Posted in How to be a good Mom, Piece by Piece

Bersabar dengan Kekurangan Orang Tua

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 21 Maret 2022

Semoga kita menjadi anak yang shalih dan shalihah yang dapat bersabar dengan kekurangan orangtua kita

@muslimshowindonesia

Membaca komik strip di @muslimshowindonesia sore ini di instagram membuat #jlebmomen karena pas sekali dengan tema drama kehidupan hari ini yang saya alami. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya aamiin…

Ketika kita sudah semakin dewasa menuju tua, kita kadang lupa menyadari bahwa orang tua kitapun semakin menua dan semakin banyak keterbatasan. Namun kita masih memperlakukan beliau layaknya saat kita masih kecil dahulu dan orang tua kita masih seusia kita saat ini. Kadang ada hal-hal yang tidak sesuai harapan kita, kita tidak berusaha memaklumi, langsung protes, langsung mendebat. “Mestinya kan begini…”, “Mestinya kan begitu…”.

Saya menemukan contoh dari beberapa orang terdekat saya yang sabarnya luar biasa menghadapi orang tuanya yang semakin menua dan kadang berusaha menguji kesabaran. Saya juga menemukan contoh dari beberapa orang yang masih bisa ngajak berantem, membantah dan lainnya di saat orang tua sudah semakin tua.

Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah

peribahasa

Allah memberi banyak rejeki bagi yang memuliakan kedua orang tua, janji surga juga bukan? di dunia saja sudah diberi banyak kebaikan. Anak yang tidak pernah membantah kedua orang tua, apapun kehendak orang tua (asal masih sesuai agama) dituruti, dan lainnya maka kehidupannya berkah, Masya Allah. Namun jika sedikit saja membuat orang tua sakit hati, sedih nampaknya hidupnya adaa saja yang belum di ridhai Allah.

Mudahan kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, memperoleh ridho orang tua dan ridho Allah aamiin…

Kita pun, sebagai orang tua harus menanamkan nilai-nilai baik kepada anak agar kelak anak kita menjadi anak shalih dan shalihah yang berbakti dan tidak menyakiti hati orang tua aamiin…

Katanya siy, bagaimana kita memperlakukan kedua orang tua kita saat ini akan kita terima sama dengan bagaimana anak kita memperlakukan kita nanti. Maka berbaktilah…

Ya udah sekian tulisan gak jelas juntrungannya ini yang penting jadi pengingat saya. Mudahan pemirsa juga bisa mengambil hikmahnya aamiin…

Wassalam

#KelasLiterasiIbuProfesional #ibuprofesional2022 #ibuprofesionalforindonesia #semestakaryauntukindonesia #womenincooLABoration #IP4ID2022 #KLIP2022MengantarCahaya

Posted in Daily, Diary

Curhatan soal ART

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Minggu, 20 Maret 2022

Belum pernah ya saya membahas soal salah satu anggota keluarga di rumah yaitu ART (asisten rumah tangga), kalau saya cari di KBBI saya menemukan definisi bagi istilah pembantu: orang upahan, pekerjaannya (membantu) mengurus pekerjaan rumah tangga (memasak, mencuci, menyapu, dan sebagainya).

Saat ini sedang tidak puas dengan kinerja ibu ART di rumah, mungkin kesalahannya ada di saya dan suami yang kurang tegas dan terlalu baik. Setelah meminta saran ke ibu mertua dan mamah sendiri, mungkin akan saya coba lebih bersikap tegas dan disiplin, mulai pekan ini. Insya Allah si calon debay segera lahir, tentunya saya butuh ART untuk lebih berinisiatif soal urusan rumah dengan standar yang saya inginkan tanpa harus menunggu perintah terus-terusan dari saya.

Mau curhat yang lebih detail soal mengapa saya tidak puas dengan kinerja beliau di sini, nanti malah buka aib orang lagi hehehehe… cukuplah saya, suami, ibu mertua dan mamah saya yang tahu. Insya Allah beberapa hari ini saya intropeksi dan pekan depan mulai menerapkan sistem yang baru ke ibu ART, kita lihat lah ya seminggu ini bagaimana perkembangannya.

