Posted in Daily, Diary, Guide to being happy

Berbagilah walau sedikit

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 28 Agustus 2020

Ada beberapa artikel hari ini, sebenarnya 2 artikel ini draftnya sudah saya buat di One Note sebulan lalu, niatnya didiamkan mana tau bisa saya tambahin lagi, ternyata nggak ada nambah, cuman ganti judul dan saya lebih seneng kalau langsung submit aja hehehehe….

Tulisan ini dibuat dengan niat sebagai pengingat diri saya, berdasarkan apa yang saya alami sendiri. Semoga pengingat inipun membawa manfaat dan pencerahan bagi yang membacanya.

Mesti banget ditulis niat menulis ya gengs, iya banget soalnya takut ada yang GR, dikira nyindir… padahal Insya Allah saya tau banget nggak enaknya disindir diusik digibahin, makanya berusaha nggak melakukan hal-hal nggak enak tersebut dan berusaha nggak mengusik hidup orang lain, kecuali keinget mantan ya #eh

Mempertanyakan kepakaran narasumber 

Ini sedang hangat “dibahas”, atau bahasa gaulnya itu digibahin atau  dinyinyirin. Ketika ada orang yang kita  kenal kemudian  namanya  terpampang di poster atau flyer webminar dan di sana tertulis  nama  serta  kapasitas  orang tersebut. Kita jadi mempertanyakan: apakah benar orang yang kita kenal itu  ahli  dibidang tersebut? “Kok kayanya ada yang lebih jago deh, lho… dia kan sama  aja kaya saya,  kalau gitu ya saya juga bisa”. 

Seru ya nge”bahas” ini, tapi saya mencoba melihat dari sudut pandang yang lebih positif, mencoba berbaik sangka. Apalagi mendapat pencerahan setelah berdiskusi dengan suami, bapak yang paling berbaik sangka terhadap semua hal Masya Allah…

Pakar itu definisinya apa siy? 

Menurut KBBI,

Pakar: (orang) ahli; spesialis. Ahli: orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian) 

Nah, pertanyaan berikutnya adalah: seberapa ahli diri kita sehingga kita  bisa membagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain? 

Banyak teman saya (dan saya juga) yang menolak dijadikan narasumber dengan alasan: saya belum ahli dibidang itu. Yang mana menurut saya dan banyak orang bahwa beliau sudah berpengalaman di bidang tersebut.

Namun ada juga orang yang menangkap semua kesempatan menjadi narasumber, yang mana menurut sebagian  teman dekatnya:  “Dia nggak ahli-ahli banget tapi kok berani jadi narasumber?”

Mari kita berbaik sangka terhadap orang lain dan lebih PD terhadap diri sendiri dengan beberapa pencerahan berikut ini:

  • Selain dari suami, sebelumnya saya mendapat pencerahan dari  Ibu Septi, Founder IP, bahwa kita harus Percaya Diri dan mau berbagi  dengan ilmu  yang kita miliki,  ukuran ahlinya adalah diri kita sendiri  bahwa kita lebih  banyak tahu, lebih bisa, lebih terampil  dan lebih  berpengalaman dibandingkan dengan diri kita sendiri beberapa waktu  sebelumnya, setahun sebelumnya misalkan. 
  • Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu,  bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) 

 (Sumber lengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/6409-sampaikan-ilmu-dariku-walau-satu-ayat.html ) 

Ayat ini juga bisa menjadi contoh bahwa tidak perlu seorang ahli agama  untuk bisa memberi nasihat kepada orang disekitarnya. Namun apapun itu jika kebaikan maka harus disampaikan. 

tambahan lagi,

“Jangan sekali-kali merasa malu memberi walaupun sedikit,  sebab tidak  memberi sama sekali pasti lebih sedikit nilainya.” (Ali bin Abi Thalib) 

Maka apa yang harus kita lakukan andai suatu saat ditawari kesempatan  menjadi narasumber?

  1. Percaya Diri 
  2. Niatkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman 

Dan apa yang dilakukan jika ada yang nyinyirin kita karena  menjadi narasumber? 

  1. Bersyukurlah, karena diberi kesempatan untuk mendapatkan ladang  pahala dari amal jariyah. Tidak semua orang diberi kesempatan besar  ini maka bersyukurlah 
  2. Kalau kata teh Dian, IP Asia: so what?? cuekin aja

Dan apa yang harus kita lakukan untuk mengerem diri kita dari azab gibah?

  1. Ada satu quote gitu, saya lupa sumbernya dan caripun belum ketemu, silahkan ya komentar di kolom komen kalau ada pembaca yang tahu: Jika ada yang bercerita tentang kisah yang sudah pernah kamu  dengar ribuan kali, maka dengarkan saja seakan-akan kamu baru pertama  mendengarnya… Belajar menjadi pendengar yang baik
  2. Stay humble, jangan sok lebih tahu ya buuk… di atas langit masih ada langit
  3. Tetap beri semangat teman kita sebagai bentuk dukungan karena dia sudah berani dan meluangkan waktu menjadi narasumber

segitu aja kali ya, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi aamiin

Wassalam

Posted in Daily, Diary, Guide to being happy

Semua Menarik

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Jumat, 28 Agustus 2020

Ada beberapa artikel hari ini, sebenarnya 2 artikel ini draftnya sudah saya buat di One Note sebulan lalu, niatnya didiamkan mana tau bisa saya tambahin lagi, ternyata nggak ada nambah, cuman ganti judul dan saya lebih seneng kalau langsung submit aja hehehehe….

