Posted in How to be a good Mom, Piece by Piece

Bunda Cekatan, Tahap Kupu-Kupu: 6. Fokus Pada Kemajuanmu

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Selasa, 30 Juni 2020

Materi ke-6 dari Tahap Kupu-Kupu: Fokus Pada Kemajuanmu

Penjelasan Fokus Pada Kemajuanmu

Bagaimana untuk bisa fokus? Keep it Going, tidak usah menengok kebelakang. Hal ini merupakan proses pembelajaran, jangan baper yang lalu biarlah berlalu, fokus pada solusi.

Langkah Fokus pada Kemajuan:

  • Menggunakan Master mind, template 1: sudah sukses apa hari ini? apa kunci sukses hari ini? ingin sukses apa hari esok? terkait keterampilan yang diasah di Buncek.
  • Mulai mengisi template di hari Jumat, 26 Juni 2020 kemudian dipertengahan pekan atau Sabtu/Minggu melakukan diskusi denga Mentor (dan Mentee), lanjutkan mencatat kegiatan dan menuliskan Aliran Rasa sampai hari Selasa, 30 Juni 2020 kemudian submit jurnal di hari itu juga.
  • Untuk template 2, menganalogikan diri kita pada hari itu, bagaikan apa kita dihari it? Kotak Mentor dan Aku itu kita memberi hadiah berupa analogi Mentor bagi kita dan sebaliknya begitu juga menerima hadiah dari Mentee, seperti apa kita di mata mereka. Saling menganalogikan karakter kita masing-masing.
  • Membuat testimoni, kesaksian orang terdekat yang merasakan perubahan dan melihat proses kita dalam mengasah keterampilan, boleh anak, suami, sahabat dan teman di luar Kelas Bunda Cekatan.

Ketika berdiskusi dengan Mentor dan Mentee, kita saling bercerita untuk menguatkan proses Mentorship ini. Bercerita tentang pengalaman di hari Jumat (dan Sabtu), memberikan feedback, menceritakan naik turunnya mengasah keterampilan. Mentor memberi acknowledgement kepada Mentee: “ah, saya juga pernah merasakan itu Mbak…”

Keep it Going dan kecepatan ditambah karena sebentar lagi menuju garis finish, fokus pada solusi bukan pada masalah.

Indikator sukses adalah diri sendiri yang membuat. Fokus pada kekuatan, siasati kelemahan.

Jurnal Pekan 6

Diskusi dengan Mentor

Diskusi dengan Mentor dilakukan pada hari Minggu, namun batal via Vcall dan dilanjutkan via chat WA saja.

Masukan beliau:

“Alhamdulillah dari hari ke hari makin sistematis ya manajemen waktunya, makin bisa mengatur waktu, bisa punya me time, bisa deket sama anak.
Saya senang lho melihat progress mbak Citra, Insyaallah ke depan semakin konsisten yaa…”

Hari ini saya dapat masukan lagi dari beliau, gara-gara hari senin terlalu PD jadi bikin to do list lebih banyak dari biasa, terus nggak sanggup kemudian baper.

“Sabar mbak….pelan2 aja….gak usah langsung tancap gas, tetep pake skala prioritas yaa..”

Mentor memberi saya hadiah berupa analogi seekor Lebah, Mentor melihat saya seperti seekor Lebah. Cerdas, pekerja keras, bisa kerjasama dengan baik, teratur, terencana. Mau terus belajar untuk mencapai tujuannya…..terima kasih sudah betah menjadi mentee saya ya, kata beliau.

Masya Allah, saya juga Alhamdulilllah bisa belajar sama Mbak T, banyak banget yang saya terapkan dan berhasil dalam mengelola waktu dan berkomunikas produktif dengan anggota keluarga.

Bagi saya, beliau itu ibarat Pohon Pelindung bagi para Mentee yang sedang mengasah keterampilan, saya merasakan kalau diskusi sama Mbak T membuat semua kecemasan dan gak PDnya saya jadi berkurang…terima kasih banyak ya Mbakku tersayang atas bimbingannya ~hug virtual

Diskusi dengan Mentee

Diskusi dengan Mentee 1 dilakukan pada hari Sabtu, sejam sebelumnya saya baru menyimak materi pekan 6 dari Ibu Septi. Kami diskusi via vcall WA. Hari sebelum dan setelahnya kami juga melakukan komunikasi via wa, selain belajar tentang Manajemen Emosi, saya juga banyak dapat ilmu tentang Berkebun dan Bekam, Masya Allah!

Mentee 1 memberikan saya analogi berupa Air, karena saya itu ibarat air menyejukkan hati, kata-kata saya meresap ke dalam sanubari Mentee. Saya juga merupakan sosok yang kuat seperti air di mata Mentee, karena tetesan air bisa melubangi batu. Jika melihat saya yang keibuan jadi adem tenang dan bahagia.

Terima kasih ya Mbak W, apakah itu tidak berlebihan analoginya? hihii…

Diskusi dengan Mentee 2 dilakukan pada hari senin dan selasa melalui chat WA. Selain belajar bareng tentang Manajemen Emosi, saya juga ikutan ngintip kesukaan masaknya beliau lho…keren!

Mentee 1 memberikan saya analogi berupa simbol Love, kata Mbak D, saya itu Mentor cantik yang selalu bisa menyuntikkan semangat tanpa menggurui, serasa hatinya penuh sejuta warna bagai teman lama walau baru berjumpa.

Kyaaa…Mbak D juga berlebihan menyanjung sayah! ~marah tapi hidung kembang kempis.

Alhamdulillah saya bisa belajar bareng mbak W dan D, selalu semangat walaupun jalan tidak selalu mulus ya Mbak-Mbakku tersayang, yang penting selalu semangat… saya juga banyak belajar dari Mbak-Mbakku, lapyu all!

