah uang dari pemberian suami, gaji dan tabungan pribadi. Ada tambahan kali ini adalah Collection monthly expenses-nya suami, uang yang dikelola adalah uang bensin, uang pendapatan dari project diluar gaji, dan uang tabungan keluarga. Bulan ini suami ingin mulai menuliskan pengeluaran karena setelah banyak diskusi berdua soal keuangan keluarga nampaknya banyak yang harus dibenahi. Berhubung beliau seringnya lupa atau nggak sempat, jadi sayalah yang menuliskannya. Dulu sekali pernah saya lakukan, namun hanya terbatas mencatat pengeluaran suami atas dana tertentu saja, nah kali ini semua pengeluaran baik besar maupun kecil dari kami berdua, diusahakan kami catat agar bisa dianalisis mana nih yang bocor halus tapi banyak, mana nih yang bisa dialihkan, mana yang harus disisihkan untuk tujuan keuangan tertentu dan lainnya. Uangnya tidak seberapa, karena tidak seberapa itulah harus dikelola dengan baik.
  • Monthly Goals Breakdown. Goals bulan Agustus ini diusahakan dikerjakan dengan menyicil setiap harinya, oleh karena itulah dilakukan breakdown atau perincian di collection ini.
  • Daily Log, yang ditulis satu halaman untuk satu-dua hari daily log.

Hal baru di bulan Agustus

Intermitten Fasting Collection. Halaman collection ini dituliskan dalam upaya membangun kebiasaan baru yaitu melakukan IF, isinya penjabaran singkat tentang apa itu IF, metodenya bagaimana, manfaatnya apa saja dll. Semoga bisa konsisten ya aamiin.

Harapan

Semoga dengan Bullet Journal Set-up di Bulan Agustus ini kita semakin bersemangat mengelola waktu, energi dan fokus dalam upaya mencapai tujuan yang direncanakan aamiin.

Selalu semangat dan Merdeka!

Wassalam.

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke3

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Great Enthusiasm, Time Management

Bullet Journal Migration & Mid-Year Check-In

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Kamis, 3 Agustus 2023

Pada tulisan kemarin tentang New Book! (Bullet Journal Migration and Mid-Year Template) saya menceritakan bagaimana membuat template untuk perpindahan BuJo ke buku baru dipertengahan tahun.

Kali ini saya akan menceritakan bagaimana Check-In BuJo lama atau overview 7 bulan yang sudah dilalui di tahun 2023 ini.

Bulan lalu saya sempat menuliskan Separuh Jalan di 2023, isinya refleksi resolusi dan tentang perjuangan dan jungkir balik selama enam bulan pertama di 2023 dalam pencapaian resolusi tersebut.

Ketika akhirnya saya melakukan refleksi tersebut di awal Bulan Juli, Alhamdulillah banyak perubahan signifikan yang saya rasakan. Hal ini pun saya ketahui setelah melakukan Check-In di awal Bulan Agustus ini. Rasanya satu bulan tidaklah mungkin mengubah banyak hal, namun Bulan Juni yang berasa hilang arah akhirnya bisa kembali ke jalur yang benar. Alhamdulillah, Allah Maha Baik.

Langkah apa saja yang dilakukan untuk check-in 7 bulan ini? Formatnya saya terinspirasi dari sini, namun isinya saya masukkan dari beragam referensi.

  • Revisit. Mulai membuka Bullet Journal lama yang sudah penuh dan akan diganti di bulan ini, lalu cek halaman dimana kita menuliskan goals dan plans. Saya membaginya dengan Personal (akhirnya kategori ini saya gabung untuk diri pribadi dan Family) terkait Finansial, Plan, Health and Fitness, New habits dan lainnya; serta Professional terkait Riset S3 dan Pekerjaan sebagai Dosen.
  • Recognize. Be kind to yourself, cek pencapaian besar maupun kecil. Saya tuliskan di BuJo baru, sudah sejauh mana progress yang sudah dilakukan, apa yang sedang berjalan sesuai arahnya, pencapaian apa yang paling luar biasa. Dalam 7 bulan ini ternyata banyak hal yang telah saya lakukan, banyak progres baik dan banyak pencapaian (kecil maupun besar). Kalau saya tidak check-in seperti ini, mungkin saya lupa untuk bersyukur karena sibuk membandingkan dengan pencapaian orang lain. Alhamdulillah, Allah Maha Baik.
  • Recommit. Pasti selama 7 bulan ini kita semakin bijak dalam melangkah dan mengambil keputusan, Insya Allah. Kembali berkomitmen kepada goals kita, menyesuaikan kembali timeline, buat rencana yang konkrit, dan kembali ke jalur yang benar. Tulislah di BuJo kita untuk check-in di akhir tahun nanti. Saya banyak menuliskan strategi dan tips yang seharusnya saya lakukan agar saya bisa menjalankan prosesnya dengan lebih maksimal.
  • Revise. KIta bukanlah orang yang sama dengan kita 7 bulan yang lalu, Indeed. Jadi kita harus fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan terkait tantangan yang dihadapi dan prioritas yang harus diutamakan. Kita nggak perlu goals baru, less is better, jadi yang kita butuhkan adalah konsistensi dan maksimalkan hal yang sedang kita lakukan sejauh ini. Saya kemudian menuliskan goals untuk 5 bulan diakhir tahun 2023 ini. Goalsnya jadi lebih singkat, padat, jelas. Semoga dimudahkan Allah dalam proses pencapaiannya Aaamiin.

Serius sekali hidupmu mamah cit, apakah bisa menikmati hidup? Ada yang bilang, jika kita memiliki goals maka kita menunda kebahagiaan, karena kita baru bisa bahagia ketika goals kita tercapai. Apakah dirimu bahagia menjalani hal-hal yang terorganisir, terencana seperti ini?

