Posted in Great Enthusiasm, Time Management

February 2022 Bullet Journal Set Up

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 31 Jan 2022

Set Up

Hari ini menyelesaikan set up Bullet Journal untuk bulan Februari, adakah template yang baru? Template yang lain sama saja seperti bulan Januari ini:

  • Kalendar bulan Februari – My Focus and Priority/Goals
  • Habit Tracker – Quotes. di Bulan Januari, dari 8 tracker yang saya buat hanya jalan dan rutin 2 saja jadi saya harus merubah strategi dan memilih habit apa yang akan dibuat trackernya berdasarkan pada goals yang ingin dicapai di atas.
  • Gratitude Log Journal
  • Brain Dump. Alhamdulillah dari 19 “sampah” yang saya tuliskan di sini, 11 poinnya sudah saya kerjakan, padahal menurut saya lumayan banyak untuk tiap poinnya itu. Semangat!
  • Daily Log, yang ditulis pekanan (2 halaman per pekan) dimana setiap pekannya terdapat juga kotak untuk mengisi Weekly Focus, Menu Ok, dan Weekly Review

Hal baru di bulan Februari

Hal baru di bulan Februari ini, yaitu saya tambakan satu space yang saya tambahkan di setiap pekannya yaitu Menu Oke di minggu itu, jadi setelah saya coba resep baru dan ternyata jadi favorit keluarga maka akan saya tulis disitu untuk jadi bahan referensi kedepannya.

Hari ini juga saya belajar metode keuangan keluarga ala Jepang, Kakeibo jadi inti-intinya saya tulis di Financial Collection saya (bagian belakang Bullet Journal) bersamaan dengan Meal Plan Collection. Beberapa bulan terakhir ini, saya menggunakan aplikasi di hape namanya Money Lover. Lebih praktis dan mudah evaluasi akhir bulanannya dibandingkan saya catat manual. Mudahan dengan metode keuangan baru, saya bisa disiplin menabung dan menahan godaan belanja impulsif aamiin…

Sekalian juga saya membuat Meal Plan untuk sebulanan ini, tentunya dengan menu masakan minang, banjar dan menu sehat terdiri dari protein (gantian ikan laut, ikan sungai, daging, ayam), sayur (gantian cah/tumis, kuah/sop dan soto) dan pelengkap (sambal, acar, perkedel, kerupuk, dll).

Saya kemudian lanjut membuat Shopping List bulanan: Baby (nyicil), Personal Care, Cleaning, Medicine, Office Supply, Spices and Herbs, Sauces, Beverages, Dairy and Cheese, Frozen Foods, Carbs, Proteins, Fruits, Vegetables, Others. Tentunya yang barang-barang yang sudah habis dan harus dibeli bulan Februari. Biasanya saya belanja kebutuhan bulanan itu untuk per dua bulan, karena dua bulan baru habis.

Harapan

Semoga di bulan Februari ini bisa lebih fokus dan menyicil melakukan kegiatan di color code merah. Di cicil saja jika di rasa terlalu berat. Menyiapkan mental dan fisik untuk proses melahirkan nanti. Sehat semua anggota keluarga aamiin.

Tetap berusaha merutinkan membaca dan menulis, baik sebagai hobi dan me time maupun dalam upaya penyelesaian kuliah saya, semangat mamil!

Pegangan terus ke Bullet Journal setiap harinya dalam upaya mengatur waktu, mengurangi stres dan agar tetap fokus pada tujuan hidup baik jangka pendek maupun panjang.

Motivasi agar tetap bisa fokus sesuai rencana demi mewujudkan harapan ~halah

Bisa jadi istri dan ibu yang baik-bahagia-solehah buat keluarga, bisa segera kembali bekerja secara profesional di bidang saya, bisa berkontribusi dan bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat yang lebih luas lagi aamiin…

Sekian setoran KLIP 2022 di bulan Januari ini, mudahan terus bisa konsisten setiap harinya untuk menulis walaupun topiknya suka-suka heheheh… aamiin..

Wassalam

#bulletjournal

#KLIP2022

#timemanagement

#bulletjournalsetup

#bulletjournalfebruarysetup

#planwithme

#bulletjournalindonesia

Posted in Daily, Diary

My Weekly Gratitude Journal part 4

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Minggu, 30 Jan 2022

“Setiap insan pasti pernah merasakan suka dan duka. Oleh karena itu, jadikanlah sukamu adalah syukur dan dukamu adalah sabar.”

Sumber: https://muslim.or.id/26272-janganlah-bersedih.html

Setelah saya review lagi gratitude journal yang ditulis di blog ini, nampaknya bukan jurnal syukur yang semestinya. Lebih banyak review pekanan ya bun… mestinya saya harus buka gratitude journal saya yang ada di Bullet Journal, yang saya tulis setiap hari terdiri dari 1 baris.