Kalau kata mamah saya, karena saya juga baru pertama ini punya ART sendiri. Selama ini mengurus diri dan rumah sendirian, meskipun ketika dahulu masih di rumah orang tua sejak masih bayi sampai kuliah kami beberapa kali punya ART. Meski dulu ada ART di rumah, tapi saya nggak punya pengalaman menyuruh-nyuruh ART melakukan tugas yang harus saya kerjakan.

Anak-anak mamah saya tetap disuruh melakukan apa-apa secara mandiri tanpa tergantung orang lain. Tokh yang mengupah ART adalah orang tua, jadi ya mereka adalah pegawai orang tua saya, bukan kami anak-anaknya. Dahulu saya suka terkaget-kaget kalau melihat ART sepupu kami yang bisa dimarahi atau disuruh-suruh oleh sepupu kami yang masih kecil. Karena di rumah nggak pernah begitu, adanya malah kami yang dimanfaatkan ART yang berniat tidak baik.

Oke, balik ke masa kini. ART saat ini adalah ART ketiga yang kami miliki sepanjang setahun terakhir, dua ART sebelumnya hanya bertahan 1-2 bulan, bahkan ada yang belum menyelesaikan kewajibannya tapi sudah menghilang.

Saya sebenarnya masih bingung bagaimana memperlakukan ART di rumah. Mau dianggap keluarga, nanti ngelunjak. Mau dianggap pegawai, nanti nggak betah dengan tuntutan saya yang terbiasa kerja cepat, efektif dan efisien (halah). ART ini tidak menginap, bekerja dari jam 8 pagi sampai 2 siang, karena kami sanggupnya membayar ART yang pulang hari saja. Itu pun jam 12 siang dia sudah santai main HP, niatnya biar dia ada istirahat, namun nampaknya jadi terlalu santai.

Dahulu, ketika masih punya beberapa anak buah di kampus, saya bisa dengan tegas memberi tugas-tugas dan ada waktunya kami bisa lebih santai seperti keluarga, misalnya main di luar kantor bareng, makan di luar bareng, dengerin curhatan mereka. Tapi kerjaan selalu beres.

Kenapa saat memiliki ART, yang bisa saja saya perlakukan seperti pegawai dikantor saya tidak bisa memperlakukan seperti di kantor dulu ya?

Saya perhatikan Ibu mertua dan keluarga suami yang punya beberapa pegawai di usaha keluarga, memang harus tahu kapan tegas, kapan disiplin dan kapan waktunya untuk peduli layaknya keluarga. Yang pasti, kerjaan pegawai harus dipantau terus biar tidak ada waktu berleha-leha, nanti makan gaji buta donk.

Semangat mamah cit, anggap saja latihan punya pegawai banyak dikemudian hari hehehhe… kalau bisa ngehandle satu orang, mana tahu nanti bisa menghandle lebih banyak orang lagi.

Demikian curhatan akhir minggu ini

Semangat Senin!

Wassalam

#KelasLiterasiIbuProfesional #ibuprofesional2022 #ibuprofesionalforindonesia #semestakaryauntukindonesia #womenincooLABoration #IP4ID2022 #KLIP2022MengantarCahaya

Posted in Daily, Diary

Mertua yang Baik itu Rezeki

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 18 Maret 2022

Lanjutan cerita saya sakit ya gaes, semoga bisa diambil hikmahnya. Postingan lain bisa kalian liat di sini: Akhirnya tumbang juga… dan di sini: Akhirnya Positif juga…

Isoman butuh waktu 10 hari dari gejala awal muncul. Jadilah saya tetap isoman. Sudah nggak mikirin kondisi rumah, dapur, anak-anak dan suami makan apa.

Alhamdulillahnya suami sudah terbiasa ngurusin anak ya, jadi ketambahan harus ngurusin saya yang sakit jadinya (mudahan) tidak terasa berat. Meskipun beliau musti mengajar online, beberapa kegiatan offline terpaksa diundur atau batal hadir selama saya isoman.

Mengurus pasangan yang lagi sakit ini apalagi ibu hamil juga harus banyak sabar ya bun. Alhamdulillah suami penyabar. Setiap malam, 1-2 jam sekali saya bangunkan beliau di kamar sebelah untuk ditemani ke WC, beliau bangun membantu saya. Oh iya, kenapa saya perlu dibantu? hari-hari terakhir isoman saya kena penyakit lanjutan, yang sampai sekarang masih proses diagnosa beberapa dokter. Awalnya sakit perut luar biasa, sampai kalau ganti posisi tubuh jadi sakit banget. nanti saya ceritakan ya bun. Karena itu saya perlu dibantu untuk bangun dari tempat tidur.