Analogi dan maknanya dari Mentor dan para Mentee ini saya pajang di jurnal sebagai reminder saya jika saya lagi down dan butuh suntikan semangat ya Mbak-Mbakku…

Dengan Keluarga

Diskusi dengan keluarga tentunya terkait bagian Testimoni, baru saya tanyakan beberapa saat sebelum merampungkan Jurnal ini. Banyak pelajaran yang saya dapat. Emosi? banget… Biasanya saya dengan anak dan suami akan mendebat dan nge-gas, karena nggak terima dengan penilaian mereka, saya merasa usaha saya harus tetap diapresiasi, karena sungguh minggu ini saya berasa lelah banget…

Namun, saya ingat nasihat UHA, kadang diam akan mendatangkan banyak kebaikan. Akhirnya saya diam dan berusaha menerima, ((BERUSAHA))… ternyata banyak nasihat suami yang baik buat saya, beliau memang fokusnya memberi masukan saya kegiatan saya di riset.

Masukan bagi saya juga adalah, saya harus banyak mengkomunikasikan kegiatan saya keseluruhan kepada mereka, karena mereka nggak melihat secara langsung dan setiap waktu apa yang sudah saya lakukan sehari-harinya, pontang panting dan berharap punya menguasai Kage Bunshin no Jutsunya Naruto hiks….

Maaf ya ini jadi keluar semua nih yang tertahan saat diam mendengar testimoni dua lelaki sayah barusan hihihi….sabar sabar…

Mengukur Kemajuan

Jumat, 26 Juni 2020

Jadi sebenernya sudah ada 2 kegiatan prioritas, namun ternyata pagi saya dapat email dari Spv. Biasanya, saya sudah ada kecemasan tersendiri kalau sudah mau menyelesaikan tugas dari beliau. kadang paling cepat itu 3-7 hari baru bisa kirim balik tugasnya ke beliau. Tapi hari ini saya berhasil menyelesaikan tugas dan mengirimkannya walaupun semalam-malamnya.

Sukses saya lainnya adalah, saya melakukan to do list yang harusnya dikerjakan untuk besok, tapi saya majukan ke hari ini, yaitu menyapu, mengepel, sikat toilet dan sorenya sempat pergi ke supa (supermarket) untuk beli sembako mingguan. Alasannya, karena prakiraan cuaca besok hujan lebat, dan besok masih banyak kegiatan yang harus dilakukan. jadi pergi ke supa juga kaya me time saya sehabis seharian di kampus. terus pulang, langsung balik mengerjakan tugas dari spv sampai jam 1 pagi.

Kesimpulannya, walaupun to do list yang sudah dibuat akhirnya tidak bisa diselesaikan karena ada tugas dadakan, namun saya merasa ada peningkatan dalam mengatur waktu, karena berusaha tidak menunda pekerjaan, dan memindahkan kegiatan besok hari di hari ini jika masih ada tenaga untuk menyelesaikan.

Tetap harus ada me time, istirahat atau cari udara segar ke supa pakai sepeda

Kunci Sukses hari ini: Punya tekad bahwa tidak mau menunda pekerjaan, harus ada me time untuk recharge energy dan semangat

Simbol: I win today!

Sabtu, 27 Juni 2020

Sejak 2-3 minggu ini sudah berusaha fokus pada urusan kampus, dan anak saja di Weekdays dan memindahkan semua kegiatan pengembangan diri dan lainnya di Weekend, agar Weekend lebih optimal.

Jadi walaupun kurang tidur, saya harus bangun pagi dan melakukan banyak online meeting dari pagi dengan beberapa orang di kegiatan yang berbeda, sambil nyuci pakaian dan meal prep untuk semingguan ini.

Alhamdulillah lebih sukses dari yang hari kemarin, karena semua to do list yang banyak sudah dilakukan dan diselesaikan, tidak ada yang migrated/diteruskan ke besok hari. Me time, tidur siang.

Kunci sukses hari ini: Ada rasa percaya diri untuk bisa menaklukkan to do list hari ini, karena keberhasilan hari sebelumnya, dan harus ada me time yaitu tidur siang

Simbol: Good 5 Stars!

Minggu, 28 Juni 2020

Sebenarnya, karena sudah energi full dan jadwal padat di hari jumat dan sabtu, hari minggu saya berasa punya waktu luang untuk melakukan beberapa hobi dan mini project yang sudah lama ingin dikerjakan tapi gak sempat-sempat.

Cuman, karena senang sekali bisa melakukan hobi, saya jadinya lupa waktu, dan asyik aja gitu…sampai saya membatalkan janji diskusi via vcall sama Mentor.

Hari ini juga sebenarnya ada ajakan dadakan dari teman untuk jalan ke tempat yang sudah lama saya ingin kesana, 4 tahun disini belum pernah liat sunset di Shimonada Station yang terkenal itu.

Tapi karena sudah ada hal seru yang sedang saya kerjakan, Anak juga lagi senang dirumah, kami menolak ajakannya. Agak sedikit rasa gimana gitu, biasanya dulu kalau ada ajakan dadakan saya langsung bilang iya terus, sekarang saya selalu menolak kalau dadakan.

Tapi rasa kecewa sedikit tadi berusaha saya hilangkan dengan meyakinkan diri bahwa saya ingin hari senin besok sudah selesai semua urusan weekend.

Saya juga banyak waktu mengobrol sama anak, seneng deh apalagi sekarang banyak A kun yang ngajak ngobrol duluan dan dia cerita macam-macam. Dahulu, saya yang ngajak ngobrol dan dia diem aja tiap saya tanya…Alhamdulillah banyak progress positif ya jib…

Hari ini saya merasa kurang sukses, karena batalin janji sama Mentor, dan kayanya saya kalau udah asyik sama sesuatu yang disuka sudah lupa sama semua, jadinya harus punya disiplin diri untuk : oke, cukup sampai jam sekian…

Dan nampkanya sudah mulai kelelahan karena habis-habisan di 2 hari sebelumnya, sampai hari Minggu sore…malam hari sudah mulai lemas-lemas nggak bisa konsentrasi.