Mari bersyukur atas segala yang terjadi pekan ini, dengan melihat gratitude journal di Bullet Journal saya:

  • Weekly focus alias target pekan ini, Alhamdulillah sudah separuhnya dilaksanakan (tetap bersyukur ya bun hihihi…), namun melihat color codenya semua adalah urusan keluarga sedangkan color code lain yang juga penting belum ada yang tercentang, semangat mamah cit, harus di breakdown lagi
  • Akhirnya submit dokumen untuk penyetaraan ijazah SD A kun via online sudah bisa selesai, setelah berbulan-bulan menunda karena sulitnya untuk akses websitenya beberapa kali kemudian mamah menyerah. Cemen banget ini mamah! Alhamdulillah, kurang dari 30 menit selesai upload semua dokumen sebenarnya pengen banget cerita tentang ini di blog karena saya yakin banyak yang nyari tahu hal ini sama seperti saya dulu ngeblank nya. Mudahan dimampukan untuk berbagi ya aamiin
  • Live Podcast Talenan Kayu Episode 26, episode kedua di tahun ini. Kalian bisa simak di sini ya: Buku Cetak, Ebook, Audiobook, yang mana favoritmu? Awal tahun ini saya dan Mbak D ingin lebih banyak meluangkan waktu untuk membaca, lebih produktif dengan membaca makanya beberapa episode awal tahun kami banyak membahas tentang hal ini.
  • Pekan ini juga saya melaksanakan vaksin kedua, berhubung kaki bengkak dan tekanan tinggi terus maka di cek urine apakah ada kandungan protein atau tidak, Alhamdulillah negatif jadi boleh suntik vaksin. Setelahnya juga baik-baik saja, namun selama 3 hari saya memang menghindari buka laptop biar nggak stres hehehe…
  • Setelah vaksin, esok harinya jadwal kontrol ade bayi di perut. Alhamdulillah 7 bulan lewat beberapa hari, berat janin sudah 1.2 kg (sesuai tabel ya bun), kepala sudah dibawah. Udah kedua kalinya dokter N memuji hidung si ade. Mamil jadi penasaran nih de. Si ade ini lumayan aktif bergerak, beda dengan A kun dulu yang mulai aktif di 8 bulan keatas. Ade ini sejak 5-6 bulan udah gerak dan muter terus. Sehat-sehat ya de. Udah ada calon RS tempat mamil lahir ini, Ayah juga sudah menyiapkan dana, tetap juga mengurus BPJS biar bisa meminimalisir biaya, tinggal mamil yang menyiapkan mental ini. Bismillah!
  • Pekan ini banyak jajan mie ayam/mie pangsit/mie yamin. Gara-gara udah bosen banget kalau jajan itu ditempat yang itu melulu, terus mamah iseng nyari akun ig kuliner samarinda ternyata banyak ya gaes, rekomendasi dari akun-akun tersebutlah yang kami ikuti. Masih so so lah rasanya, tetap mie pangsit jakarta di jalan sulawesi, Samarinda adalah terenak! (tidak di endorse).

Sekian jurnal syukur minggu ke IV, tetap semangat!

Alhamdulillah pekan ini. Bismillah untuk hari esok yang lebih baik…

Wassalam

#daily

#KLIP2022

#catatanharian

Posted in Daily, Diary

Manfaat Kerja Kelompok dan Ekskul Sekolah

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Sabtu, 29 Jan 2022

Judulnya nampak membosankan ya hehehe… mudahan isinya tidak ya bun. Insya Allah.

Jadi, hari ini A kun ada kerja kelompok mata pelajaran Prakarya di rumah kami dan P chan ada latihan Ekskul PMR (Palang Merah Remaja) di sekolah.

Mengapa saya pengen menulis ini, karena beberapa minggu ini suka jadi bahan obrolan sama anak-anak di rumah. Banyak hal baik yang didapat saat kita melakukan kedua aktivitas tersebut, yang belum tentu kita dapatkan jika kita hanya belajar mata pelajaran saja dan belajar sendirian. Semester ini juga A kun memilih Ekskul bulu tangkis (masih pengen nambah Ekskul musik dan basket, namun hanya boleh 1 saja) dan P chan memilih PMR.

Selain alasan tersebut, P chan pernah mengeluh jika ada tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok seringnya ada teman satu kelompok yang tidak mengerjakan tugas yang sudah dibagi, akhirnya P chan yang harus menyelesaikannya. Wah, nggak benar ini.

Definisi

Kerja kelompok adalah suatu metode mengajar dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru. (sumber: ini)

Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 Ekskul atau Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal yang dilakukan di luar jam belajar. (sumber: ini)

Manfaat

Kerja kelompok: meningkatkan kerja sama, dapat berfikir kritis dalam memecahkan masalah, dapat saling bertukar pikiran dalam mengemukakan solusi dari permasalahan, memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah, mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi, mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati temannya, saling membantu dalam kelompok untuk mencapai suatu tujuan, berlatih belajar mandiri tanpa guru. (sumber: ini dan itu)

Ekstrakurikuler: wahana pengembangan minat dan bakat; memperluas pengalaman bersosialisasi, praktik keterampilan berkomunikasi, dan internalisasi nilai-nilai karakter; dilakukan dalam suasana gembira dan menyenangkan, sehingga suasana ini menunjang proses perkembangan potensi/kemampuan personal; mengembangkan kesiapan karir melalui pengembangan kapasitas. (sumber: ini)