Setiap hari suami keluar rumah beli sarapan-makan siang-makan malam untuk orang rumah khususnya anak-anak. Mengantar makanan dan obat-obatan ke kamar isoman di lantai 2, yaitu kamar utama. Ada beberapa kali saya minta disuapi beliau karena makan saya lebih banyak kalau sambil disuapi, meskipun sudah akhir isoman hihihi… manja kali bun! ~plak

Setiap pagi-siang-sore suami mengajak mengobrol saya di depan pintu kamar saya yang sengaja saya buka. “Cepet sembuh mah, kok lama sekali ya?” seringkali suami saya berucap demikian di depan pintu sambil mengawasi saya yang kadang rebahan, kadang kepayahan sambil minum obat. Nampaknya suami sudah lama nggak ada teman ngobrol dan teman jalan keluar rumah untuk mencari jajanan hehehe…

Awal-awal isoman ibu mertua sempat ingin menjenguk, namun dilarang suami karena dikhawatirkan saya kena cov. Setelah saya memang positif, hari-hari terakhir isoman, ibu mertua hampir setiap hari datang, padahal jadwal beliau mengurus Yayasan Pendidikan Islam beliau sangatlah padat. Pernah datang duduk di depan pintu kamar sambil menyemangati saya, mengajak ngobrol hal-hal seru tentang anaknya ketika kecil alias suami saya dan saudara-saudaranya. Pernah suatu saat beliau datang ketika saya harus berobat, menemani saya berobat dan cek urine, memapah saya karena kesakitan dibagian perut.

Esoknya beliau membawa sayur mayur dan lauk agar Ibu ART memasak buat kami. Hari lain membelikan makan siang, membawa kurma, madu dan vitamin lainnya. Hari lain membawa masakan dari rumah beliau, pernah juga membawakan ayam ungkep dan ikan bumbu kuning agar kami dirumah tinggal goreng saja. Oh iya, meskipun ibu mertua sudah usia 60-an tapi masih kuat menyetir kemana-mana sendiri, Masya Allah.

Kalau saya sedang menelpon orang tua saya, biasanya saya ceritakan perlakuan suami dan ibu mertua saya yang bagi saya, merupakan sebuah kemewahan yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. You know lah ya, pernikahan saya sebelumnya tidak seperti ini. Ibu saya juga tahu, karena itu beliau bilang ke saya: “Bersyukur ya teh, mertua sekarang baik minta ampun, suami perhatian…semua itu rezeki”

Salah satu kemewahan yang saya dapatkan selain disuapin suami, kalau soal berobat itu saya turun mobil hanya pas periksa saja, urusan administrasi dan lainnya yang ribet, suami yang turun duluan sampai beres, baru saya turun. Saya nggak pernah digituin bun, dahulu apa-apa harus mandiri sendiri mau sakitnya separah apa juga.

Bersyukurlah ya teman-teman yang punya pasangan dan mertua yang baik dan perhatian, Alhamdulillah. Semoga kelak ketika kita punya menantu, bisa menjadi mertua yang baik dan perhatian juga aamiin….

Wassalam

#KelasLiterasiIbuProfesional #ibuprofesional2022 #ibuprofesionalforindonesia #semestakaryauntukindonesia #womenincooLABoration #IP4ID2022 #KLIP2022MengantarCahaya

Posted in Daily, Diary

Akhirnya Positif juga…

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Kamis, 17 Maret 2022

Kembali menulis setelah hampir 3 minggu off karena sakit.

Sambungan dari cerita saya yang ini ya bun: Akhirnya tumbang juga…

5 hari sejak muncul gejala pertama yaitu sakit kepala, dan dua hari terakhir berada di masa paling berat menurut saya karena semua gejala datang berbarengan: demam, sakit tenggorokan, batuk dan pilek. Akhirnya saya cek kesehatan di puskesmas terdekat, kebetulan ada dr. T, kakaknya adik ipar saya dr. Ch (jadi, adik bungsu saya yang dokter menikah dengan dr. Ch yang memiliki kakak dr. T dan ipar/suami dr. T, yaitu dr. Z)

Alhamdulillah dibantu sekali, saya swab antigen menunggu 15 menit keluar hasilnya, sangat jelas dua garis, maka tidak perlu PCR lagi, langsung dikasih obat-obat positif cov. yang aman untuk ibu hamil. Ada paracetamol, obat batuk pilek, obat alergi dan satu obat antivirus yang aman untuk ibu hamil namun berhubung tidak ada di puskesmas dr. T, akhirnya dikirim via gosend dari puskesmas suaminya, dr. Z kerumah. Semua gratis, ditanggung BPJS.

saya tulis dulu kronologisnya ya.