Tapi saya seneng siy mbak, lama nggak melakukan hobi ya Allah… hobinya apa? ah malu… InsyaAllah itu hobinya saya jadikan mini project biar bisa bermanfaat saat saya nanti balik ke Indonesia ngurusin keluarga, jadi sekarang saya cicil mengerjakannya.

Kunci sukses hari ini: optimalkan waktu dihari-hari sebelumnya agar bisa punya waktu untuk melakukan hal yang menjadi hobi, namun hobinya harus bermanfaat.

Simbol: Tepar!

Senin, 29 Juni 2020

Gara2 agak lancar 3 hari sebelumnya jadi saya nambahin kegiatan, harapannya bisa dikerjakan semua, sebagian dikerjakan siy tapi jadi baper lagi karena ada 2-3 yg gak kepegang…

Trus, rasanya capeeek banget gitu, berasa gak bahagia aja jadinya…

Jadi hari ini, saya mampu melaksanakan kegiatan di kategori C (rutin) yang banyak. Untuk kegiatan kategori A sebagian bisa dilaksanakan, namun target meleset karena susah konsentrasi.

Kunci sukses hari ini: Ketika hari-hari sebelumnya sukses, saya malah menambah to do list saya hari ini karena menganggap mampu. Seharusnya pola yang sudah jalan harus dilancarkan dulu sesuai kemampuan.

Simbol: Berasa ada beban 700 kg dipundak…hiks

Selasa, 30 Juni 2020

hari ini saya kurangi siy, jadi hanya prioritas hari ini aja, kegiatan tambahan saya kasih tanda kurung: kalau sempat…

Jadi, saya berhasil melaksanakan semua kegiatan di To do list, Alhamdulillah.

Let it go kalau ada yang belum terlaksana, tetap Semangat di hari berikutnya!

Kunci sukses hari ini: Menerima bahwa kemampuan kita terbatas, kembali bersemangat untuk menaklukan to do list hari ini, punya tekad kuat untuk menyelesaikan to do list, terima saja jika ada kegiatan yang belum selesai atau harus migrated, banyak sabar dan menjaga lisan khususnya kepada anggota keluarga

Simbol: Apapun itu, harus tetap mengucapkan ALHAMDULILLAH!

Beberapa hal penting yang bisa saya ambil dari proses pekan 6 ini, Aliran Rasa:

Pekan ini merasakan perubahan yang berbeda dari minggu-minggu sebelumnya.

Sangat menguras energi siy, namun banyak hal yang bisa saya selesaikan.

Perasaan saya masih bingung siy, masih bertanya-tanya apakah saya bahagia? karena masih meraba-raba apakah saya sanggup mengelola waktu dengan pola seperti ini, karena nampaknya sangat melelahkan buat saya

Kedepannya saya ingin:

  1. Merutinkan pola yang sudah jalan pekan ini,
  2. Menyelipkan Me time setiap harinya untuk charge energi dan menurunkan emosi,
  3. Belajar lebih banyak lagi tentang komunikasi produktif ke anggota keluarga agar bisa mengkomunikasikan semua hal ke mereka
  4. Belajar memilih prioritas tapi dalam level advance, alias harus bisa mengurangi/menghilangkan kegiatan.

Semangat para Kupu muda, sisa 2 pekan lagi menuju Kupu Dewasa!

Wassalam

#jurnalke6
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

Posted in How to be a good Mom, Piece by Piece

Bunda Cekatan, Tahap Kupu-Kupu: 5. Check Progress – Diskusi Kemajuan

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 22 Juni 2020

Materi ke-5 dari Tahap Kupu-Kupu: Check Progress

Penjelasan Check Progress

Check Progress merupakan diskusi kemajuan kita dalam proses mengasah keterampilan selama kelas Bunda Cekatan.

Proses ini juga untuk menekankan bagaimana meningkatkan kualitas diri dan kualitas hubungan dengan orang lain. Progress kejujuran.

Setiap hari adalah proses mentorship, setiap hari selama beberapa bulan ini merupakan proses mengasah keterampilan diri, agar tidak terhalang jadwal materi dan diskusi live di FB maka mulai pekan lalu jadwal digabung menjadi setiap kamis malam saja selama 60 menit kurleb.

Setiap hari memperpanjang jam terbang dari keahlian yang kita inginkan, maka kita nanti akan menemukan hal baru, menemukan AHA momen, disitulah kuncinya.

Proses ini untuk kembali mengingatkan diri kita bagaimana kita menjalani Tahap KupuKupu, apakah bersungguh-sungguh ingin meningkatkan kualitas diri, memuliakan diri ataukah sekedarnya saja untuk menggugurkan kewajiban submit jurnal setiap minggu, hanya menulis seadanya seakan dan menurunkan derajat diri, kalau istilah Bunda Septi: menghinakan diri. #makjleb

Tidak ada yang bisa merendahkan diri kita, kecuali kita sendiri yang mengizinkan. Kecuali anda menurunkan kualitas diri anda dengan menurunkan standar. Resiko yang diterima untuk diri sendiri dan jika ingin berubah, berubah oleh diri sendiri.

Proses Check Progress dimulai dengan mereview kembali Action Plan yang dibuat di pekan 3 lalu, kemudian dilanjutkan False Celebration dan kemudian 360 degree Feedback.

Mereview kembali Action Plan, lihat kembali Tujuan-Langkah-Dateline. Lihat kembali progressnya seperti apa: Apakah proses kita sudah sesuai dengan action plan yang sudah dibuat? sesuai dengan rencana? jika belum terlaksana, mengapa? jika terlaksana, mengapa bisa? jika melebih target, bagaimana menguatkan lagi?