Tantangan

Kerja kelompok: Adanya free rider (istilah yang diberikan Dosen saya saat S2 dulu) alias anggota kelompok yang hanya numpang nama saja di cover laporan tugas, kadang-kadang perannyanya saat kerja kelompok adalah membelikan cemilan saja hihihi…

Ada orang yang tidak berkontribusi aktif (tidak mengemukakan pendapat, tidak hadir dalam diskusi, atau tidak mengerjakan tugasnya) sehingga memperlambat kinerja kelompok; Kemampuan orang yang berbeda sehingga hasil kerja kelompok biasanya tidak memiliki kualitas yang sama dari tugas tiap orangnya; Ada orang yang malas dalam kelompok karena kurangnya tanggung jawab maupun motivasi belajar; Terjadi kesalahpahaman antara anggota kelompok yang menghambat kinerja kelompok; Pertikaian karena tidak adanya toleransi dan sikap saling mengahargai satu-sama lain (sikap egois, selalu merasa benar, tidak mau mengalah, tidak mau mendengar pendapat orang lain, hingga emosional ketika dikritik). (sumber: ini)

Ekstrakurikuler: Saat kondisi pandemi alias belajar online di rumah saja, sehingga perlu dipikirkan pihak sekolah apakah ada Ekskul secara online atau tidak sama sekali alias menunggu offline; Jadwal kegiatan Ekskul yang kadang jika dilakukan di hari libur akan mempersulit orang tua mengantar jemput ke dan dari sekolah; Jika alasan mengikuti Ekskul hanya ikut-ikutan teman saja yang ternyata aktivitas yang dilakukan tidak sesuai minat dan bakatnya; dan masih banyak lagi.

Apapun tantangan yang ada, orang tua tentunya harus selalu mendukung upaya anak-anak untuk belajar karena baik kegiatan kerja kelompok maupun ekskul adalah sarana anak untuk belajar. Dan orang tua harus selalu mendampingi anak, agar bisa meminimalisir tantangan yang muncul ketika mereka melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Paling tidak, kita sebagai orang tua bisa memberi saran jika tantangan nampaknya muncul.

Insya Allah apapun diniatkan baik akan menghasilkan hal baik juga aamiin… semangat bunda!

Wassalam

#catatanharian

#KLIP2022

#daily

Posted in Diary, Guide to being happy, Keeping Soulmate

Bagaimana Mengatur Emosi ke Suami?

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 28 Jan 2022

Sebenarnya banyak ide tulisan yang ingin dituangkan, namun setelah Isya dan ingin memulai menulis rasanya udah ngeblank mau nulis apa karena sudah tertutup emosi dan mood (suasana hati) saat ingin menulis. Terlalu lelah juga untuk menulis yang agak berat (lengkap dan detil seperti kesukaan saya kalau nyari sesuatu dari beberapa referensi huft…).

Dalam KBBI, emosi berarti: emosi/emo·si/ /émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah;

Mari kita bahas soal definisi emosi: marah

Malam ini, sebelum menulis emosi saya meluap-luap. Gara-gara siapa lagi kalau bukan sahabat sehidup sesurga saya hihihi… keselnya berlipat-lipat-lipat pokoknya sore sampai Isya tadi. A kun sampai godain saya: Mamah marah ya sama Ayah? kenapa sih orang menikah itu baikan, marahan, baikan, marahan? ~lucu juga ya pertanyaannya

Mood saya udah nggak karuan sejak siang sebenarnya, saya tahu siy sumber marah saya itu biasanya kalau saya lagi capek fisik (biasanya pekerjaan rumah) dan masih ada beberapa pekerjaan yang masih harus dikerjakan malah terbengkalai (biasanya pekerjaan di laptop).

Hari ini Ibu ART izin nggak masuk karena urusan keluarga, namun berhubung dadakan dan semua sudah saya siapkan untuk beliau bekerja, jadilah saya yang mengerjakannya. Anak sekolah dan suami kerja, jadi nggak ada yang bisa diajak bantuin. Biasanya suami akan bilang, sudah nggak usah dikerjakan, tunggu Ibu (ART) aja besok. Tapi saya orangnya nggak bisa kalau harus nunda kerjaan kan ya. Walaupun akhirnya capek dan uring-uringan karena mestinya harus buka laptop tapi malah sibuk di dapur dan ruang makan hampir setengah harian.

Mood membaik setelah tidur siang. Tapi jelek lagi sore ini, panjang lah ceritanya dan banyak sebabnya.