  • Jumat, 25 Feb: kontrol rutin ke dr. kandungan, ibu dan bayi sehat Alhamdulillah. Pulang dari dokter saya belanja rutin vitamin-vitamin ibu hamil dan keluarga di apotek langganan dekat RS Provinsi Kaltim. Bukannya berburuk sangka, namun di sana saya kebetulan sempat sebelahan sama pasien yang ambil obat batuk pilek di apotek. Saya kaget, dan langsung jaga jarak.
  • Sabtu, 26 Feb: sempat belanja sayur mayur di toko sayur langganan dekat kampus. siangnya saya mulai mengeluh sakit kepala separuh bagian kiri. Herannya, saya pikir karena tekanan darah yang tinggi, namun biasanya saya sakit kepala bagian sebelah kanan dan leher tegang, namun ini hanya kepala saja dan sakitnya luar biasa. Hari ini juga saya mulai konsumsi obat penurun tekanan yang diberi dokter kandungan. Beberapa hari memang kurang tidur.
  • Minggu, 27 Feb: Masih sakit kepala, bahkan diiringi pegal seluruh badan. Malamnya suami pijat seluruh badan saya agar bisa tidur nyenyak. Beberapa hari ini saya kepikiran persiapan lahiran yang belum rampung juga sesuai rencana, akhirnya malam ini nangis ke suami curhat. Mungkin karena itu juga imun saya drop, overthinking persiapan dan lahiran. Setelah dipijat, Alhamdulillah bisa tidur nyenyak. Adik saya yang dokter segera menyarankan minum paracetamol meskipun tidak demam, namun untuk meredakan sakit kepalanya.
  • Senin, 28 Feb: Bukannya mereda, malah mulai sakit menelan, batuk kering. Saya merasa tidak demam, namun saat cek suhu tubuh sudah diangka 39.9 derajat. Masya Allah. Saya segera minta suami dan anak tidak mendekat dulu ke kamar utama, saya isoman saja. Makan 3x sehari diantar, saya di dalam kamar, shalat juga sendiri. Berkomunikasi dengan suami hanya di depan pintu, karena beliau yang mengantar makanan. Komunikasi dengan anak melalui vcall WA. Dua hari ini dibeliin air kelapa sama suami, Alhamdulillah lumayan ada tenaga.
  • Selasa, 1 Maret: Hari ini akhirnya memutuskan konsul ke adik ipar, dr. Ch. Batuk pilek mulai melanda, sakit kepala, demam mulai turun dikisaran 37-38 derajat, lemas dan sakit tenggorokan masih lanjut. Nafsu makan berkurang, memaksa makan hanya demi bisa minum obat paracetamol-penurun tekanan dan vitamin bumil serta madu-kurma-habatussauda-vit. C. Berhubung biasanya awal bulan adalah jadwal rutin belanja di pasar induk, namun mamah sakit maka dapur otomatis off karena kulkas kosong, suami beli nasi bungkus untuk semua orang di rumah. ART masih masuk untuk beberes. Kembali lemas dan nggak ada tenaga. Inginnya minum air putih terus, haus terus.
  • Rabu, 2 Maret: Akhirnya ke puskesmas dekat rumah dimana ada kakaknya dr. Ch yaitu dr. T, yang akhirnya di swab antigen dan diberi obat positif cov seperti kisah saya di awal postingan ini.

Sekian ceritanya bun, besok-besok lanjutannya yaa

Sehat-sehat semua ya bunda-bunda…

Semoga kita selalu diberi kesehatan, diberi kesembuhan aamiin…

Wassalam

#KelasLiterasiIbuProfesional #ibuprofesional2022 #ibuprofesionalforindonesia #semestakaryauntukindonesia #womenincooLABoration #IP4ID2022 #KLIP2022MengantarCahaya