False Celebration, It’s okay to make mistake as long as I learn from my mistakes, menyadari dan menemukan kesalahan yang dilakukan selama proses mengasah keterampilan, mengakui kesalahan tersebut dan belajar dari kesalahan, bagaimana merubah dan memperbaiki kesalahan agar menjadi diri yang lebih baik lagi dan bisa mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Komitmen ke depannya.

Hal tersebut lebih baik daripada menutup-nutupi kesalahan dengan kebohongan. Dan hal lain yang membuat sedih adalah jika dalam proses mentorship ini tidak membuat ke arah yang lebih baik, hal ini dikarenakan kita tidak mengetahui kesalahan kita apa dan ada dimana.

360 Degree Feedback, fokus pada melatih otot mental kita, bagaimana menerima masukan, baik positif maupun negatif, dari semua orang yang berhubungan dengan kita. Dari Mentor, Mentee, Buddy, suami dan anak-anak, keluarga, sahabat dan rekan. Untuk mendapatkan feedback, kita harus mau mendengarkan agar menjadi bijaksana. Juga melatih diri dalam keterampilan Komunikasi Produktif.

Belajar menerima kadar feedback, apakah sakit hati ataukah menjadi cambukan diri. bagaimana menghadapi dan menerima masukan dari orang yang tipikal devil’s advocate, selalu saja mencari kesalahan dan kejelekan dari kita. Untuk menjadi BESAR, anda harus latihan menerima feedback. Motivasi tidak akan mati jika menerima feedback, kita harus mampu merubah feedback tajam menjadi pemicu untuk sukses.

Sebagai Mentor dan Mentee, bagaimana Mentor melakukan False Celebration tentang konsep mentorshipnya, belajar Leadership dan Communication skill, belajar sebagai Problem Solver dan Motivator, bagaimana Mentor memberi feedback dengan kemampuan komunikasi yang baik, bagaimana Mentee menerima feedback tanpa ada rasa sakit hati, menerima dan berusaha jujur pada diri sendiri. Memberi masukan namun tetap mengapresiasi.

360 Degree Feedback dengan keluarga, Pola yang ada di Kelas Bunda Cekatan merupakan pola yang dapat diterapkan dalam keluarga kita dan pola bagaimana kita akan mengasah keterampilan diri maupun anggota keluarga. 360 Degree Feedback dengan menanyakan kepada anak dan suami apakah sejak Ibu mengikuti Kelas Bunda Cekatan ada perubahan, berupa kemajuan ataukah kemunduran?

Jurnal Pekan 5

Check Progress dengan Mentor

Dilakukan hari Minggu, 21 Juni 2020 jam 16:30 JST, saking serunya sampai lupa cek durasi vcall via WA nya hihi…

Check Action Plan, bisa dilihat di gambar di bawah:

Alhamdulillah banyak masukan dan tips dari Mentor selama proses Mentorship ini saya lakukan dan efektif memperlancar saya mengelola waktu sehari-harinya.

Saya juga masih melanjutkan T30 di Tahap Kepompong sebelumnya, dan banyak menemukan AHA momen selama menjalankannya. Banyak hal-hal kecil yang jika kita lakukan akan berdampak besar bagi semakin terasahnya keterampilan kita…Alhamdulillah…

False Celebration, kesalahan yang harus diperbaiki:

  • Suka baperan atau kepikiran kalau ada to do list yang nggak diselesaikan dalm 1 hari… ini berusaha menerima dan mengapresiasi diri, yang penting sudah berusaha optimal hasilnya harus tawakkal.
  • Suka susah kalau konsentrasi terganggu, ketika berusaha fokus kembali biasanya udah kehabisan energi… ini belum tau solusinya.
  • Kalau udah datang malesnya, ya males aja…mestinya kegiatannya harus dipecah karena kalau males berarti masih terlalu berat untuk diselesaikan dalam 1 hari.
  • Jarang buka action plan, jadi suka masih gampang terdistraksi. kalau rutin review dan evaluasi mungkin ada motivasi tambahan untuk bisa mempercepat penyelesaian kegiatan…jadi harus ada waktu rutin mingguan untuk evaluasi, evaluasi mingguan harus menjadi waktu prioritas

Feedback dari Mentor,

  • Jalannya sudah enak, lancar, tinggal ada kurang-kurangnya sedikit yang harus diperbaiki.
  • Cara untuk nggak baperan dalam mengatur waktu, menerima kalau kemampuan kita dalam sehari itu segini, kemudian lakukan besok hari dengan kekuatan yang lebih, dengan menyelesaikan 2x lebih dari hari sebelumnya.
  • Jika kehilangan fokus dan konsentrasi, jangan dipaksa, maka untuk mengembalikan mood gunakan waktu untuk refreshing sebentar, 10-15 menit, untuk menyegarkan pikiran.
  • Komunikasi produktif dengan keluarga, komunikasi dengan diri sendiri dan anak cowo sudah lancar di Jepang, maka nanti tinggal adaptasi dengan suami dan anak cewe di Indonesia. Selama LDM ini bisa dimulai dengan ngobrol untuk mendapatkan masukan dari suami.
  • Laki-laki dan perempuan itu berbeda, maka jika ada hal-hal yang tidak sesuai selama sifatnya bukan prinsip maka dibiarkan saja, waktu dan energi kita jangan terkuras untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dikomunikasikan atau dimaklumi.

Check Progress dengan Mentee

Saya berdiskusi dengan Mentee 1 pada hari Minggu, 21 Juni 2020 selama 60 menit melalui vcall WA dan Mentee 2 janjian diskusi via chat WA, cuman belum ada komunikasi lagi dengan Mentee 2, InsyaAllah sebelum dateline jurnal akan saya update perkembangannya di jurnal ini.

Isi diskusi tidak saya tuliskan di sini karena sifatnya pribadi hehehehe…namun Alhamdulillah sayapun sebagai Mentor mendapatakn banyak pelajaran dan pencerahan selama melakukan check progress bareng ini.