Jadi, bagaimana saya berusaha mengatur emosi saya dan menyudahi konflik ini ~halah:

  • Istigfar
  • Berwudhu

“Telah menceritakan kepadaku ayahku di hadapan kakekku (yaitu Atiyyah ibnu Sa’d As-Sa’di) yang berpredikat sebagai sahabat, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: ‘Sesungguhnya marah itu perbuatan setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudu’.”

sumber: ini
  • Ungkapkan dengan jujur mengapa kita marah. Karena orang lain tidak bisa membaca pikiran kita ya bun..
  • Kepada suami atau anggota keluarga lain, semarah-marahnya saya, saya tetap melayani mereka walaupun ngomong seperlunya atau dalam diam ya hehehe… Suami suka bilang ke saya, katanya dia seneng ke saya karena kalau marah ya masih mau ngomong dan ngurusin. Salah satunya juga, tetap salim ke suami sehabis berjamaah. Tetap menghormati beliau sebagai kepala keluarga.
  • Cubit perutnya! tanda saya udah habis marahnya, dan anak-anak tertawa melihat Mamahnya sudah berdamai dengan Ayah
  • Selalu mengingat kematian

Usahakan ya bun kalau ngambek ke suami nggak sampai besoknya alias bersambung. Karena dulu, sahabat saya pernah cerita bahwa ada temannya yang menyesal seumur hidup gara-gara berantem sama suami dan nggak menyelesaikan konfliknya sampai keesokan paginya. Takdir berkata lain, keesokan paginya suaminya wafat. Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun. ini cerita selalu jadi pengingat saya kalau kesel sama suami.

Alhamdulillah ya, sambil menulis ini di ruang belajar ditemani suami yang juga lagi kerja sambil ngajak ngobrol. Kalau sudah ngobrol nggak berhenti, tandanya suami saya udah baik-baik aja sama saya. Nanti kasih pelukan ah… wkwkwkkw

Yang malam ini lagi ngambek sama suaminya, udah baikan aja sanah!

Wassalam

#catatanharian

#KLIP2022

#daily

#beinghappy

#keepingsoulmate

Posted in Daily, Diary

Resep Nasi Kuning dan Cerita Hari Kamis

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Kamis, 27 Jan 2022

Baru pulang dari luar rumah, kayanya seharian ini banyak di luar rumah. Padahal kemarin baru saja vaksin kedua dan semestinya harus banyak istirahat ya buuun… Istirahatnya saya itu adalah nggak buka laptop sama sekali, biar capek fisik namun nggak buka laptop itu sangat mengurangi tingkat stres saya hehehe… Ini juga buka laptop untuk nulis blog setelah pulang dari luar rumah, makan malam dan mandi.

Mestinya kamis ini bangun pagi jam 3, untuk menyiapkan sahur anak-anak dan suami. Apa daya, mamah kecapean dan baru bangun pas adzan subuh ~tepok jidat. Baru terasa sekali ya seorang ibu itu, kalau kata istilah A kun, Ratu di rumah. Menurut A kun, semua hal di rumah berpusat ke mamah. Jadi, mamah bangun telat untuk sahur, buyarlah rencana puasa sunnah anak dan suami. Maafkan ya…

Seperti biasa, sehabis subuh menyiapkan sarapan dan bento anak-anak. Mengantar anak di dua sekolah yang berbeda, menemani suami olahraga di GOR dekat rumah, isi bensin, ke Mini market dan Pasar dekat rumah mertua untuk beli sedikit sayuran beras dan susu mamil. Suami yang belanja ke pasar siy, terserah beliau mau beli sayur mayur apa kali ini.

Jam 8:30 sampai rumah, sudah ada Ibu ART, kami berdua kerja di dapur hari ini. Suami mandi lalu berangkat kerja, saya didapur masak. Ibu ART menyiapkan bahan-bahan dan hari ini dapat tugas mengupas bumbu dan rimpang-rimpangan lumayan banyak untuk dibuat jamu ala rumahan saja.

Hari ini masak ayam ungkep dapat resep dari Ceceromed Kitchen dan bumbunya masih bisa dipakai untuk membuat nasi kuning (tinggal ditamban santan), plus saya bikin Cah Kangkung ala resto dari Chef Eddy Siswanto, wih ini mah cah kangkungnya jadi menu favorit di rumah, manteb banget.

Jam 12 selesai, saya naik ke atas, mandi lalu dhuhur dan sempat rebahan sampai jam 13:30an. Turun ke bawah karena Ibu ART mau pulang jam 14:00 dan mau nelp suami mengingatkan untuk jemput anak-anak, biasanya saking sibuknya harus diingatkan. Saya vcall suami, ternyata belum bisa ninggalin kampus (dan belum makan siang). Saya ini biar perut tambah besar tetep aja seneng jalan walau di mobil aja: Ayah mau ditemani nggak jemput anak-anak? Beliau mah seneng aja, sekalian saya bawakan bento biar bisa makan dijalan.

Jam 2:30 beliau jemput, saya suapin selama di jalan. Baru pertama ini deh nyuapin suami lama ~ih malu, tapi cerita ~plak. Kata suami: enak banget, nasi kuningnya, ayam ungkepnya, cah kangkungnya enaak!!! Alhamdulillah.

Sehabis antar anak-anak ada jadwal kontrol dokter kandungan. Anak-anak yang biasanya ikut memilih tinggal di rumah saja karena besok masih sekolah dan ada tugas untuk besok, anak satunya mau ada presentasi gitu jadi harus nyiapin. Biasanya kalau habis liat ade bayi di layar, pulangnya kami makan malam di luar dan bisa pulang sampai malam. Setelah 15 menitan di rumah sambil menunggu Adzan, kemudian Ashar kami berdua keluar rumah lagi sambil menerjang hujan lebat. Mau dicancel, besok suami masih ada kesibukan lain.