Hobi orang berbeda-beda ya, hobi saya seperti ini, jadi Insya Allah selalu senang menjalaninya. Lagi pula memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak menyia-nyiakannya adalah hal yang diajarkan Islam kan ya.

Ingatlah, kita hanya memiliki lima bulan tersisa untuk tahun 2023 ini. Mari kita buat lima bulan ke depan lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya, semangat!

Wassalam.

Referensi

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke2

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi

Posted in Daily, Diary, Great Enthusiasm, Time Management

New Book! (Bullet Journal Migration and Mid-Year Template)

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 2 Agustus 2023

Alhamdulillah buku jurnal kedua di tahun 2023. Sejak mulai kembali membaca teori tentang Bullet Journal dengan lebih mendalam di awal tahun, dan berusaha mengembalikan BuJo saya kembali ke aturan dasarnya maka BuJo saya tepat habis di akhir bulan Juli lalu. Karena itu, di awal bulan ini kita membuka lembaran buku baru.

BuJo saya lebih minimalis, namun padat isinya karena itu belum setahun sudah harus ganti buku. Senang sekali!

BuJo pertama di 2023 saya menggunakan Journaley Bullet Journal Notebook Planner A5 150 gsm warna Rose Gold, dan saya menyukainya! maunya sih beli lagi, namun berhubung masih ada simpanan dua buah buku jurnal PAPERIDEAS A5 DOTS HardCover NOTEBOOK 100GSM BUJO warna pink dan grey, maka saya manfaatkan saja yang warna pink (namun terlihat seperti warna orange pastel).

Rasanya menyenangkan sekali sekaligus memiliki motivasi lagi untuk mencapai banyak resolusi di tahun 2023 ini, ketika mulai membuka buku jurnal baru.

Jujur saja, sejak nge-jurnal dengan Bullet Journal selama kurang lebih empat tahun, biasanya di semester kedua (enam bulan terakhir) adalah masa paling mager untuk nge-BuJo. Rasanya energi, fokus dan waktu sudah jumpalitan tidak karuan sehingga tidak ada kekuatan lagi untuk nge-BuJo, padahal untuk tetap konsisten nge-BuJo adalah salah satu cara agar tetap bisa mengelola energi, waktu dan fokus kita sampai diujung tahun.

Yuk kita mulai membuat templatenya.

Sebelum membuat template baru, sebaiknya melakukan review atau refleksi atau check-in BuJo sebelumnya. Namun saya melakukannya bersamaan. Jadi kita bahas template dulu ya kali ini.

  • Date Started. Informasi penting yang saya tuliskan di halaman paling depan di mana ada kotak untuk menuliskan nama pemilik Buku Jurnal.
  • Welcoming Notes. Ini bikinan sendiri saja, untuk menyemangati diri disaat sudah melewati tujuh bulan pertama di tahun 2023 ini dan tetap semangat untuk terus bertumbuh di lima bulan terakhir.
  • Future Log. Lima bulan terakhir di 2023 dan tambahan bulan Januari 2024 untuk menuliskan tanggal-tanggal penting dan appointment yang sudah dibuat.
  • 7 Months Overview 2023 (Mid-Year Check-In). Seperti Refleksi bulanan dan tengah tahun, namun ini dengan format yang berbeda dan lebih fokus untuk pencapaian di lima bulan terakhir. Isinya akan lebih banyak kita bahas ditulisan ini ya.
  • Driving Lesson. Ini berupa collection berisi takeaways yang saya dapatkan setiap sehabis kursus mengemudi, banyak praktik sehingga perlu banget saya catat apa yang dikatakan instrukturnya. Belajarnya belum selesai dan belum mahir, masih lanjut bulan Agustus ini. Mohon doanya ya dilancarkan Aamiin. Masya Allah Tabarakallah.
  • Household chores schedule. Ini berupa collection yaitu daftar pekerjaan rumah yang dilakukan seluruh anggota keluarga (termasuk Ibu ART) dengan kategori daily (seperti buka gorden setiap subuh, menyapu dan mengepel lantai 1), every 2 days (seperti menyapu dan mengepel lantai 2), weekly (seperti mengganti seprai kamar dan handuk mandi), every 2 weeks (seperti meal prep), monthly (seperti membersihkan kulkas) dan annually (seperti mencuci gorden).

Sebenarnya tidak ada collection yang saya migrate dari BuJo sebelumnya kecuali template setiap bulannya, yaitu Kalendar bulanan, Habit Tracker, Monthly Task, Collection monthly expenses, Daily Log, dan Monthly Task Breakdown.

Ada satu collection yang selalu saya butuhkan setiap tahunnya dan setiap ganti buku, yaitu Meal Master List, yaitu berisi Meal Plan (berisi ide menu masakan), Shopping List, Healthy Menu dan semua hal urusan makanan dan dapur. Namun, saya tidak memprioritaskan untuk meluangkan waktu memindahkannya setiap ganti buku jurnal, sudahlah setiap bulan saya akan membuka BuJo tersebut untuk membuat daftar belanja dan mencari ide menu bulanan.

Ingatlah, kita hanya memiliki lima bulan tersisa untuk tahun 2023 ini. Mari kita buat lima bulan ke depan lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya, semangat!

Wassalam.

Referensi

#MenulisharianBulanAgustus2023

#Menulisharianke1

#IP4ID2023

#institutibuprofesional

#Ibuprofesionalsamkabar

#Komunitasibuprofesionalsamkabar

#RumbelliterasiSamkabar

#KelasLiterasiIbuProfesional

#BersinergiJadiInspirasi