360 Degree Feedback Keluarga dan Sahabat

Nampaknya perlu energi yang besar dan kesabaran saya untuk menerima feedback dari suami dan anak…jadi sedang menyiapkan diri. nanti saya update ya hihihi…

Feedback dari para sahabat dan rekan, saya perhatikan komentar mereka selama ini, ternyata memang saya dikenal sebagai mamah yang well organized, jaman dulu saya dikenal orang yang teratur dan terencana sekali terhadap waktu. Walaupun bagi diri saya sendiri, saya masih berantakan dalam mengatur waktu, pengen melakukan banyak hal namun waktunya terbatas.

Terkait komunikasi, masukannya mereka adalah saya orang yang bisa masuk dan berkomunikasi dengan siapa saja dari usia manapun. Namun tentunya tidak selalu mulus.

Biasanya yang kasih feedback pedas adalah orang-orang yang paling dekat dengan saya, karena itu saya melatih otot mental saya agar lebih fleksibel namun kuat. 2 tahun lalu saya menerima feedback tajam yang berbulan-bulan membuat saya kehilangan arah dan mempertanyakan nilai-nilai hidup yang selama ini saya jalani, lebay ya namun kenyataannya begitu.

Selama kuliah di Jepang memang baperan saya kok jadi muncul ya, mudah emosi untuk hal-hal yang sebelumnya bisa saya cuekin, apakah itu tanda tingkat stress saya yang menanjak naik?

Alhamdulillah banyak hikmah yang saya dapatkan, sekarang sudah bisa menyikapi feedback pedas dan tajam dengan lebih bijak: hal pertama, SENYUMIN AJA! xixixixi….

Alhamdulillah hari ini, saat saya menuliskan jurnal ini saya merasa menjadi versi terbaik saya, lebih baik dari dahulu walaupun masih banyak yang harus diperbaiki…Alhamdulillah, terima kasih IP!

Beberapa hal penting yang bisa saya ambil dari proses Check Progress ini:

Hikmah yang saya dapatkan selama diskusi dengan Mentor dan Mentee pekan ini adalah:Bahwa kita dapat memecahkan permasalahan dari ilmu yang sedang kita asah terampilnya dengan bantuan metode-metode dari bidang ilmu lainnya.

Misalnya, keterampilan Manajemen Waktu yang sedang saya asah dapat diperlancar dengan metode dari Manajemen Emosi dan Komunikasi Produktif. Keterampilan Mentee saya terkait Manajemen Emosi bisa diperlancar dengan ilmu Al Qur’an, Manajemen Waktu dan Komunikasi Produktif.

Saya jadi teringat kewajiban saya di kampus, saya belajar di bidang Perencanaan Kota, riset tentang permasalahan kota dimana saya sedang mencari solusinya dengan menggunakan Ilmu Psikologi dan Manajemen. Bidang Engineering yang digabung dengan Ilmu Sosial.

Benar kata Ibu Septi, bahwa semua ilmu pada akhirnya sangat berkaitan erat, dan belajar berpikir kreatif adalah dengan mencampurkan 2 hal yang berbeda, dalam hal ini menurut saya adalah menggabungkan 2-3 ilmu yang berbeda untuk mengasah 1 keterampilan.

Selain bisa mengasah keterampilan di bidang Manajemen Waktu, sayapun pada akhirnya berlatih skill-skill yang ingin saya asah dan tercantum di Peta Belajar saya: Komunikasi, Problem Solving, Collaboration, dll.

Semangat para Kupu muda!

Wassalam

#jurnalke5
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

Posted in How to be a good Mom, Piece by Piece

Bunda Cekatan, Tahap Kupu-Kupu: 4. Check In – Aliran Rasa

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Selasa, 16 Juni 2020

Materi ke-4 dari Tahap Kupu-Kupu: Check In

Penjelasan Check In

Check In merupakan proses untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hubungan yang dijalin dengan orang lain, proses ini harus dilakukan ketika kita berhubungan dengan siapapun.

Fungsinya adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana hubungan yang dijalani, apakah sudah sesuai dengan tujuan di awal? perlukah ada perbaikan? seperti apa perbaikannya?

Proses check in dalam pola mentorship dilakukan agar mengetahui apakah prosesnya sudah sesuai milestone, mind map/peta belajar? sudah on track atau off track? sudah sejauh mana kesasarnya?

Pola mentorship dan proses check in di dalamnya juga dapat kita terapkan dalam hubungan kita dengan pasangan kita. Mengetahui suasana hati, menyampaikan isi hati.

Waktu Check In dilakukan di pertengahan mentorship, proses check in dengan pasangan dan anggota keluarga bisa dilakukan di tengah pekan, biasanya Ibu Septi melakukan di hari Rabu.

Proses Check In, update situasi, double check sebagai Mentor dan Mentee. apa ada yang nggak cocok, apakah ada perubahan, katakan apa adanya agar saling belajar mendapatkan feed back.

Petunjuk Check In: Eksplorasi dengan memperjelas tujuan, kenali satu sama lain, negosiasi agenda. Pemahaman Baru, menentukan ide, bagaimana menyampaikan umpan balik yang konstruktif, berikan komentar positif “…akan lebih baik lagi kalau….”. Action Plan, memeriksa opsi untuk tindakan dan konsekuensi, mendorong membuat keputusan dan memecahkan masalah, pantau kemajuan dan evaluasi.

Apa yang dilakukan Mentor dan Mentee selama proses Check In? Berdiskusi selama 15 menit untuk berkesadaran dalam proses mentorship, ngobrol santai dan sadar, menghadirkan hati. Saatnya kita hadir dan mendengarkan dengan hati. Belajar keterampilan berkomunikasi dengan lebih mendalam, bisa dengan media apa saja yang penting mudah dan memudahkan.