Kontrol dokter selesai, sholat Magrib di Mesjid Masjid Jami’ Al-Ma’ruf, langganan kalau kami harus Sholat di luar rumah. WC dan Tempat wudhunya bersih, Mesjidnya luas dan adem, parkirannya juga luas. Setelah itu kami ke ACE Hardware nyari keperluan rumah. Anak-anak disuruh makan malam duluan di rumah. Sampai dirumah, ternyata saya lapar, jajan tahu petis dan martabak manis ternyata belum membuat kenyang ~halah. Selepas itu, mandi air hangat, nikmat. Setelah Isya dan buka laptop. Suami sudah tepar duluan.

Sekian hari ini, semoga tetap sehat. Besok sebenarnya masih ada jadwal keluar rumah sayanya, namun dipending aja deh ke minggu depan, biar ada waktu saya istirahat. benar-benar rebahan bun.

Semangat!

Wassalam

#catatanharian

#KLIP2022

#daily

Posted in Diary, Keeping Soulmate

Komunikasi Efektif (still in progress)

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 26 Jan 2022

Definisi komunikasi efektif menurut sumber ini adalah proses pertukaran ide, pemikiran, pengetahuan dan informasi sedemikian rupa sehingga tujuan atau niat dapat terpenuhi dengan sebaik mungkin. Dengan kata sederhana, ini tidak lain adalah penyajian pandangan oleh pengirim dengan cara yang paling dipahami oleh penerima.

Hari ini, komunikasi saya dan suami sungguh diuji pemirsah. Sebenarnya sudah sering kali terjadi, bahkan dialami anak-anak juga jika berkomunikasi dengan kami. Namun hari ini membuat jengkel seharian huft… Sampai barusan sehabis Isya, saya bilang ke suami: Ayah, hari ini kenapa ya mamah kesel banget deh sama Ayah (saya bilangnya sambil tersenyum gemazzz). Suami pun membalas sambil tertawa kecil: Eh, emangnya Ayah nggak kesel juga sama Mamah seharian ini?. Anak-anak hanya bengong menyaksikan.

Sejak sebelum anak-anak berangkat sekolah saya dan suami sudah tidak efektif berkomunikasi membuat mood pagi jadi jelek. Pagi ini saya ikut mengantar anak sekolah dengan sudah sarapan dan mandi karena mau ngantri vaksin cov kedua untuk bumil, suami nunggu sejaman di parkiran puskesmas kota. Pulang dari vaksin, jadwalnya ke ATM dan lanjut ke apotek untuk membeli multivitamin untuk keluarga dan untuk mamil.

Komunikasi kami tidak efektif karena ternyata saya kira suami bisa membaca pikiran saya, dan suami nggak bisa multitasking menyimak saya ngomong sambil mengerjakan sesuatu ketika di rumah. Apotek yang dimaksud, salah. Suami mengira di Apotek J langganan kami, saya mengira suami sudah tahu saya mau ke Apotek dekat RS AWS karena di sana jauh lebih murah dan sudah beberapa bulan ini kami selalu beli multivitamin di situ. Jarak keduanya lumayan jauh dan berbeda arah. Udah deh rame di mobil, pertengkaran kami itu kalau masalah seperti ini biasanya nggak berantem beneran, cuman saling mengungkapkan kekesalan sambil dibawa becanda, meskipun saya kesel beneran sama suami kali ini (kesel dari pagi sebenarnya), suami saya memang penyabar nggak marah balik sama saya.

Setelah itu saya jadi mikir-mikir, apa yang harus dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Biasanya saya meminta suami memperbaiki kebiasaannya, namun ternyata saya pun punya andil kan ya: menganggap laki-laki bisa baca pikiran.

Setelah baca-baca beberapa artikel, saya lebih cucok dengan yang ini. Menurut sumber ini lagi, elemen-elemen yang membuat komunikasi efektif itu ada 7 elemen: Pesan yang Jelas, Pesan yang Benar, Pesan Lengkap, Pesan Tepat, Keandalan, Pertimbangan Penerima, Sender’s Courtesy. Bisa di cek sumbernya untuk lebih jelas lagi ya.

Solusinya adalah, saya harus mempraktekkan elemen-elemen komunikasi efektif dengan benar. Jika saja pesan yang saya sampaikan lebih jelas (singkat dan padat) dan lebih lengkap kemungkinan besar tidak ada kesalahpahaman bukan?

Berkomunikasi dengan orang lain memang butuh banyak belajar dan banyak sabar khususnya berkomunikasi dengan anggota keluarga, semangat selalu ya ibu-ibu!

Wassalam

#keepingsoulmate

#KLIP2022

#beinghappy

Posted in Daily, Diary

Seberapa Pantas?

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Selasa, 25 Jan 2022

Apa kalian punya suatu barang yang saking mahalnya, membuat barang itu masih tersimpan rapi di lemari atau di rumah giliran mau dipakai sudah rusak?