Tulisan ini dibuat dengan niat sebagai pengingat diri saya, berdasarkan apa yang saya alami sendiri. Semoga pengingat inipun membawa manfaat dan pencerahan bagi yang membacanya.

Saat ini, dimasa Pandemi dan Work From Home,  banyak webminar  atau  seminar secara daring dilakukan. Mulai dari akademisi sampai praktisi,  dari sharing tentang tips-tips, tentang keilmuan  dasar, metode riset  hingga teknologi terbaru di lapa-ngan. 

Disaat teknologi informasi semakin mudah kita dapatkan, hanya dengan  menyentuh layar HP digenggaman tangan maka semua informasi akan  kita dapatkan. Begitupun dengan Webminar, semua info dan jadwal webminar membanjiri  grup-grup Whats App, mulai yang gratis sampai yang berbayar.

Semua nampak menarik, semua ingin diikuti. Bahkan ada beberapa  webminar yang jadwalnya bersamaan. No problemo, satu bisa menggunakan  laptop satu lagi dengan  HP atau  tablet

Namun, apakah semua usaha dan energi yang kita keluarkan untuk  mengikuti itu semua sepadan dengan ilmu yang kita peroleh? 

Tidak ada ilmu yang sia-sia, namun apakah semua  ilmu itu  merupakah  hal yang kita butuhkan  untuk meningkatkan skill kita?

Dan kalaupun kita butuhkan, apakah dibutuhkan saat ini sehingga  meninggalkan kegiatan lain yang sebenarnya  jauh lebih  prioritas  untuk dikerjakan? 

Jay Shetty seorang motivator mengatakan : when it comes to your skill invest in your strengths, when it comes to your qualities invest in your weakness 

Ketika saya belajar di kelas Bunda Cekatan IP, saya belajar untuk mengasah skill yang merupakan strength diri dan diajarkan untuk bisa memilih mana yang dibutuhkan di masa tsunami informasi ini. 

Semua menarik dan semua baik, namun alangkah bijaknya jika waktu yangkita miliki kita gunakan untuk mempelajari ilmu yang kita butuhkan  untuk saat ini. Ilmu lain akan kita pelajari di saat kita butuhkan  dikemudian hari.  

Kita juga sering FOM (Fear of Missing Out), ketakutan  nggak update  dengan informasi terkini, walaupun belum  tentu informasi itu kita  perlukan dalam peningkatan keahlian kita. 

Akhir kata, semoga kita diberi kemudahan dan kelancaran menimba ilmu yang bermanfaat baik bagi diri kita maupun bagi lingkungan sekitar kita aamiin

Wassalam

Posted in Daily, Diary, Keeping Soulmate

Miss My Girls Sangat…

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Kamis, 27 Agustus 2020

Ini hanya tulisan random tanpa ada pelajaran di dalamnya siy, kayanya…

Beberapa hari ini, sahabat-sahabatku yang cewe, gadis, masih muda dan single sedang curhat lagi setelah sekian lama…topik apa lagi kalau bukan cowo, asmara dan jodoh

Terima kasih ya, sudah mempercayakan kisah kalian ke tetehmu yang sebenernya nggak ahli juga masalah ginian, malah banyak gagalnya wkwkkwkw

Terima kasih lho, kisah-kisah kalian bisa teteh ambil hikmah dan menjadi salah satu inspirasi untuk tulisan-tulisan di blog ini

Oh iya, bahkan sekarang mamah saya sendiri suka curhat soal suaminya, alias kakeknya Alif wkwkwkwk…

rindu kalian semua, see you kiss kiss

semoga kalian semua mendapatkan jodoh terbaik menurut Allah, langgeng sedunia sesurga aamiin…aku jugaaa aamiin

Wassalam

Posted in Diary, Keeping Soulmate

Cepet Lulus Mah…

Assalamuallaikum minna san,

Bismillahirrahmanirrahim…

Rabu, 19 Agustus 2020

Tepat sebulan dari menulis di blog terakhir kali ya…

hanya ingin merekam pembicaraan saya dan suami barusan, sore hari sekitaran jam 15:30 WITA atau jam 16:30 JST

sebagai penyemangat saya juga bahwa dari sekian alasan, ada tambahan alasan ini dikala setiap pagi membuka laptop/PC

barusan suami bilang:

“Ayo mah cepet lulus, biar bisa kulineran bareng…banyak kan mah kuliner baru di samarinda yang mamah belum tau dan rasain”

saat itu beliau lagi makan sop buah pinggir jalan di dalam mobil sambil vcall saya. Baru selesai ngecek lapangan dan belum sempat makan siang. Saya khawatir luar biasa kalau beliau keluar rumah di saat pandemi seperti saat ini.

Kemudian beliau bilang lagi,

“Ayo mah cepet lulus, biar bisa bikin apa gitu di dapur bareng…”

Saya cuman bisa menatap beliau sambil nyess dalam hati, nahan mewek…

Teringat banyak hal yang ingin kami lakukan bareng, travelling bareng anak-anak, naik gunung, ke pantai, kemping, piknik atau hanya di rumah, ngurusin halaman belakang, menata rumah, bikin kebun kecil

Aamiin… Insya Allah, Insya Allah…

semangat mamah, InsyaAllah kamu bisa!

Wassalam

ps: terima kasih ayah selalu sabar ngadepin mamah…I love you…