Kemudian tuliskan perasaan masing-masing ke dalam Jurnal.

Pertanyaan Check In, berkaitan dengan Kenyamanan, Prioritas, Tindak Lanjut dan Pertanyaan Penutup (proses, pemberdayaan dan tindak lanjut), semua contoh pertanyaan ada dalam materi pekan 4. Boleh memberikan tantangan kepada Mentee.

Pesan dari Ibu Septi

  • Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang
  • Hebat itu bukan sebuah tindakan, tapi proses kebiasaan yang kita bangun
  • Saat kita tidak punya waktu, berarti tidak memprioritaskan waktu untuk hal yang penting
  • Jika merasa ilmu kita menguap, maka cara untuk re-calling adalah dengan kembali mempraktikkannya

Jurnal Pekan 4

Check In dengan Mentor

Dilakukan hari Minggu, 14 Juni 2020 jam 16:30-17:00 JST, 30 menit via Vcall WA.

Kenyamanan, Alhamdulillah selama ini saya sudah nyaman dan enak diskusi serta belajar dengan Mentor saya. Keahlian beliau sesuai dengan yang saya butuhkan untuk mengasah keterampilan saya, tidak hanya di bidang Manajemen Waktu khususnya di manajemen ibu bekerja di ranah publik, meal prep, to do list, namun juga di bidang Komunikasi khususnya komunikasi dengan anak laki-laki pra remaja.

Selain sesuai dengan bidang yang ingin saya asah, cara beliau mendampingi saya juga enak, mendorong saya melakukan proses belajar ini tanpa ada tekanan misalnya menurut beliau kalau to do list kita tidak tercentang semua ya sudah yang penting kita sudah berusaha maksimal, kalau ternyata yang kita kerjakan butuh durasi lebih lama atau ada kerjaan dadakan ya kita selesaikan besok hari lagi.

Selain itu beliau orangnya bisa menenangkan saya yang suka cemasan, misalnya saja bagaimana agar supaya saya nggak baperan dan kepikiran kalau to do list yang dibuat tidak bisa centang semua, atau kalau anak laki susah banget kalau disuruh belajar.

Banyak catatan yan saya buat selama belajar bareng Mentor saat vcall tersebut, Alhamdulillah…

Memang ya, semua hal harus didasari ilmu dan pengalaman yang banyak, agar menghadapi setiap tantangan menjadi lebih siap, seperti Mentor saya yang jadi panutan saya.

Prioritas, saya baru memahami bahwa saat berada di tahap Kupu-Kupu ini kita tidak hanya menunggu tugas tiap pekan diberikan barulah kita mengerjakan, namun juga kita harus mengasah keterampilan yang ingin kita kuasai dengan dampingan mentor selama tahap kupu-kupu, setiap hari.

Alhamdulillah setelah percakapan pertama dengan Mentor sebelum bulan Ramadhan, saya sudah melakukan beberapa saran dari Mentor terkait keterampilan mengatur waktu. Misalnya: membuat rencana atau to do list di malam sebelumnya, usahakan tidak menunda pekerjaan yang bisa dilakukaan saat ini dan lainnya.

Alhamdulillah banyak perubahan baik yang saya alami, rutin pagi saya semakin lancar dan maksimal, tidak ada penumpukan jemuran ini hal luar biasa, karena biasanya saya numpuk pakaian kering dalam sebulan baru disetrika, hari ini cuci-hari ini kering dan sore sudah rapih masuk lemari karena sudah disetrika…yes!

Malam hari saya usahakan tetap produktif walaupun proses berlatihnya belum semulus waktu pagi…semangat mamah cit!

Tindak Lanjut, melanjutkan mengasah keterampilan sesuai arahan Mentor dan melakukan laporan harian kepada beliau via chat

Beliau juga ngasih kado kereeen, berupa materi tentang keharmonisan keluarga, memahami perbedaan lelaki dan perempuan ah ini pas untuk mengasah keterampilan komunikasi efektif saya…matur suwun mbak ~peluk

Tantangan dari Mentor: dalam 1 pekan ini saya akan membuat to do list, tidak usah banyak cukup 5 dalam sehari, kemudian diakhir hari saya laporkan sudah melakukan berapa. Tidak usah dipikirkan jika tidak semua bisa dilakukan, berusaha optimal namun jika waktu ternyata tidak cukup kita lanjutkan hari berikutnya.

Sejujurnya, selama proses mentorship ini saya jadi semakin tahu karakter diri saya, khususnya sifat yang harus diperbaiki.

Saya itu orangnya sungkan untuk bertanya kepada orang lain. Padahal yang saya rasakan ketika akhirnya bisa berdiskusi dengan orang lain, pikiran saya tercerahkan.

Saya harus menjadi pribadi yang lebih terbuka menerima ilmu dan tidak malu bertanya, seperti kata peribahasa: Malu bertanya, Sesat di Jalan….iya kan yaaa…

Check In dengan Mentee

Saya berdiskusi dengan Mentee 1 pada hari Minggu, 14 Juni 2020 selama 60 menit dan Mentee 2 pada hari Senin, 15 Juni 2020 selama 30 menit

Kenyamanan, Alhamdulillah sebagai Mentor saya senang bisa ngobrol dan belajar bareng dengan para Mentee, awalnya saya agak nggak percaya diri karena saya merasa ilmu yang saya miliki di bidang Manajemen Emosi masih banyak kekurangannya. Namun melihat antusias para Mentee, ada Mentee yang rajin dan aktif menghubungi saya duluan, apalagi saat berusaha melakukan tantangan yang diberikan rasanya saya jadi ikutan semangat dan berusaha PD untuk belajar bareng hihihi….

Prioritas, karena melihat cara mentor saya mendampingi saya maka saya ikutan bagaimana saya mendampingi Mentee, termasuk ketika mentor memberi kado spesial, sayapun mencoba memberi kado berupa materi Manajemen Emosi yang saya susun.