Apa kalian punya pakaian yang indah sekali sampai kalian merasa sayang untuk dipakai tau-tau ketika akhirnya akan dipakai malah udah kekecilan?

Apa kalian pernah punya makanan yang berharga sampai kalian menunda memakannya saking sayangnya, eh berujung basi atau malah kadaluarsa?

Pada akhirnya, semua barang yang menurut kita terbaik tidak pernah keluar dan digunakan sebagaimana mestinya. Dan kita menggunakan barang yang menurut kita anggap terbaik (nomer dua), dan tetap menyimpan barang terbaik untuk kesempatan istimewa (yang seringnya tidak terjadi).

Pikiran ini terjadi salah satunya adalah karena kita punya mindset bahwa kita nggak pantas untuk menerima hal/barang yang istimewa itu, nggak pantas menggunakan barang yang bagus itu, atau mengalami peristiwa yang sangat membahagiakan tersebut. Iya, mindset ini bukan hanya terjadi pada benda fisik ya, namun bisa juga saat kita memilih pasangan hidup, mengambil keputusan mau libur dimana, mau menghabiskan waktu bareng siapa, dan masih banyak lagi hal yang membuat kita melabeli diri bahwa kita tidak pantas.

Hal ini pun terjadi dengan saya, dahulu. Sekarang pun masih suka muncul pikiran itu, namun sudah jauh berkurang. Mengapa saya kembali membahas hal ini, karena hal ini masih terjadi di lingkungan sekitar saya. Seperti contoh, ada kenalan saya yang akhirnya membeli mobil baru karena mobilnya yang lama sudah rusak dan jika diperbaiki pun biayanya lumayan, karena sudah lama juga mobilnya maka dia memutuskan membeli mobil baru dan menjual yang lama (setelah diperbaiki). Baru saja dia naruh mobil lama ke bengkel (setelah bengkel pertama kesulitan memperbaiki), dan mengambil mobil barunya di showroom, kenalan saya ngomong: kayanya mobil baru itu terlalu bagus buat saya, apa saya pakai saja ya mobil lama itu setelah diperbaiki dibengkel nanti? biar saya jual lagi aja yang mobil baru ini, bagaimana? reaksi saya: WHAT??!!

Cerita lain, ada kenalan saya juga yang baru pulang umroh dan membawa jerigen air zam-zam. Saking di sayang-sayang, hanya pernah minum sekali terus disimpan. Setelah dua tahun barulah teringat air zam-zam tersebut, apalagi sedang pandemi ya, kesempatan umroh lagi sangat terbatas. Ketika ingat, dia lupa menaruh jerigen tersebut dimana, dan ragu juga apakah masih bisa diminum setelah dua tahun. reaksi saya: hanya mengelus dada…huft!

Mindset ini harus dirubah gaes!

Mindset ini berubah perlahan di diri saya ketika saya sudah melewati fase perceraian: saya pantas punya hidup yang lebih baik, saya pantas bahagia, saya pantas memilih pasangan (lagi) yang baik! Meskipun soal barang saya masih tetap punya pikiran: baju ini terlalu bagus, saya pakai nanti saja deh!

Saat di Matsuyama, hal ini kembali diingatkan oleh salah satu video TED tentang Change Your Closet, Change Your Life | Gillian Dunn | TEDxWhiteRock. Simak deh video 15 menitan ini, mencerahkan.

Menurut Mbak Gillian Dunn, berhubung dia seorang perawat yang sering melihat perjuangan manusia antara hidup dan mati, maka kita harus berusaha mengubah mindset “saya tidak cukup pantas” ini menjadi “kita yang mengontrol hidup kita sendiri, hidup yang singkat ini, so why not make it one that counts?!” lebih detailnya silahkan simak ya videonya.

Video singkat itu membuat saya teringat kembali, bahwa saya pantas menggunakan winter coat yang lucu seperti yang biasa kita lihat di drama korea, saya pantas memakan oleh-oleh enak pemberian teman yang baru saja bepergian dari US, saya pantas menggunakan, memakai dan mengalami hal terbaik hari ini, saat ini.

Coba deh temans, dan rasakan hal luar biasa saat kita keluar dari zona “tak pantas” itu. Selamat mencoba!

Wassalam

#daily

#KLIP2022

#catatanharian

Posted in Daily, Diary

Menu di Rumah dari Tiga Daerah

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Senin, 24 Jan 2022

Saat menulis di sini adalah me time saya sebelum tidur malam hari. Hari ini lelah luar biasa, namun Alhamdulillah salah satu pekerjaan penting yang sudah berminggu-minggu belum diselesaikan, berhasil juga selesai. Alhamdulillah.

Kali ini mau cerita soal kuliner yang mendominasi di rumah kami, berhubung saya ada darah Sunda-Banjar, suami berdarah Minang (daerah Pariaman tepatnya) maka ketiga kuliner inilah yang mengisi menu hari-hari kami, selain masakan daerah lainnya.

Cerita kali ini bisa jadi inspirasi para bunda kalau bingung mau masak apa, Insya Allah nggak ribet kok. Resepnya bisa cari di cookpad atau di youtube ceceromed kitchen dua andalan saya ini. List ini adalah sebagian masakan yang sudah pernah saya coba ya bun.