Tindak Lanjut, saya akan berusaha menjadi mentor yang menenangkan dan memberi semangat untuk Mentee mengasah keterampilannya lebih baik lagi…semangat para mamah Mentee!

Tantangan untuk Mentee: Mentee 1, melanjutkan membuat ceklist atau tracker Tahajjud, Dhuha, Tilawah, Dzikir pagi dan petang dan menulis jurnal sebagai upaya menghilangkan emosi kepada anak. Mentee 2, mencoba menghitung 1-10 ketika emosi kepada anak, mencoba dalam 1 hari untuk melakukan hal tersebut jika sudah muali emosi kepada anak.

Check In dengan Buddy, Peer mentoring

Alhamdulillah, saya senang sekali akhirnya bisa belajar bareng teman yang sudah mengarungi keterampilan Manajemen Waktu sejak masuk dikelas Bunda Cekatan, senior di IP Regional Asia, ketua kelas di kelas Bullet Journal, Mbak Dieni Rachmawaty.

sebenernya sejak pekan 3 sudah ada komitmen bareng (cerita lengkapnya bisa diliat di blognya mbak Dieni), baru pada pekan 4 saya menuliskannya dijurnal.

Pekan ini juga kami berdiskusi via vcall WA, pada hari Sabtu, 13 Juni 2020. Seneng banget, saya mendapatkan banyak pencerahan dari diskusi kami. Rasanya beda juga ya kalau belajar bareng sama temen yang satu bidang gitu, dan udah kenal lebih lama. Jadi udah tahu bahas tentang apa, dan lebih dalam lagi. Alhamdulillah seneng…jangan kapok ya mbak belajar sama saya 😀

Check In bareng Paksu

Rasanya belum afdol kalau saya juga nggak menuliskan hasil check in dengan pasangan sehidup sesurga aamiin Insya Allah….

Check In kami terjadi di hari Minggu dan Senin, 14 dan 15 Juni 2020

Check In hari minggu itu tentang mentoring riset saya kepada beliau, beliau adalah mentor saya di masa kuliah ini, karena beliau lebih punya pengalaman sampai di tahap ini.

Saya ceritakan semua terkait progres saya diminggu lalu yang belum semuanya saya ceritakan, karena ada kekhawatiran saya akan tanggapan beliau, akhirnya saya terus terang dan menumpahkan semuanya. Alhamdulillah beliau orangnya pengertian siy huhu…bikin saya malu kalau minggu berikutnya nggak sesuai target, karena itu saya rombak strategi saya dan Alhamdulillah, selama 2 hari ini saya lebih bisa fokus dan malah lupa waktu dilab

Check In hari senin terkait hubungan kami sebagai pasangan, setelah dipikir-pikir senin pagi merupakan waktu rutin kami untuk membahas hubungan kami, walaupun belum sesuai banget dengan check in yang dimaksud Ibu Septi. Namun senin pagi adalah waktunya kami bisa ngobrol berdua saja karena anak-anak sekolah, dan senin adalah awal pekan. Jadi kami ngobrol sebelum berangkat kekampus masing-masing.

Biasalah cewe mah senjatanya air mata, apalagi saya lagi siklus bulanan…mudah mewek dan emosian… mengalirkan rasa sambil mewek… hihi… saling mengalirkan rasa agar saling memperbaiki diri dan menjadi lebih baik aamiin…semangat bareng ya ayah!

Semua pernikahan butuh banyak kerja keras. Ingat pesan salah satu sahabat saya bahwa pernikahan itu hadiahnya surga, kalau mudah hadiahnya cukup payung cantik….hmmm atau gelas couple, yah bisa siy magic jar atau setrikaan wkwkwkwk….

semangat yaaa yang sedang beribadah dalam pernikahan, ibadah seumur hidup…

Beberapa point penting yang bisa saya ambil dari proses Check In bersama mamah-mamah kece ini (dan suami) :

  • Mendidik anak laki-laki itu bertujuan mendidik calon pemimpin masa depan, calon pemimpin keluarganya kelak. Latih anak laki-laki agar bisa melakukan pekerjaan rumah tangga agar bisa mandiri kelak jika jauh dari orang tua, dan agar bisa membantu istrinya kelak
  • Jika ada kesempatan ikut seminar parenting harus ikutan
  • Pentingnya mengasah keterampilan berkomunikasi karena erat kaitannya dengan banyak ilmu lainnya, apalagi jika berkaitan dengan interaksi antar manusia
  • Belajar bareng ini saling mempengaruhi kearah yang baik ya, hubungan saya dan Mentor juga mempengaruhi hubungan saya dan para Mentee dan teman belajar saya.
  • Check In rutin sama suami

Semangat para Kupu muda!

Wassalam

#jurnalke4
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

Posted in How to be a good Mom, Piece by Piece

Bunda Cekatan, Tahap Kupu-Kupu: 3. Miliki Rencanamu

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 8 Juni 2020

Setelah 2 minggu libur Idul Fitri

Materi ke-3 dari Tahap Kupu-Kupu: Miliki Rencanamu

Pekan ini belajar membuat action plan, yang di breakdown dengan cara:

  • Menuliskan semua keterampilan yang ingin diasah seperti yang sudah tercantum di Peta Belajar kita. Kemudian, diantara semua keterampilan yang ingin diasah, urutkan mana yang menjadi prioritas, first things first
  • Menyusun tujuan dari keterampilan yang ingin diasah untuk durasi 1-2 bulan, 1-2 tahun sampai pada akhirnya ingin berada di titik mana pada keterampilan tersebut
  • Menyusun rencana aksi atau action plan tujuan-tujuan dengan durasi 1-2 bulan menjadi langkah-langkah yang bisa dilakukan harian atau mingguan sampai 2 bulan lamanya
  • Mendiskusikan dengan mentor terkait ketiga langkah sebelumnya, khususnya di langkah ke-2 dan ke-3 agar apabila ada kendala dan hambatan, saran dan tambahan dari mentor kita. Namun dari arahan bu Septi, mentor bertugas merangsang mentee, mentee harus mengambil keputusan sendiri

Diskusi dengan mentor

Kami berdiskusi via WA, pertama hari Sabtu sebelum saya membuat tugas dengan template yang disediakan, kedua Senin saat template sudah saya isi untuk mendapat masukan dari Mentor.