Masakan Sunda

Karena ibu saya orang sunda, jadi biasanya masakan sunda lah yang lebih banyak hadir di rumah saya sejak kecil. Berhubung suami saya walaupun orang minang namun kuliah S1, bekerja setelah lulus S1, lanjut S2 dijalani di kota Bandung, jadinya masih suka kangen masakan Sunda.

  • Sambel dengan lalapan,
  • Soto bandung
  • Sop kacang merah
  • Sayur asem
  • Nasi liwet
  • Empal
  • Jeroan ungkep
  • Pete
  • dll

beberapa masakan, yang biasanya saya buat sejak di Matsuyama sampai sekarang. Oh iya, saya kan baru belajar masak makanan sejak S3 di Matsuyama hihihi… ketika SMU dan S1 saya lebih suka dan lebih mahir baking dan cooking soalnya.

Masakan Banjar

Ibu saya jarang membuat masakan banjar, selain gampang dicari dan dibeli di Banjarbaru, Kalsel (rumah kedua orang tua saya) juga karena baru belajarnya setelah menikah dengan orang banjar, Bapak saya. Saya baru belajar masakan banjar ketika di Matsuyama, kenapa? karena sering kangen rumah, kangen kampung halaman dan sering ikutan jualan makanan di festival-festival budaya yang diadakan PPI Ehime untuk memperkenalkan kuliner Indonesia ke orang-orang Jepang. Karena kangen sekaligus jadi Ambassador Kalimantan ~halah (saya satu-satunya orang banjar di Matsuyama, fufufufu…) maka saya wajib bisa bikin masakan Banjar, lagian nggak ada yang tahu rasanya enak atau nggak karena rata-rata belum pernah nyobain masakan aslinya hihihi…

Ketika di Samarinda, dimana mayoritas sukunya adalah Banjar, Bugis dan Jawa, ART saya berdarah Banjar yang pintar masak, jadilah cucok ya nek… kalau saya kepengen minta masakin masakan Banjar, beliau bisa bikin dengan rasa otentik. Suami saya yang memang orang Samarinda (walau berdarah Minang), sejak kecil memang sudah terbiasa terpapar budaya suku Mayoritas salah satunya Banjar, jadi lidahnya juga oke sama masakan yang asin gurih kadang manis.

  • Nasi kuning banjar dengan lauk masak habang (bumbu merah: ikan haruan/gabus, ayam, telur, dll)
  • Soto Banjar
  • Pepes Patin
  • Ketupat Kandangan (dengan ikan haruan bakarnya yumm!)
  • Ikan kering sepat dan cacapan asamnya
  • Sambal goreng ati kentang banjar
  • Sambal goreng ikan asin Banjar
  • Ayam bistik Banjar
  • Amparan Tatak (kue khas Banjar, saya berhasil bikin beberapa kali di Matsuyama lho!)

Masakan Padang

Nah, ini saya belajar bikin sejak menikah sama suami. Walaupun LDR, saya suka latihan bikin di Matsuyama. Niatnya biar kalau pulang sudah bisa masakin suami. Prestasi yang pernah diraih, masakan rendang saya pernah dipuji oleh Konjen KJRI Osaka saat berkunjung Idul Fitri di Matsuyama. Setelah itu ketika Agustusan, masakan rendang saya dipesan PPI untuk bisa diperkenalkan kepada wargna Jepang Matsuyama, saya masak 4 kilo daging!

Setelah beberapa bulan di Samarinda, mencoba masakin suami masakan Padang yang tidak ada santan dan dagingnya (demi menjaga kesehatan), akhirnya menemukan favorit suami: Masakan Balado bikin saya. Lauk apa saja dan terong yang dibalado lahap bisa nambah beberapa kali. Alhamdulillah

  • Rendang
  • Tongkol balado
  • Terong balado
  • Ikan sarden balado
  • Ikan/Ayam masak Cabai Hijau
  • Cumi/Udang balado
  • Gulai Tauco Padang
  • Kari Padang

Masakan Daerah Lainnya

Berhubung P chan ada darah Jawanya dari Ibunya, maka kadang saya juga masak makanan Jawa. Namun Jogja siy bukan Jawa Timur darahnya P chan. Saya bisa lho masak Gudeg Jogja Kumplit! gudeg nangka, opor putih, sambal krecek, tahu dan tempe bacem. Jadi salah satu menu favorit di rumah. Alhamdulillah

Setelah menulis list masakan ini, kok jadi makin semangat mencoba resep lainnya ya? hihi…Semangat bu ibuuu!

Wassalam

#daily

#KLIP2022

#catatanharian

Posted in Daily, Diary

My Weekly Gratitude Journal part 3

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Minggu, 23 Jan 2022

Baiklah, jurnal syukur pekan ini akan diisi apa ya?

Pekan ini A kun sudah mulai melaksanakan belajar tatap muka langsung, walaupun hanya terbatas sampai siang saja. Cerita kehebohan mamah mengatur waktu sudah saya tuliskan di post-post sebelumnya. Alhamdulillah setelah satu semester A kun sekolah di Indonesia, bisa belajar dan bermain bersama teman-temannya.