Alhamdulillah mendapat masukan positif, bahwa apa yang sudah saya lakukan sudah sesuai dengan yang dimaksudkan. Point utama dan enting juga sudah ada yaitu rencana untuk meningkatkan kekonsistensian, karena hal itu penting dan paling sulit biasanya dalam hal mengasah keterampilan.

Hal lain ada juga beberapa yang saya tanyakan ke mentor, perihal keterampilan lain yang juga ingin saya asah dan berkaitan erat dengan manajemen waktu, yaitu komunikasi produktif, namun setelah diberi beberapa pilihan saya memutuskan untuk tidak memasukkan dahulu di template, namun tetap saya lakukan di kehidupan sehari-hari sebagai bagian untuk mengawali saja, setelah 2 bulan pertama ini Insya Allah akan difokuskan.

Saya juga belajar dari mentor, bagaimana komunikasi produktif dengan anak laki-laki, hal yang ingin bisa saya pelajari dan praktikkan dengan baik karena terkait dengan manajemen waktu saya yaitu mendelegasikan sesuatu kepada orang lain.

Suka berantem aja gitu kalau udah minta tolong anak melakukan pekerjaan rumah yang sudah jadi tugasnya, jadi kaya curhat juga sama mentor soalnya mentor punya pengalaman dengan anak lanang dan sudah tahu bagaimana menghadapinya.

Pelan-pelan belajar berkomunikasi yang baik dengan anak ya bu cit…hihihi… Seru Alhamdulillah bisa diskusi dan belajar bareng seperti ini.

Diskusi dengan Mentee

Menurut salah satu alasan saya diskusi dengan Mentor berjalan dengan lancar dan efektif (menurut saya lho..mudahan Mentorpun merasa Mentee nya baik ya 😀 ), karena…saya sudah diskusi duluan dengan kedua Mentee saya hihihi…

Alhamdulillah saya mendapatkan seorang Mentee yang rajin dan aktif, beliau banyak nanya dan minta diskusi via video call WA di hari minggu. Karena Mentee minta diskusi tentunya Mentor jadi ikutan belajar dan buka catatan materi lagi. Saya juga latihan menjadi Mentor yang baik seperti yang diarahkan Ibu Septi, masih mencoba siy. Tak terasa diskusi kami sampai 1 jam lamanya…seru Alhamdulillah, belajar bareng itu menyenangkan ya.

Banyak hal positif yang saya rasakan, saya belajar bagaimana memberi trigger bagi Mentee. Belajar juga soal Manajemen Emosi, yang merupakan bidang yang Mentee ingin asah. Ternyata banyak ilmu yang bisa kita kaitkan dengan erat, seperti contoh kami bisa mengaitkan action plan yang sedang dibuat dengan ilmu Manajemen Waktu dan ilmu lainnya.

Mentee yang aktif membuat saya juga terpicu untuk memulai komunikasi dengan Mentee satunya sehingga diskusi bisa dimulai Alhamdulillah…

Jurnal Pekan 3

Poster di atas adalah beberapa hal yang ingin saya asah, no. 1 sampai dengan 5 tentunya sudah kalian liat di Peta belajar saya di Tahap UlatUlat sebelumnya. No. 6, 7, 8 saya tambahkan selain ada kaitan dengan Telur Hijau saya dan ketiga hal ini juga merupakan suatu hal baru yang saya tertarik untuk mendalaminya karena berkaitan dengan sesuatu yang saya sukai dan bisa namun belum terasah dengan baik.

Poster di atas saya fokuskan hanya 1 Bidang saja yaitu Manajemen Waktu. Nampaknya itu lagi itu lagi ya yang mau diasah: konsisten, fokus, disiplin diri. Semuanya juga saya berusaha lakukan sejak di Tahap Ulat, Kepompong dan masih lanjut di Tahap KupuKupu sekarang. Tapi itu mungkin ya yang namanya meninggikan gunung bukan meratakan lembah…timbun terus timbun sampai menjadi versi terbaik diri kita. Insya Allah

Poster terakhir yaitu ke-3, sama ya dengan poster ke-2: Itu lagi itu lagi. Alhamdulillah saya nggak merasakan jenuh dan bosan, itu mungkin ya kalau melakukan sesuatu yang kita suka dan bisa. Jika kita mendalami sesuatu yang kita suka dan bisa maka mau bagaimanapun kondisinya, akan terus kita lakukan. Saya akui bahwa ketika melakukan hal-hal di atas, rasanya maju mundur maju mundur, kadang lancar dan berhasil, namun kadang bablas berantakan (bahkan sering). Makanya penasaran gimana supaya makin cekatan. Semangat mamah cit!

Akhir Kata

Selama ini saya orangnya sungkan untuk bertanya dan belajar bareng, namun pekan ini saya belajar untuk bisa lebih proaktif dalam menuntut ilmu.

Selama pekan 3 ini saya menyimpulkan bahwa, saya senang belajar bareng. Banyak manfaat jika kita bisa saling berdiskusi.

Semoga semua mamah-mamah di Tahap KupuKupu ini diberi kemudahan dan kelancaran. Semangat!

Wassalam

#jurnalke3
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional

tambahan: tampilan blog wordpress yang baru membuat saya agak bingung dikit dan harus belajar pelan-pelan lagi dengan menu-menu editornya hihi…