A kun juga sudah melaksanakan vaksin kedua, sempat demam setelahnya namun Alhamdulillah sudah sehat kembali dan bisa bersekolah. Minggu sebelumnya suami sehabis vaksin kedua malah demam sampai dua hari dan lebih parah dibandingkan A kun. Alhamdulillah sudah sehat semua. Mamil (Mamah yang lagi hamil) siap-siap vaksin kedua akhir bulan ini.

Alhamdulillah dipercaya teman lagi untuk menjadi narasumber berbagi pengalaman meraih beasiswa, senang rasanya bisa berbagi walaupun sedikit.

Alhamdulillah minggu ini kalau waktunya kami kulineran sekitar Samarinda, mencoba kuliner rekomendasi dari akun ig-akun ig kuliner samarinda. Mencoba hal baru setiap saat dan menemukan makanan enak di Samarinda itu ternyata seru ya. Bulan depan harus mengurangi jajan diluar ya yah! (kalimat yang selalu diucapkan namun sulit dilaksanakan).

Mau mengeluh tapi ini namanya jurnal syukur ya, bukan jurnal mengeluh hiks. Baiklah, review Bullet Journal saya, bahwa masih banyak pekerjaan penting yang masih harus diselesaikan pekan depan. Nampaknya jam saya berubah seiring adaptasi anak-anak mulai bersekolah. Mamil harus tetap semangat meski kaki terkadang bengkak-bengkak!

Bersyukur semua sehat, semua damai aman tentram di rumah. Banyak ketawa, sampai calon debay aja gerak aktif sekali di dalam perut. Semoga semua pekerjaan penting bisa diselesaikan satu persatu pekan depan aamiin ya Allah.

Buat keluarga dan sahabat yang sedang mendapatkan ujian dan tantangan semoga Allah memberi kemudahan mendapatkan solusi terbaik bagi setiap ujian dan tantangan tersebut. Insya Allah, Allah tahu kalian mampu melewatinya. Tetap Semangat!

Sekian jurnal syukur minggu ke III, tetap semangat!

Alhamdulillah pekan ini. Bismillah untuk pekan depan yang lebih baik…

Wassalam

#daily

#KLIP2022

#catatanharian

Posted in Daily, Diary

Menjadi Narasumber

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Sabtu, 22 Jan 2022

Sejak ikutan Ibu Profesional, saya jadi semakin terlatih untuk berani mengambil peran. Salah satunya jadi narasumber. Awalnya saya pikir jadi narasumber itu haruslah yang ahli beratus tahun dibidangnya, namun Ibu Septi selalu membesarkan hati dan memotivasi para Ibu bahwa niat kita berbagi itu karena kita lebih banyak tahu dibandingkan kita yang dahulu, tidak masalah lebih banyak tahunya berapa lama atau ada yang lebih berpengalaman daripada kita, karena selalu ada orang yang ingin belajar dari pengalaman kita.

Menjadi narasumber juga melatih kemampuan public speaking juga, saya juga baru menyadari setelah beberapa kali bahwa saya itu doyan ngomong dan bisa meyakinkan orang lain (ini kata teman-teman saya). Andai kalian tahu bagaimana saya saat sekolah dulu, pendiam-pemalu-tidak PDan, bahkan ibu saya sendiri saja tidak percaya saya jadi dosen: itu gimana siy teteh kalau didepan mahasiswa yang puluhan, emang kedengaran kalau teteh ngomong?

Malam ini, kali kedua saya menjadi narasumber untuk acara milik organisasi non profit dimana teman-teman saya bernaung, Universal Language Centre, tempat anak muda/mahasiswa S1 melatih kemampuan bahasa sekaligus persiapan untuk meraih beasiswa sekolah S2 di Luar Negeri. Jangkauannya nasional lho.

Jadi narasumber workshop beasiswa dan bagaimana membuat Motivation Letter. Saya terima kasih banget ini, pengalaman bergabung di Klub Literasi IP Asia dan tim Hexamagz di kelas Bunda Produktif membuat saya lebih terlatih memperbaiki naskah atau tulisan (orang lain) hihihi… jadi kemampuan ini terpakai saat workshop ini.

Dan yang paling saya sukai adalah memotivasi orang lain agar semangatnya semakin menyala-nyala, semakin berani dan tercerahkan untuk cepat lulus kuliah dan meraih beasiswa untuk lanjut sekolah. Hal ini membuat saya juga semakin termotivasi untuk cepat lulus, aamiin…

Selain hal-hal diatas, menjadi narasumber juga membuat kita semakin bersemangat menjalani hidup karena berbagi itu membuat diri kita lebih berarti, menambah “bahan bakar” semangat kita menjalani apapun yang sedang dihadapi. Ternyata kita membawa manfaat bagi orang lain lho…

Jadi, jika ada tawaran untuk mengambil peran menjadi narasumber dan berbagi pengalaman serta ilmu, PD aja untuk mengiyakan.. Insya Allah banyak hal baik akan kita dan orang lain dapatkan. Semangat!

Wassalam

#catatanharian

#daily

#KLIP2022